Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Renita Nur Prijayanti

Wujudkan Mimpi, Wujudkan Realisasi Mengembangkan Ekonomi

Sastra | Saturday, 25 Sep 2021, 23:44 WIB

Kita sudah menginjak satu tahun lebih saat pertama kali wabah covid-19 melanda satu dunia. Di negara kita sendiri, kebijakan-kebijakan baru bermunculan untuk menekan angka penyebaran virus demi melindungi keselamatan warga negaranya. Mulai dari pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), WFH (Work From Home), PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), dan lain halnya. Melakukan semua kegiatan dari rumah awalnya menghambat kebiasaan kita yang sering beraktivitas di luar dan salah satu akibatnya berdampak pada perekonomian yang menurun.

Pada saat pemberlakuan kebijakan baru seperti PSBB dan PPKM, baik para pekerja, pelaku UMKM, termasuk ekonomi nasional menurun sehingga jumlah pengangguran meningkat menjadi 9,77 juta orang. Namun dalam pemulihan perekonomian nasional, Indonesia melakukan Program Ekonomi Nasional (PEN) yang ditetapkan pada 9 Mei 2020 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 yang bertujuan mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dari sektor riil dan sektor keuangan dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19. Menko Airlangga Hartato juga mengemukakan anggaran PEN 2021 ditetapkan sebesar Rp.553,09 triliun dengan jumlah Rp.156,06 triliun digunakan sebagai dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi.

Bantuan yang disalurkan kepada UMKM seperti yang dikatakan Direktur Bisnis Penjaminan, PT Jaminan Kredit Indonesia, Suwarsito, berharap eksitensensi UMKM tetap terjaga dan menjalankan usahanya. Pelaku usaha kecil sampai menengah yang mendapatkan subsidi bantuan, mengelola dananya dengan membelanjakan keperluan usaha. Dan jenis usaha selama dilanda pandemi ini adalah berbasis online. Pada awalnya, mengganti metode sistem perjualan berjalan sulit terutama bagi pelaku usaha yang terbiasa berkeliling di jalan apalagi tidak memiliki gawai yang memadai.

Maka kebutuhan beradaptasi baru dibutuhkan dan tentu saja waktu luang yang banyak memberi kesempatan untuk memikirkan langkah apa yang seharusnya dilakukan saat pandemi maupun harapan setelah pandemi pergi. Rencana bisnis untuk membuka usaha baru mendobrak perekonomian di Indonesia karena banyaknya pegawai yang terkena dampak pandemi dan berakibat pemecatan, beralih menjadi pelaku usaha UMKM. Selain menjamin pemasukan semenjak pandemi, program yang mendapat dukungan langsung dari pemerintah ini bisa menjadi langkah awal untuk membangun usaha yang lebih besar.

Sekiranya dana sekitar 2, 4 juta yang diberikan kepada masing-masing UMKM tahun 2020, dan turun setengahnya sekitar 1,2 juta untuk tahun sekarang, sebagai bantuan terhadap pelaku usaha kecil sampai menengah. Harapan dari yang awalnya bertahan hidup apabila pandemi berakhir menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Mengingat lonjakan virus Covid-19 tidak segempar setahun yang lalu, terlebih Indonesia berada di urutan keempat negara yang penduduknya sudah divaksin sebanyak 56.99 juta. Serta kondisi PPKM yang membolehkan untuk kembali beraktivitas dengan memperhatikan peraturan. Misalnya, pelaku UMKM seperti pedagang kaki lima, toko kelontong, dan lain halnya diizinkan asal dengan mematuhi protokol kesehatan ketat sampai pukul 21.00.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTAMochammad Rofiq mengeluarkan kue dari dalam oven di Rumah Nastar Surabaya di Kampung Ketandan, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). Untuk bertahan di tengah banyaknya UMKM yang berhenti beroperasi akibat pandemi, ia mengaku lebih kreatif untuk mempromosikan produk kuenya.

Keadaan pandemi yang berangsur membaik ini membuka peluang lebih besar dan pengandaian yang memungkinkan untuk bisa mengeskpos usaha lebih luas lagi. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk membuat perekonomian Indonesia tetap berjalan salah satunya adalah membantu para pelaku usaha UMKM, terutama sosialisasi menyesuaikan pemasaran di sektor digitalisasi UMKM. Kemenkop dan UKM Indonesia membangun kolaborasi dengan pasar daring untuk membantu pelaku UMKM agar dapat lebih mudah memasarkan produknya secara digital baik diranah nasional sampai internasional.

Sejumlah narasumber dalam talkshow online di Jakarta, Kamis (23/9). Talkshow yang diselenggarakan oleh Republika ini mengangkat tema KitaBisaUsaha.Prayogi/Republika.

Pembekalan ini tentu sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha UMKM dalam menjual dagangan sehingga mendapat penghasilan yang mumpuni ke depannya. Apabila pandemi benar-benar berakhir, pelaku usaha yang awalnya melek digitalisasi mampu memanfaatkan gawai untuk memasarkan produknya. Bekerja di dua sektor sekaligus, berjualan luring dan daring akan menambah income yang baik sehingga angka pengangguran pun dapat diminimalisir. Para pelaku usaha baru akan bermunculan untuk membuka lebih banyak inovasi yang tidak hanya bermanfaat bagi mereka tetapi juga negara. Sebab UMKM memiliki kontribusi penting terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1 % dengan tenaga kerja dunia usaha UMKM sebanyak 117 juta pekerja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image