Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lu'lu Mar'atul Farhah

Kehidupan Baru Setelah Pandemi

Lomba | 2021-09-25 23:32:06

Baru-baru ini banyak beredarnya berita di media elektronik maupun media sosial tentang menurunnya jumlah kasus covid-19. Berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 angka positivity rate kasus covid 19 pada 20 September 2021 sebesar 1,28% (https://www.republika.co.id/berita/qzqczd487/covid19-terus-menurun-positivity-rate-hari-ini-128-persen). Hal ini menandakan dari jumlah specimen yang di tes covid 19, hanya satu orang dari sekian banyak specimen yang dites covid-19.

Berita ini disambut baik oleh masyarakat Indonesia karena pada akhirnya kasus covid-19 mengalami penurunan yang drastis. Menurunnya angka kasus positif covid-19 ini diikuti dengan meningkatnya angka kesembuhan covid-19 hal ini dijelaskan oleh Juru Bicara Pemerintah Satgas Penanganan Coivd 19 yaitu Wiku Adisasmito pada konferensi pers.

Mobilitas masyarakat semakin hari kian meningkat, karena adanya pemberitaan tingkat angka kasus covid-19 menurun. Pusat perbelanjaan saat ini ramai kembali dikunjungi oleh masyarakat, bioskop kembali dibuka dengan protocol kesehatan yang ketat. Pemerintah saat ini telah mengizinkan kepada pengelola pusat perbelanjaan dan hiburan untuk dibuka kembali dengan syarat mengikuti protocol kesehatan secara ketat diantaranya akses masuk dan keluar melalui aplikasi pedulilindungi.id, memakai masker dan menjaga jarak. (https://www.idxchannel.com/economics/dibuka-kembali-para-pengunjung-mal-mulai-serbu-bioskop-cgv)

Pada tulisan ini penulis akan memberikan opini secara pribadi tentang bagaimana kehidupan baru setelah pandemic mulai berakhir dari persepektif komunikasi dengan menggunakan teori Laswell yaitu siapa (who), apa yang dikatakan (say what), melalui media apa (in which channel), kepada siapa (to whom), pengaruh (with what effect). Penulis hanya menggunakan sebagaian point yang termasuk kedalam teori Laswell yaituapa yang dikatakan (say what) dan dampaknya (effect)

Apa isi pesan dan apa dampak pesan yang dikatakan terkait Kehidupan Baru Setelah masa Pandemi?

Berdasarkan website satgas covid-19 (www.covid19.go.id) Pemerintah Indonesia saat ini terus mendorong dalam meningkatkan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah sangat gencar untuk melakukan vaksinansi masyarakat Indonesia karena berdasarkan penelitian seseorang yang telah dilakukan vaksinasi secara lengkap dan teratur dapat mengurangi resiko terpapar Covid-19.

Sumber : republika.co.id

Vaksinasi menjadi hal yang baru pada kehidupan saat ini, sebelum adanya pandemic covid-19 masyarakat jarang yang mengetahui tentang vaksin. Vaksin merupakan antigen (mikrooranisma) yang diinaktivasi atau dilemahkan apabila diberikan kepada seseorang yang sehat dalam rangka menimbulkan antibody pada seseorang tersebut (https://www.biofarma.co.id/id/researcher/detail/vaksin). Kehidupan setelah adanya pandemic masyarakat khususnya di Indonesia jadi lebih mengetahui tentang apa itu vaksin serta kegunaannya. Hal ini yang pemerintah lakukan dalam memberikan pesan kepada masyarakat bahwa masyarakat untuk dapat melakukan vaksinasi covid-19 di wilayah nya masing-masing.

Sumber : biofarma.co.id

Kemudian isi pesan yang kedua tentang kehidupan baru setelah pandemic ialah menjaga kebersihan. Kita samasama mengetahui saat pandemic covid-19 mulai menyebar di wilayah Indonesia, pemerintah baik non pemerintah gencar menyebarkan informasi mengenai kesehatan yaitu dengan selalu mencuci tangan dengan baik dan benar. Mungkin dari beberapa orang menjadi hal yang aneh apabila masuk ke dalam suatu tempat harus melakukan cuci tangan terlebih dahulu. Sebelum ada nya pandemic mungkin kita bisa dikatakan jarang melakukan hal seperti itu, akan tetapi saat pandemi sekarang ini kita mau tidak mau suka tidak suka melakukan hal tersebut, Karen mencuci tangan bisa dapat mengurangi resiko penularan.

Isi pesan terakhir ialah menjaga protokol kesehatan secara ketat. Pandemi belum berakhir, vaksinasi bukan menjadi hal yang utama dalam mengurangi penularan covid-19. Menurut Jubir Satgas Covid 19 yaitu Prof Wiku mengatakan bahwa “Vaksin tidak dapat menjadi satu-satunya tameng kita. Vaksinasi, terutama jika hanya dosis pertama dan tidak dibarengi protocol kesehatan secara ketat tidak dapat menjamin seseorang dapat terhindar dari penularan covid-19” (https://covid19.go.id/berita/vaksinasi-lengkap-dibarengi-disiplin-prokes-menjadi-upaya-penting-hindari-lonjakan-kasus). Dampak yang dapat kita terima dan ambil dari pesan ini ialah kita harus dapat terus menjaga protocol kesehatan secara ketat jika berada dan bepergian ke tempat yang ramai. Protokol kesehatan yang ketat dengan cara tetap menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak serta menjauhi kerumunan.

Akhir dari kehidupan baru setelah pandemic saat ini belum tercapai dengan apa yang diharapkan pemerintah, masih banyak masyarakat diluar yang mengabaikan himbauan mengenai Covid-19. Hal ini menjadi tugas penting bagi pemerintah serta masyarakat untuk terus dapat berkontirubi dan saling membantu dalam rangka mengurangi tingkat penularan covid-19 di Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image