Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mariya Ulfa Septya Ningrum

Pandemi Berlalu, Awal Baru Bagi Pertunjukan Kesenian Barongan

Lomba | 2021-09-25 22:11:54
Dokumentasi pribadi

Pertunjukan Kesenian Barongan Saat Pandemi

Pagi ini terasa berbeda bagi warga RW 9 Desa Pasuruhan Lor, Kabupaten Kudus. Suara gamelan tiba-tiba terdengar merdu, menyambut datangnya pagi di akhir pekan. Bonang dan gendang yang ditabuh, terdengar sangat selaras dengan bunyi terompet yang khas. Tua muda, besar kecil, pria wanita tak segan untuk bergabung, turut menikmati suara yang sudah lama tidak mereka dengar.

Musik gamelan merupakan pengiring pertunjukan kesenian Barongan. Meski gamelan yang digunakan lebih sederhana daripada gamelan yang digunakan dalam pertunjukan wayang, pertunjukan kesenian Barongan tetap menarik minat banyak orang.

Sebelum pandemi, pertunjukan Barongan digunakan untuk tradisi ruwatan sebelum acara khitan atau pernikahan. Pertunjukan Barongan selalu menarik minat banyak orang karena memang sudah jarang ada yang menanggap pertunjukan ini saat ada hajatan.

Pandemi Corona yang tiba-tiba datang di awal 2020, berpengaruh besar terhadap eksistensi kesenian ini. Kebijakan pemerintah yang melarang segala bentuk aktivitas yang menimbulkan kerumunan, termasuk penyelenggaraan hajatan. Hal ini sangat berdampak kepada pertunjukan Barongan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Pekerja seni yang biasanya ambil bagian dalam pertunjukan Barongan, kehilangan pemasukan selama pandemi. Banyak dari mereka yang banting setir entah itu menjadi buruh tani atau buruh bangunan.

“Pokoknya apa saja. Selama itu halal dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari tidak masalah.” Pak Koce salah satu coordinator pertunjukan Barongan menuturkan keluh kesahnya.

Andai Pandemi Pergi

Tidak ada yang akan bertahan selamanya. Semua ada masanya, begitu pula pandemi Corona yang sempat mengguncang dunia dan membuat gaduh semua pihak. Setelah berkutat dengan virus yang sangat menular ini selama satu setengah tahun, pemerintah akhirnya mengambil langkah nyata dan cepat. Langkah itu tercermin dengan kebijakan pemberian vaksin kepada masyarakat sebagai usaha untuk menangkal penyebaran virus.

Jika masyarakat benar-benar mematuhi kebijakan pemerintah ini, tidak akan butuh waktu lama untuk mengakhiri semua drama virus Corona ini. Setelah herd immunity terbentuk, pemerintah akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosial secara perlahan dan bertahap. Kegiatan-kegiatan yang semua dilarang karena menimbulkan kerumunan, akan kembali diizinkan.

Hal ini tentu saja ditunggu-tunggu oleh pekerja seni pertunjukan Barongan. Jika kegiatan yang menimbulkan kerumunan kembali diperbolehkan, masyarakat bisa menggelar hajatan dengan menampilkan pertunjukan Barongan sebagai hiburan. Para pekerja seni pertunjukan Barongan pun kembali mendapatkan panggung.

Tidak bisa dipungkiri, Barongan sangat bermakna dan memiliki arti penting bagi masyarakat Kabupaten Kudus. Pertunjukan kesenian yang penuh dengan filosofi memang sangat menarik. Meski tidak sepopuler pertunjukan orkes dangdut, pertunjukan kesenian Barongan masih sangat diminati masyarakat, khususnya yang ingin melakukan hajatnya.

Sebagai bagian dari warisan budaya lokal Kabupaten Kudus, pertunjukan Barongan wajib dilestarikan. Para pegiat seni pertunjukan Barongan, selalu berusaha agar kesenian Barongan kembali menjadi primadona di masyarakat. Dengan melandainya kurva penambahan kasus Corona di Kabupaten Kudus, angin segar juga diharapkan bisa menghampiri para pekerja seni pertunjukan Barongan.

Keramaian itu sangat dirindukan. Semua seakan melebur menjadi satu saat menyaksikan betapa meriahnya pertunjukan Barongan. Setiap gerakan, tarian, dan musik yang dimainkan menggugah hati siapa pun yang menyaksikannya. Suara khas sinden dan penggerong membuat candu siapa saja yang mendengarnya.

Akan banyak hal yang dilakukan setelah pandemi usai. Semua akan kembali ke asalnya. Semua akan kembali kepada hakikatnya. Yang bisa kita lakukan sekarang hanya berusaha mematuhi semua protokol kesehatan dan banyak berdoa. Percaya saja bahwa pandemi ini akan segera berlalu dan kehidupan kita akan kembali seperti semula.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image