Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anas Febrian Rifai

Menyisir Keindahan Alam Kabupaten Banyuwangi

Olahraga | Saturday, 25 Sep 2021, 20:44 WIB

Siapa yang tak kenal daerah Banyuwangi. Kabupaten yang terletak di ujung timur pulau jawa itu menyajikan berbagai wisata alam. Promosi wisata dengan media sosial menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi baru bagi para wisatawan. Bahkan banyuwangin kerap dijuluki Bali” Jawa”.

Sejatinya kabupaten Banyuwangi telah dikunjungi banyak wisatawan. WIsatawan hanya singgah lalu menyebrang ke pulau dewata Bali. Kurangnya promosi, menyebabkan wisatawan tidak tahu menahu perihal pariwisata daerah Banyuwangi. Sehingga daerah ini kerap menjadi penyebrangan menuju pulau dewata.

Pariwisata banyuwangi baru terekspos kurang lebih 4/5 tahun yang lalu. Masifnya penggunaan media sosial membantu wisatawan untuk berkunjung ke daerah Banyuwangi. Hal ini juga direspon baik oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk pengembangan potensi pariwisata di kawasan tersebut. Beberapa objek pariwisata menjadi andalan misalnya saja Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan Teluk Hijau.

Pariwisata ke Banyuwangi termasuk perjalanan yang tidak mengeluarkan dana banyak(daripada ke Bali). Untuk tiket masuk jelas tidak menghabiskan biaya banyak karena hanya sekitar wisata alam. Pengeluaran akan lebih banyak pada bagian logistik dan biaya pulang pergi. Untuk biaya logistik tentu tidak semahal daerah Bali, hanya saja perlu kecermatan untuk mencari bahan makanan dan lokasi untuk makan.Kemungkinan keluar banyak pada tempat singgah,beruntung lagi bila memiliki teman/saudara di daerah Banyuwangi.

Keindahan wisata alam Banyuwangi membuatku tertarik berkunjung ke daerah tersebut. Kebetulan aku memiliki teman dekat yang tinggal di daerah Banyuwangi. Segala persiapan telah kulakukan dari biaya transportasi, waktu luang temanku, hingga objek wisata yang akan dikunjungi. Waktu telah ditentukan, aku akan berangjat ketika liburan semester 4 atau lebih tepatnya bulan Juli 2020. Namun, pandemi melanda Indonesia pada bulan maret sehingga perjalananku harus dibatalkan.

Pandemi telah melanda Indonesia selama 1,5 tahun. Awalnya pandemi diperkirakan berhenti sebelum 2021 namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan usai. Aku juga menanggalkan keinginanku untuk berpergian selama pandemi. Selain sulitnya persyaratan perjalanan, biaya yang dikeluarkan lebih banyak untuk keperluan tes antigen ataupun tes rapid.

Namun, sebagai umat islam harus bersabar menghadapi berbagai ujian. Selain itu, harus yakin bahwa rencana Allah itu yang terbaik. Sehingga akan memperoleh gantinya kelak setelah pandemi usai.

Untuk saat in keinginanan berwisata ke Banyuwangi belum surut. Tentunya juga berharap dengan masifnya vaksinasi dan pandemi lekas berakhir. Vaksinasi sebagai salah satu bentuk ikhtiar untuk menyelesaikan masalah pandemi. Sebagai hamba kita hanya bisa berusaha dan kita pasrahkan seluruhnya kepada yang Maha Kuasa. Dan pada akhirnya kita berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat virus Covid-19.

Banyuwangi tentu menjadi tujuan utama bila pandemi telah usai. Rencana yang telah disusun matang dan mumpung ada teman disana menjadi alasan kuat untuk berpergian. Selain itu, menjadi perjalanan pertamaku di wilayah Jawa Timur. Selama ini aku hanya berkutat di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY.

Selain berwisata ke Banyuwangi, berbagai harapan terselip setelah pandemi usai. Berbagai acara tertunda ketika Pandemi melanda Indonesia. Namun, perjalanan ke Banyuwangi menjadi salah satu yang bakal dilakukan, selain teman yang masih menetap di Banyuwangi dan ingin berwisata di salah satu Bali yang berada di Jawa.

Tentu sebagai masyarakat berharap peran aktif dari pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan Pandemi. Setidaknya ini sebagai ujian dari Tuhan yang Maha Kuasa dan pengingat bahwa manusia tidak ada apa apanya. Semoga dengan adanya pandemi dapat mengangkat derajat umat manusia di seluruh dunia dan menyadarkan kita bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhakan. Dan tentunya tetap selalu menjaga kebersihan supaya masalah penyakit ini tidak timbul kembali di muka bumi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image