Fakta Rambut Rontok saat Hamil dan Tips Mengatasinya
Eduaksi | 2022-05-22 15:58:17Fakta Rambut Rontok saat Hamil dan Tips Mengatasinya
Rambut rontok saat hamil merupakan salah satu kondisi yang kerap dialami oleh setidaknya 40–50% ibu hamil. Meski cukup sering terjadi, keluhan ini umumnya hanya bersifat sementara. Namun, bila kondisi rambut rontok dirasa cukup mengganggu, ada beberapa tips yang dapat Bumil lakukan untuk mengatasinya.
Sebagian ibu hamil mungkin mengalami pertumbuhan dan perubahan rambut menjadi lebih tebal dan bersinar. Namun, tidak sedikit ibu hamil yang justru mengalami kerontokan rambut saat hamil.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron yang membuat rambut menjadi lebih kering dan mudah patah atau rontok.
Fakta Mengenai Rambut Rontok saat Hamil
Pada dasarnya, 90% rambut yang ada di kepala sedang mengalami fase pertumbuhan, sedangkan 10% lainnya memasuki fase istirahat yang kemudian akan rontok setiap 2–3 bulan untuk digantikan dengan rambut baru.
Saat hamil, perubahan hormon terkadang menyebabkan jumlah rambut yang masuk ke fase istirahat meningkat hingga mencapai 60%. Kondisi ini disebut juga telogen effluvium. Rambut rontok saat hamil biasanya terjadi pada usia kehamilan sekitar 1–5 bulan.
Selain karena perubahan hormon, rambut rontok saat hamil juga terkadang disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu, seperti:
Kekurangan mineral atau vitamin
Stres saat hamil
Penghentian pemakaian pil KB atau KB suntik
Penyakit tertentu, misalnya gangguan tiroid dan PCOS
Efek samping obat-obatan, misalnya obat penurun tekanan darah, obat pengencer darah, obat epilepsi, dan antidepresan
Tips Mengatasi Rambut Rontok Saat Hamil
Jika Bumil mengalami rambut rontok dan merasa terganggu karenanya, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan rambut rontok, yaitu:
1. Gunakan sampo yang tepat
Saat keramas, gunakan sampo dan kondisioner dengan kandungan yang lembut dan tidak menyebabkan iritasi. Saat memilih sampo dan kondisioner, pilihlah produk yang mengandung silika dan biotin, karena dinilai aman dan efektif untuk mengatasi rambut rontok.
2. Hindari menyisir rambut saat basah
Rambut cenderung lebih rapuh saat basah. Oleh karena itu, hindari menyisir rambut dalam keadaan basah, terutama dengan sisir bergigi rapat. Rambut basah dapat disisir terlebih dulu dengan menggunakan jari tangan. Selain itu, hindari juga terlalu sering menyisir rambut.
3. Hindari terlalu sering mengikat rambut
Terlalu sering mengikat rambut, baik diikat ke belakang menjadi cepol atau ekor kuda, berisiko membuat rambut menjadi lebih mudah patah. Bumil disarankan untuk lebih sering menggerai rambut.
4. Hindari perawatan rambut tertentu
Mengeringkan rambut menggunakan hair dryer dengan panas maksimal, terlalu sering meluruskan rambut dan menggunakan pengeriting rambut, serta mewarnai rambut dengan cat rambut berbahan kimia keras juga dapat memperburuk rambut rontok saat hamil.
Jika memang perlu menata rambut dengan beberapa cara di atas, Bumil sebaiknya menggunakan pengering atau pelurus rambut dengan suhu panas yang rendah. Untuk mencegah rambut rontok, Bumil juga sebaiknya menunda untuk mengecat rambut.
5. Konsumsi sayur dan buah
Buah dan sayur banyak mengandung antioksidan dan flavonoid. Kandungan tersebut dipercaya dapat memperkuat rambut yang tumbuh dan melindungi folikel rambut, sehingga rambut tidak mudah rontok.
Beberapa jenis buah dan sayur yang mengandung kedua nutrisi tersebut di antaranya stroberi, kubis, bayam, tomat, dan brokoli. Antioksidan juga banyak terdapat pada cokelat hitam dan teh hijau.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Fakta Rambut Rontok saat Hamil dan Tips Mengatasinya silahkan kunjungi website dibawah ini ????
www.supranaturalnusantara.com/buka-aura
By Supranatural Nusantara Layanan Buka Aura Paranormal Indonesia
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.