Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image DIAN ELFIA

Andai Pandemi Pergi ; Merdeka dari Covid 19

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 08:41 WIB

Pandemi Covid 19 yang telah melanda Indonesia sejak akhir februari 2020 bahkan secara data telah terjadi beberapa bulan sebelumnya. Namun mayoritas masyarakat saat itu masih belum meyakini bahwa virus covid 19 di Indonesia akan menjadi wabah yang berat dan panjang seperti yg kita telah lalui, lebih dari 18 bulan lamanya. Ya, hampir 2 tahun.

Sejak Angka kasus positif terus meningkat bahkan sempat meroket di februari 2021 - juni 2021. Bahkan pandemi Covid 19 di indonesia dan penanganannya menjadi salah satu kejadian yang terburuk di dunia.

Pemberlakuan sekolah dan bekerja di rumah yang sekarang begitu familiar kita kenal dengan School from Home dan Work from Home. Berbagai sektor di masyarakat di non aktifkan sejak Maret 2020 dengan kebijakan PSBB lalu diperpanjang dengan pemberlakuan PPKM di tahun 2021. Untuk sebagian orang adalah Penjara Baru. Mayoritas masyarakat berubah secara rutinitas, pola hidup, pola bekerja, pola belajar, pola beraktivitas sosial, pola komunikasi. Hampir 90% kita lakukan secara online atay Virtual.

Bagi sebagian org "dirumahkan saja" adalah sebuah pemasungan yang dirasakan sangat mengekang, penuh keterbatasan, terkurung , tertekan dengan rasa takut akan terkena virus dan tidak sedikit mengalami depresi karena perubahan financial yang menurun secara drastis akibat pandemi ini.

Di 1 tahun pertama kita hidup dalam pandemi covid 19 sungguh bagai sedang dijajah oleh sesuatu yang tak kasat mata yang begitu menakutkan. Lalu lalang berita duka disetiap time line media sosial. Belum lagi cerita para penyintas saat terpapar covid yang menguatkan ketakutan alam bawah sadar kita.

Sebagian ketakutan berlebhan namun sebagian besar lain masih banyak yg mengabaikan , meragukan bahkan menganggap Covid 19 ini hanya bualan, alat politik dan opini negatif lainnya.

Di tahun 2021, tahun ke 2 pandemi Covid 19 dan masih harus menjalani masa-masa lebih banyak di rumah, membatasi kegiatan dan padatnya kegiatan virtual.

Saya menemukan cara untuk memerdekakan jiwa saya, anak-anak dan keluarga. Bahwa merdeka dari pandemi covid 19 ini adalah merdeka dari tekanan, rasa takut & kepanikan terhadap Covid 19.

Ini dia beberapa cara "Merdeka dari Covid Ala DIAN" :

1) Membiasakan diri patuh melaksanakan PROKES 5-10M (*banyak referensi) sebagai ikhtiar fisik, mengurangi kegiatan keluar rumah, menghentikan sama sekali untuk pertemuan baik dg teman atau keluarga.

2) Menenangkan diri dengan melakukan aktivitas positif dirumah selain bekerja dan sekolah online jg kita bs melakukan hobby olahraga, melukis, memasak menu baru atau mencari hobby baru misalnya fotografi ; menjepret benda2 dirumah dg modal handphone dan trik baru yg bs kita pelajari di google atau tiktok yg sedang trend ; Bergabung dalam whatsapp group berbagai komunitas mengaji online, komunitas sosial dan hobby.

Aktivitas outdoor menjelajah alam, hiking trip bersama keluarga merupakan salah satu suplemen jiwa yang menenangkan dan menyenangkan. Sebuah pelarian atas kejenuhan terutama bagi anak-anak yang terbelunggu selama seminggu penuh di dalam rumah.

3) Menjadikan shalat, doa, dzikir dan tilawah Al Quran sebagai senjata pamungkas merdeka dari Covid 19.

Rutin membaca doa Al Matsurat Pagi - Petang sebagai permohonan perlindungan dan rizqi pada Allah swt, merutinkan shalat taubat, membaca Al quran setiap habis shalat dan selalu mengakhiri malam dg witir, bacaan surat al mulk & al waqiah. Di beberapa malam meski belum bisa setiap malam , bermunajat dalam tahajud. Memperbanyak membaca shalawat dan melipatgandakan sedekah.

4) Terus mengupdate diri dengan informasi yang benar tentang Covid 19, menguasai ilmu dan informasi bagaimana menghindari Covid serta apa yang harus dilakukan jika ternyata kita terkena virus tersebut. Menyamakan persepsi, informasi terutama sikap kita terhadap Covid 19 kepada seluruh anggota keluarga agar kita "se-frekuensi". Ini pun menjadi sumber kedamaian juga kebebasan jiwa dari tekanan rasa takut. Dan menebalkan kesiapan mental dan jiwa kita serta keluarga.

Maasyaa Allah dengan cara "Merdeka dari Covid 19 Ala Dian" terasa jauh lebih menenangkan dan moment menjadi jiwa yang merdeka. Hijrah Lahir Bathin. Insyaallah.

Lebih sadar dalam menjalani "Karantina diri dan keluarga" yang telah merubah tatanan kehidupan kita secara drastis ini tetap bs membawa kedamaian dan ketenangan. Ketakutan kita gantikan dengan kepasrahan, Kecemasan kita rubah menjadi tawakal. Kejenuhan dan kebosanan kita jadikan jalan melahirkan ide serta kreativitas untuk menemukan kebahagiaan terlebih rasa syukur. Bahwa kita harus tetap bisa merasakan kedamaian serta kebahagiaan atas segala yang Allah takdirkan pada kita dalam kondisi apapun.

Alhamdulillah ala kulli hal, secara data empiris kita tahu bahwa kita tidak mungkin Merdeka dari pandemi ini dalam waktu dekat. Namun bukan berarti kita tidak bisa memerdekakan jiwa kita dari serangan buruk Covid 19 atasan pikiran dan perasaan kita. Seyogyanya Tubuh yang sehat berawal dari jiwa dan hati yang sehat dan kuat.

Mari merdekakan jiwa kita dari ketakutan, kecemasan dan kepanikan yang melemahkan. Bangunkan jiwa merdeka kita dg lahirnya rasa sabar serta rasa syukur yg lebih tinggi sebagai manifestasi ujian tawakal kita pada Allah SWT dalam 2 tahun pandemi ini.

Pergilah Wahai Pandemi !

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image