Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nisa Aulia Rohmah

Andai Pandemi Pergi, Akankah Netizen Indonesia Tak Barbar Lagi?

Eduaksi | Saturday, 25 Sep 2021, 06:35 WIB

Andai Pandemi Pergi, Akankah Netizen Indonesia Tak Barbar Lagi?

Lahir dan dibesarkan di ibu pertiwi ini bukanlah suatu pilihan melaikan karunia yang tak terbantahkan. Diberkahi budaya, keunikan, dan indahnya alam nan asri menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan destinasi pariwisata. Bakat dan karya putra-putri Indonesia juga menghiasi perjalanan karir Negri ini. Tapi negara lain acap kali memandang remeh Indonesia.

Sejak akhir tahun 2019, televisi Indonesia dipenuh pemberitaan COVID-19. Masyarakat Indonesia berada pada ambang kekhawatiran, PHK besar-besaran, kurva perekonomian menurun dan berita hoax yang menyebar tak terkendali. Berita duka silih berganti menyambangi handphone kita, suara sirine lalu lalang dan petugas ber-APD putih menjadi momok memprihatinkan.

Rakyat Indonesia dipaksa mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, memcuci tangan dan menjaga jarak. Membiasakan diri dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan Work From Home membuat masyarakat menghabiskan sebagian waktu dirumah untuk menjelajah dunia maya.

Siapa yang tidak tahu Fiki Naki ?

Dia adalah seorang pemuda asli Indonesia yang menguasai 7 bahasa. Kita bisa melihat video ometv percakapannya dengan bule di chanel youtub miliknya “Fiki Naki”. Namanya kian melambung setelah keterlibatannya dalam live Instagram kontroversial milik Dayana (youtuber perempuan Kazakhstan) yang dianggap merendahkan followers Indonesia.

“Aku tidak ingin popular di Indonesia sekarang, karena aku ingin terkenal di Rusia dan Kazakhstan” tutur Dayana (4/2). Ucapannya ini menyulut amarah netizen Indonesia, tagar unfollowdayana muncul, followers instagramnya turun drastis, haters berkomentar negatif di setiap postingan instagram, serta berimbas pada musik video terbaru Dayana yang mendapatkan dislike 61 ribu. Ujung konflik ini berakhir pada klarifikasi dan permohonan maaf Dayana kepada Netizen Indonesia.

Kasus rasisme juga pernah mencuat di ranah beranda youtub, Sebuah video viral menunjukan pemuda Korea Selatan yang menghina warga negara Indonesia. Percakapan antara youtuber Indah Asmigianti dan seorang pemuda ini membuat netizen Indonesia geram, pasalnya dengan jelas pemuda itu mengatakan orang Korea Selatan lebih diatas dari orang Indonesia dalam GDP, ekonomi, dll. Tak lama video ini viral, pemuda itu memposting permintaan maaf di akun istagram pribadinya dan menghapus akunnya karena netizen Indonesia mulai mulai menyerang privasi akun teman-teman dan istrinya.

Dalam laporan berjudul “Digital Civility Index (DCI) dipublikasikan oleh Microsoft, Liz Thomas mengungkapkan bahwa Netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara sebagai netizen paling tidak sopan denagn 76 poin. Faktor penyebabnya adalah hoax dan penipuan (47%), ujaran kebencian (27%), dan ucapan kebencian (13%). Laporan ini berdasarkan survey yang diikuti oleh 16.000 responden di 32 negara selama tahun 2020.

Respon netizen menanggapi ini sangat beragam. Pada kamis (25/2) malam akun Instagram Microsoft dibanjiri komentar hingga lebih dari 3.000 komentar dari netizen yang tak terima dengan hasil survey tersebut. Namun pada Jum’at (26/2) pagi kolom komentar akun itu dimatikan.

Kita tahu bahwa Negara Indonesia sangat membaggakan kontigen bulutangkis. Loyalitas, dedikasi dan apresia selalu mengiringi euforia kemenangan dari cabang olahraga ini. Ketika insiden Tim Bulutangkis Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021, karena di dalam pesawat tim Indonesia dari Istanbul menuju Birmingham terdapat satu penumpang yang positif Covid-19. Menimbulkan gejolak dan gelombang kecaman luar nergri tak terelakan.

Netizen Indonesia menumpahkan rasa kecewannya dengan mengisi akun official Instagram BWF dengan sumpah serapah. Akun ini sempat menghilang, karena report masal yang dilakuhkan pengunannya. Presiden BWF (Badminton World Federation) Poul Erik Hoyer sampai harus turun tanggan mengatasi masalah ini dan akui Indonesia Raksasa Bulu Tangkis Dunia.

Dan apakah dengan pandemi pergi, Netizen Indonesia bisa lebih sopan?

Ini akan menjadi PR besar bagi bangsa ini, jangan sampai budaya sopan santun tengelam dalam modernisasi teknologi. Dari rangkaian peristiwa diatas mari kita lebih bijak mengunakan sosial media, selalu selektif memilih informasi, dan tak lupa membiasakan diri berfikir sebelum menulis. Apa yang kita lakukan di dunia maya akan meninggalkan jejak digital dan UU ITE selalu siap menjerat kita tatkala lengah. Indonesia saat ini butuh kerja keras untuk merdeka dari Covid, bukan kehebohan di dunia maya!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image