Sebuah Angan Pasca Pandemi
Lomba | 2021-09-24 15:58:47Ketidakpastian adalah tantangan yang terus menghantui setiap orang di kala pandemi. Hingga tahun kedua, pandemi covid-19 masih berlangsung di Indonesia. Coronavirus kelihatannya enggan enyah dari tanah air dalam waktu dekat. Alhasil, pembatasan kegiatan masyarakat terus diberlakukan. Hal ini sangat memukul pergerakan ekonomi kelas menengah ke bawah. Tak hanya itu, krisis kesehatan pun masih melanda negeri ini. Penyebaran virus yang masif dengan tingkat mortalitas yang tinggi akibat covid masih menjadi momok masyarakat.
Pemerintah telah melakukan berbagai intervensi baik untuk membantu mereka yang kesulitan agar tetap bertahan, untuk menopang hidup masyarakat menengah ke bawah agar tetap tangguh, untuk mencegah sistem kesehatan agar tidak kolaps, maupun untuk mempertahankan perekonomian nasional agar tetap berjalan meskipun dengan tertatih - tatih. Sejumlah program perlindungan sosial dalam kerangka program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) telah digulirkan. Sebut saja Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Bantuan Sosial Tunai, BLT Desa, Diskon Listrik, dan jaring pengaman sosial lainnya telah diupayakan sedemikian rupa agar masyarakat rawan tetap aman.
Dari sisi kesehatan, jumlah kasus yang telah mencapai 4,2 juta kasus merupakan pukulan telak bagi APBN kita. Pemerintah terus berupaya dalam menggunakan APBN untuk mencegah krisis kesehatan yakni melalui pembiayaan testing dan tracing, biaya perawatan, insentif dan santunan kematian nakes, obat, APD, pengadaan vaksin, serta program lainnya. Pengadaan vaksin menjadi salah satu program pemerintah yang diharapkan menjadi game changer pandemi tak berkesudahan ini. Herd immunity melalui vaksin menjadi tujuan utama agar pandemi covid-19 segera berubah wujud menjadi endemi.
Di kuartal ketiga tahun ini, case covid-19 mulai menurun beriringan dengan pembatasan kegiatan masyarakat serta percepatan penggunaan vaksin covid-19. Hal ini membawa suatu harapan baru, sedikit angin segar bahwa mungkin, tidak lama lagi kita akan pulih. Pemulihan pasca pandemi menjadi PR besar bangsa ini. Sebuah pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawab bersama. Ketika membayangkan kondisi pulih, mungkin yang terlintas dalam benak adalah kondisi selayaknya masa sebelum coronavirus lahir. Namun, untuk mencapai itu, dibutuhkan berbagai upaya yang tak mudah agar keberadaan virus tersebut tak lagi mengancam keselamatan jiwa.
Beberapa aspek penting dalam masyarakat akan mulai bergeser sedikit demi sedikit menuju pemulihan pasca pandemi covid-19.
Ekonomi
Ketika pandemi usai, ekonomi akan pulih seiring dengan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat. Untuk saat ini saja, kinerja perekonomian Indonesia menunjukan tren pemulihan yang solid baik dari sisi pengeluaran, produksi maupun kewilayahan, sehingga kita perlu optimis bahwa pemulihan ekonomi ini akan terus berlanjut.
Pariwisata
Sektor pariwisata akan menjadi sektor yang mengalami booming saat pandemi berakhir. Pasalnya, sektor ini telah menjadi primadona dalam menggerakan ekonomi masyarakat sejak sebelum pandemi. Pembatasan pergerakan masyarakat membuat sektor pariwisata redup, terombang ambing dan nyaris tenggelam dalam arus pandemi. Selain itu, kejenuhan masyarakat yang dipaksa untuk “di rumah aja” selama nyaris dua tahun ini, akan menjadi motor yang menggerakkan sektor pariwisata baik domestik maupun internasional, untuk bergerak dengan akselerasi super cepat. Namun, diperlukan banyak penyesuaian dari penyedia jasa pariwisata agar wisata yang ditawarkan telah disesuaikan dengan protokol kesehatan sehingga kegiatan berwisata akan aman dari risiko penularan viru
Kesehatan
Kesehatan agaknya menjadi prioritas utama setiap orang sejak pandemi berlangsung. Berkat pandemi, masyarakat kini sadar bahwa kesehatan adalah barang mahal yang patut dijaga dan disyukuri kehadirannya. Pun ketika pandemi berakhir kelak, masyarakat semestinya akan ingat tentang betapa mengerikannya sebuah wabah penyakit yang menyerang seluruh lini masyarakat.
Pola Hidup
Tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi covid-19 membawa pengaruh sangat besar dalam hidup kita. Sebelum pandemi, seberapa banyak masyarakat yang mengenal konsep flexible working hour atau working from home? Saat itu, pernahkah terbersit dalam benak kita bahwa semua hal, ya, nyaris semua aktivitas yang biasa kita lakukan dari mulai berbelanja, bersekolah, bekerja, bahkan berkonsultasi ke dokter, bisa dilakukan hanya dari dalam rumah? Pandemi memaksa kita untuk tetap berada di rumah dan mengurangi intensitas berinteraksi dengan orang lain, tetapi kita berhasil menemukan solusinya, bukan? Perkembangan teknologi yang super cepat merupakan penyelamat masa genting ini. Meskipun belum optimal, namun berkat internet dan segala aplikasi canggih di dalamnya, kita dapat bekerja, bersekolah, belajar, berbelanja, dan beraktivitas layaknya tidak ada virus, meskipun aktivitas tersebut dilakukan di rumah sendiri.
Jika pandemi berakhir, apakah kita akan dengan sukarela kembali beraktivitas normal selayaknya sebelum pandemi? Jawabannya bisa iya dan tidak. Untuk kegiatan yang sulit dilakukan secara daring seperti menonton konser, berplesiran ke luar kota, beribadah di rumah ibadah, ataupun berkumpul dengan teman, tentu akan menyenangkan jika bisa dilakukan seperti dulu. Namun untuk aktivitas yang “terlanjur” bisa dikerjakan secara daring seperti bekerja, berbelanja, dan belajar mungkin sedikit berbeda. Masyarakat akan tahu bahwa ada alternatif yang dapat dipilih untuk mengurangi mobilitas dari kegiatan tersebut. Misalnya saja, jika bekerja dari rumah sama efektifnya dengan bekerja dari kantor, beberapa pegawai mungkin lebih senang bekerja dari rumah karena dapat mengurangi biaya transportasi, mengurangi intensitas terkena macet di perjalanan, serta memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk aktivitas lain. Cara pandang masyarakat akan berubah, meskipun pandemi berakhir, aktivitas daring yang dilakukan ketika pandemi mungkin masih akan dipilih jika memang sama efektifnya dengan aktivitas normal.
Risiko ketidakpastian adalah ancaman terbesar di kala pandemi. Saat ini, mungkin kita bisa membayangkan hari dimana pandemi berakhir, tetapi, apa yang akan terjadi esok masih menjadi misteri besar yang perlu dipersiapkan. Namun, tidak ada salahnya merawat harapan tersebut, sebuah angan bahwa kelak kita akan pulih. Mari tetap saling menjaga agar wabah ini dapat kita lewati bersama dengan gagah berani.
sumber :
https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/agar-mereka-tangguh-bertahan
https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/bangkit-bersama-melewati-pandemi
https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/menjaga-momentum-pemulihan
https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/tekf/file/TEKF%20Edisi%20II%202021.pdf
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.