Memori Ber-Ramadhan
Sastra | 2022-05-19 01:19:45sebulan lamanya
atma imani melekat dalam jiwa
lisan selalu basah dengan desahan zikir
mata sering sembab, terperas deraian air mata
demi gugurnya dosa-dosa
sepanjang hari,
sepanjang masa lisan terkendali
agar peri tak menjadi duri
agar sucinya hati tak ternodai
langkah diatur pasti dan hati-hati
kemana pun hamba pergi
selalu merasa diawasi sang Ilahi,
sungguh setiap hamba berupaya suci,
usai bulan nan suci
derajat fitri melekat dalam sehari
laksana sang bayi nan baru menyapa bumi
senyuman murni menghiasi silaturahmi
tapi kini, semua mulai sirna kembali
bibit-bibit binal dan bebal mulai menyelimuti diri
mataku kembali mulai liar, lisanku mulai dugal
raga dan jiwa kembali mulai sundal
catatan :
atma = roh; semangat; jiwa
binal = bengal; tidak menurut; nakal
bebal = tidak cepat tanggap; bodoh
dugal = mual, menimbulkan rasa mual (menyakitkan )
peri = perbuatan, sikap
sundal = buruk; jelek; kasar
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.