Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rhizal Muhammad

Iya kamu...Pandemi,kapan sih selesainya?

Guru Menulis | Thursday, 23 Sep 2021, 20:20 WIB

Oleh: Rhizal Muh Nur islam, S.Pd

Sejatinya pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dalam diri manusia, ia merupakan bagian dari proses perkembangan manusia yang menjadikan pribadi jauh lebih baik dan berkualitas. Tentu hal yang tidak kita harapkan adalah pendidikan di Indonesia ini stagnan atau tak ada progres yang signifikan. Munculnya berbagai macam kebijakan satu persatu seakan-seakan pendidikan di Indonesia ini tidak dalam kondisi baik-baik saja, kebijakan belum tuntas muncullah kebijakan yang lain.

Apalagi seperti kondisi saat ini, kita dihadapkan dengan suasana pandemi yang membuat semua bertanya-tanya "kapan selesainya?".Pertanyaan yang membutuhkan jawaban, tapi siapa yang berhak untuk menjawab?

Karena ketakpastian itulah berlaku berbagai macam aturan atau kebijakan agar mulai beradaptasi dikondisi seperti ini. Aturan A berubah menjadi B lalu C dan seterusnya. Tentu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pasti sudah direncanakan dengan matang dan terukur.

Salah satu yang paling berdampak dipandemi saat ini selain ekonomi adalah bidang pendidikan, Kenapa?pembelajaran yang awalnya di sekolah berubah 360 derajat menjadi di rumah masing-masing, pasti hal ini membutuhkan proses adaptasi kembali. Apalagi orangtua yang tidak bisa mengawasi anak 100 persen karena ada pekerjaan di luar. Tentu sebagai pendidik tak ada jalan lain selain tetap maju dengan berbagai macam strategi dan persiapan.

Hal inilah yang membutuhkan perhatian khusus dalam dunia pendidikan saat ini yaitu mulai beradaptasi di tengah-tengah pandemi. Tentu hal ini akan berdampak dari ketuntasan siswa dari nilai dan pembentukan karakter siswa tidak akan maksimal. Program yang sudah dirancang sedemikian rupa perlu disusun ulang agar tetap bisa dijalankan.

Penulis disini akan fokus membahas mengenai efek dari pandemi dan potret dunia pendidikan dilihat dari ketuntasan karakter. Indonesia dikenal dengan bangsa yang memiliki karakter yang luar biasa, terbukti dari sejarah-sejarah kerajaan terdahulu yang membuat Indonesia ini dikagumi karena kuatnya karakter yang dibentuk. Di dalam dunia pendidikan, karakter merupakan salah satu indikator yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pribadi siswa, tak hanya mengejar nilai namun karakter merupakan tonggak utama dalam memimpin masa depan. Bayangkan saja jika seluruh pemuda Indonesia tak memiliki karakter atau jati diri yang baik? Bukankah ini yang harus bersama-sama diantisipasi?

Pengawasan dalam pembentukan karakter yang sebelumnya dilaksanakan dalam lingkungan sekolah dengan pengawasan dan perhitungan terukur. Namun saat ini proses pendidikan dilaksanakan di rumah masing-masing dengan pengawasan dominan orangtua. Inilah realita yang harus dihadapi, orangtua yang harus mengerjakan tugas rumah, bekerja dan lain sebagainya tak akan bisa mengawasi 100 persen proses keberhasilan dari pembentukan karakter.

Inilah yang menjadi problematika dunia pendidikan saat ini, karena proses pembelajaran melalui online, anak-anak akan lebih mudah mengakses jawaban-jawaban yang seharusnya itu tidak boleh dilakukan, mengakses tontonan yang tak patut dan tergerusnya kejujuran yang seharusnya itu menjadi pondasi dalam menjalani kehidupan telah mereka abaikan.

Adab dan akhlaq yang seharusnya menjadi landasan dalam berperilaku tergantikan oleh idola-idola yang telah memberikan contoh yang tidak patut sama sekali, dari mulai tontonan, gaya pakaian, cara berbicara dan lifestyle mereka tiru tanpa adanya filter yang kuat. Maka tak salah jika orangtua berkeluhkesah, tak kuat menghadapi dan sangat membutuhkan solusi.

Miris? Tentu! Generasi bangsa yang ke depan menjadi penerus telah kehilangan karakter, minimnya adab dan akhlaq. Hal inilah yang perlu disadari bersama bahwa pandemi ini sangatlah berefek dalam dunia pendidikan. Dahulu orangtua sangat membanggakan nilai-nilai yang bagus tetapi saat ini ada yang jauh lebih penting yaitu karakter. Belum ada kata terlambat masih ada cara dan upaya agar karakter ini tertanam dalam diri dan teraplikasikan di kondisi sehari-sehari.

Pembaca sekalian, pandemi ini memberikan hikmah dan mengajarkan kepada kita bahwa proses pembentukan karakter tidak hanya dibebankan kepada sekolah saja, namun peran orangtua juga sangatlah penting disini. Adanya problem seperti ini menandakan bahwa ada peran yang hilang, adanya sosok yang dirindukan dan ditunggu-tunggu kehadirannya, namun tak kunjung datang.

Hei pandemi iya kamu kamu . Kapan sih selesainya?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image