Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Apron IDN

Bandara Mindiptana Ikut Membuka Akses Boven Digoel

Info Terkini | Thursday, 23 Sep 2021, 11:27 WIB

Penulis Tri Otraputri

Pernah dengar Mindiptana? Ini adalah salah satu distrik di Kabupaten Boven Digoel, Papua. Nah, kalau Boven Digoel rasanya banyak yang tahu ya? Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia ini, banyak tokoh perjuangan diasingkan oleh penjajah Belanda ke Boven Digoel. Dulu tempat di sini, terutama yang namanya Tanah Tinggi, dikenal sangar. Pengasingan di Tanah Tinggi terisolir sekali. Masuk hutan Tanah Tinggi, susahlah keluar lagi. Harus menyeberangi sungai penuh buaya. Namanya Sungai Digoel.

Sekarang Boven Digoel sudah tumbuh menjadi kawasan ramai, terutama ibu kotanya yang dikenal dengan nama Tanah Merah. Namun begitu, dari Tanah Merah ke beberapa kawasan sekitarnya masih sulit akses daratnya. Contohnya Tanah Merah ke Mindiptana. Jarak keduanya sekitar 72 Km dengan jenis permukaan jalan berupa tanah dan aspal. Sayangnya jika curah hujan tinggi, kondisi jalannya sering rusak. Akibatnya perjalanan 72 km itu menjadi tersendat, ditempuh lebih lama.

Bandar Udara Mindiptana di Kab Boven Digoel, Papua ( Dok. Bandara Mindiptana)

Oh ya, Mindiptana ini merupakan salah satu dari 20 distrik di Kabupaten Boven Digoel. Distrik lainnya adalah Jair, Subur, Ki, Iniyandit, Kombut, Sesnuk, Mandobo, Fofi, Arimop, Kouh, Bomakia, Firiwage, Manggelum, Yaniruma, Kawagit, Kombay, Waropko, Ambatkwi, dan distrik Ninati.

Sebelumnya Boven Digoel ini merupakan bagian dari Kabupaten Merauke. Hingga dengan payung hukum UU RI No. 26 Tahun 2002, Boven Digoel resmi menjadi kabupaten yang berdiri sendiri.

Distrik Mindiptana secara garis astronomi terletak antara 5044’13’’ sampai 605’30’’ Bujur Timur dan 140034’44’’ sampai 140050’8’’ Lintang Selatan. Adapun batas wilayah administrasi Distrik Mindiptana adalah Distrik Waropko (sebelah Utara), Distrik Kombut (sebelah Timur), Distrik Sesnuk dan Distrik Mandobo (sebelah selatan), dan Distrik Iniyandit ( sebelah Barat ). Sementara Distrik Mindiptana sendiri mencakup 13 desa atau kampung. Dari total luas Mindiptana sekitar 448,17 km2, tercatat kampung Epsembit paling luas (156,41 km2 atau sekitar 34,90 %) dan terkecil luasnya adalah kampung Niyimbang ( 0,99 km2 atau sekitar 0,22 persen).

Sebenarnya, wilayah Mindiptana ini bukanlah bergunung-gunung lazimnya sebagian besar wilayah Papua. Bilamana melihat dari lokasi kampung-kampung yang ada di Mindiptana, umumnya berada pada lokasi hamparan yang landai. Kemiringan paling tajam 15 derajat. Ketinggian daerah pun maksimal berada pada 125-150 m di atas permukaan laut (dpl).

Namun karena faktor hujan tersebut, membuat jalanan landai menjadi berlumpur dan susah dilewati kendaraan. Alternatifnya adalah jalur sungai dan udara. Jalur sungai bisa menghubungkan Tanah Merah - Mindipta melalui Sungai Kao yang lebarnya saja 200-360 meter.

Penerbangan Perintis

Jalur udara sudah terhubung karena telah dibangun bandara di Mindiptana. Namanya juga Bandara Mindiptana. Bandara berkode WAKD/MDP merupakan bandara domestik kelas III. Bandara ini memiliki runway 1.050 m x 23 m yang bisa didarati pesawat jenis DHC-6. Luas terminal 120 m2 yang sudah memadai untuk melayani penumpang, terutama penerbangan perintis.

Beginilah runway Bandara Mindiptana (Dok. Bandara Mindiptana )

Kepala Bandara Mindiptana Ari Sarbani mengemukakan selama ini penerbangan yang berlangsung adalah penerbangan perintis Merauke - Mindiptana PP. "Ada pula penerbangan kargo dari Bandara Mindiptana ke Bandara Oksibil yang terletak di Kabupaten Pegunungan Bintang, " kata Ari.

Sebenarnya, jika merujuk data Ditjen Perhubungan Udara, jarak kedua bandara hanya 108,30 km. Namun karena medan ke Oksibil bergunung-gunung, sulit untuk lewat darat. Maka salah satu alternatif adalah kargo udara. Bandara kelas III dengan runway 1350 m x 30 m semacam hub (penghubung) sekitar 10 Distrik dari 34 Distrik yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kembali ke Bandara Mindiptana, bandara ini senantiasa menjaga kebersihan. Rutin "resik-resik" dilakukan jajaran bandara. Alang-alang yang cepat meninggi musti dipotong. Rerumputan pun jangan sampai mengganggu runway. Begitupun terminal dirawat agar membuat nyaman penumpang.

Alang-alang di Bandara Mindiptana cepat tumbuh, musti rutin dipotong (Dok. Bandara Mindiptana)

Di Kabupaten Boven Digoel terdapat tujuh bandara. Paling banyak disinggahi pesawat adalah bandara Tanah Merah. Enam bandara lainnya adalah Bandara Bomakia di Distrik Bokamia, Bandara Wanggemalo dan Yaniruma yang terletak di Distrik Yaniruma, Bandara Manggelum yang terletak di Distrik Manggelum, dan Bandara Koroway Batu yang terletak di Distrik Kombay, dan Bandara Mindiptana tersebut.

Keberadaan bandara-bandara itulah membuat akses di Boven Digoel kian terbuka. Walau dengan penerbangan perintis, antara distrik lebih mudah terhubung. Bandara-bandara kecil itu mempunyai fungsi besar bagi pembangunan negeri. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image