Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mega Putry

Evaluasi Diri dan Negeri Disaat Pandemi

Lomba | 2021-09-22 19:28:58
Mufid Majnun on Unsplash" />
Photo by Mufid Majnun on Unsplash

Selama dua bulan terakhir, pandemi di Indonesia sudah mulai terkendali. Berdasarkan laman Ourworldindata, Covid-19 di Indonesia telah menurun 56% sejak 31 Agustus sampai 13 September. Kita perlu mensyukuri prestasi tersebut, karena angka penurunan ini merupakan yang tertinggi nomor 10 secara global. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara terbaik dalam menangani kasus Covid-19.

Jika kita mengingat kembali masa-masa kritis tubuh Indonesia ketika berjuang menghadapi pandemi, ini adalah mimpi buruk bagi Indonesia dan sangat berdampak buruk bagi sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ratusan ribu orang meninggal, rumah sakit dan para tenaga kesehatan kewalahan ketika menghadapi situasi tersebut. Banyak karyawan yang kehilangan pekerjaannya, sekolah diliburkan, dan aktivitas masyarakat dibatasi. Hal yang lebih mengerikan adalah berdampak pada kesehatan mental hingga menyebabkan stress bahkan bunuh diri. Mungkin itu hanyalah sebagian kasus yang nampak ditelevisi. Ada banyak masalah-masalah lain yang datang akibat ulah pandemi ini, hanya saja tidak terpublikasi.

Kita pernah gagal bekerja sama dalam mencegah dan mengatasi pandemi. Segala peraturan yang diciptakan untuk dilanggar. Contohnya PPKM dengan segala tingkatannya. Banyak warga yang tidak menggubris peraturan tersebut, alhasil angka kasus kembali meningkat. Sebagian oknum yang mencari kesempatan dalam kesempitan seperti penimbunan masker, dan segala hal yang mendukung penyembuhan corona mengalami kenaikan harga. Bahkan dari jajaran pemerintahpun ada yang melakukan kecurangan, seperti korupsi dana bansos. Tanpa kita sadari, ditengah pandemi negeri ini telah kehilangan esensi dari pancasila ke-3 yakni “ Persatuan Indonesia”. Menurut Dirjen Dikti (2013:50), indikator nilai-nilai sila Persatuan Indonesia meliputi:

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan,

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan,

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial

6. Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Persatuan Indonesia" adalah isi dari sila ketiga yang memiliki makna kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjadi satu. Arti satu yang dimaksud adalah utuh dan tidak terpecah-belah. Bagaimanapun keadaan covid ini, kita tidak boleh saling menyalahkan satu sama lain , melainkan bersama-sama mencari solusi. Bersatu adalah salah satu cara agar negara kita menjadi bangsa yang kuat dan saling menguatkan.

Jika ada narasi yang mengatakan “Indonesia tidak kekurangan orang pintar, Indonesia kekurangan orang jujur” kalimat tersebut seharusnya cukup menjadi tamparan untuk kita. Sederhananya, kita memang perlu jujur kepada diri kita sendiri, kita mengakui bahwa kita adalah manusia yang diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. Kita pun tidak akan menjadi Indnesia jika tidak ada pemerintah dan rakyatnya. Jika kita tidak bisa menjaga menjaga kesatuan dan persatuan bangsa maka hal tersebut akan berakibat fatal untuk diri kita sendiri.

Terlepas dari segala drama saat pandemi terjadi, satu hal yang akan membuat negeri ini bebas dari pandemi adalah evaluasi diri dan negeri. Maka, untuk mewujudkan hal tersebut membutuhkan kesadaran diri dari seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah untuk terus memperbaiki. Karena keberhasilan membutuhkan kerja sama, maka kita sebagai rakyat bisa memulainya dengan hal-hal sederhana seperti mematuhi peraturan pemerintah dengan menjaga protokol kesehatan, dan menjaga kesehatan diri dan lingkungan demi kebaikan bersama. Agar para pedagang bisa kembali mencari nafkah, agar para pelajar bisa kembali sekolah bertatap muka, agar seluruh masyarakat bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa, agar Indonesia kembali maju, agar ibu pertiwi kembali tersenyum.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image