Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ajie wicaksono

Pariwisata Pasca Pandemi

Wisata | Wednesday, 22 Sep 2021, 10:22 WIB

Pariwisata memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat dan negara. Dilansir dari Republika, ekonom Institute for Development on Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengemukakan bahwa pariwisata sebelum pandemic menyumbang devisa 20 miliar dolar AS dan menyerap 13 juta tenaga kerja atau sebesar 10,2 persen dari total tenaga kerja nasional(Republika, 2021c). Pariwisata menjadi sektor unggulan di beberapa wilayah seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bali. Kedua kawasan tersebut mampu memberikan kontribusi besar dalam PAD. Data dari statistic Kepariwisataan yang diakses dari visitingjogja.com, PAD sector pariwisata di Yogyakarta mengalami kenaikan dari tahun 2016-2018 dimana PAD tahun 2016 sebesar Rp 353.823.527.820,-, tahun 2017 sebesar Rp423.014.287.594,-, dan tahun 2018 sebesar Rp 475.320.932.101,-. Sama halnya dengan provinsi Bali yang dikenal akan wisatanya di kalangan domestic maupun mancanegara menyumbang PAD cukup besar meskipun angkanya masih di bawah DIY. Data Badan Pusat Statistik (2021)Provinsi Bali menunjukkan bahwa PAD Provinsi Bali tahun 2017 sebesar Rp 3.398.472.278,-, Rp 3.718.499.635,- tahun 2018, dan Rp 4.023.156.316,- tahun 2019. Kenaikan PAD dari tahun ke tahun kedua wilayah tersebut menunjukkan bahwa sector pariwisata merupakan sektor yang sangat potensial untukdikembangkan.

Pandemi Covid-19 mengakibatkan pariwisata terpuruk di semua industry pariwisata seperti obyek wisata, hotel dan penginapan, industry kreatif, restoran, dan akomodasi, bahkan sebagian besar berhenti beroperasi. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2021) menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung tahun 2020 hanya 25 % dari tahun sebelumnya, menyebabkan 12,91 juta orang mengalami pengurangan jam kerja dan 939 ribu orang tidak bekerja sementara waktu sehingga pendapatan sector pariwisata menurun sebesar Rp 20,7 milyar. Hal ini juga menyebabkan PAD DIY turun sebesar 9,89 % tahun 2020 (Bappeda DIY, 2021). Pariwisata internasional tahun 2020 juga mengalami penurunan sebesar 63-75 persen dari tahun sebelumnya yang menyebabkan aktivitas perekonomian hilang sehingga ekonomi rugi senilai 1,7 sampai 2,4 triliun dolar AS(Republika, 2021b).

Menurunnya pendapatan dari sector pariwisata disebabkan kunjungan wisatawan menurun, penundaan atau batalnya berbagai kegiatan pariwisata seperti pameran serta event pariwisata nasional dan internasional, bahkan sebagian industry pariwisata harus gulung tikar karena tidak mampu membiayai operasionalnya seperti hotel. Akibatnya perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sector wisatapun terganggu.

Bangkitnya sector pariwisata dan percepatan dibukanya layanan pariwisata perlu mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah sebagai pengambil kebijakan karena sector ini sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat Indonesia. Upaya pemerintah seperti sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability), wisata virtual, dan vaksin diharapkan mampu mempercepat pemulihan sector pariwisata. Adanya sertifikat CHSE yang dimiliki industry pariwisata diharapkan dapat membangun kepercayaan wisatawan bahwa wisata yang dituju aman. Sertifikasi CHSE diperuntukkan bagi daya tarik wisata, desa wisata, homestay/pondok wisata, restoran/rumahmakan, MICE (tempat penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konvensi dan pameran), arung jeram, golf, dan wisata selam(Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2020).

Vaksinasi juga menjadi upaya mempercepat pemulihan pariwisata. Vaksinasi untuk sector pariwisata dan industry kreatif dimulai Februari 2021 dengan wilayah pertama yaitu Bali, Bahkan dengan system drive thru atau layanan tanpa turun kendaraan. Dilansir dari Republika (2021), vaksinasi Covid-19 ditargetkan mencapai angka 70 persen dari seluruh penduduk di setiap provinsi pada akhir tahun 2021untuk menciptakan kekebalan komunal. Hingga awal September 2021, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa target vaksinasi 100 juta dosi ssudah tercapai di akhir Agustus. Dari sekitar 100 juta dosis yang sudah disuntikkan, total orang yang sudah menerima dosis lengkap sebanyak 36.050.866 orang atau baru 17,31 persen dari total sasaran penerimaduadosis vaksin sebesar 208.205.720 orang, sedangkan yang sudah menerima satu dosis vaksin Covid-19 sebanyak 63.491.357 orang atau 30,49 persen dari total sasaran. Perlu ditekankan bahwa meskipun sudah melakukan vaksin, protocol kesehatan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumun, dan mengurangi mobilitas) masih perlu dipertahankan. Skrining melalui aplikasi Peduli Lindungi juga mulai diterapkan dengan beredarnya Surat Edaran No. 5/2021 tentang Perubahan Atas Surat Edaran Menperin Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19 yang dirilis pada30 Agustus 2021.

Penguatan sector pariwisata dilakukan melalui digitalisasi serta optimalisasi infrastruktur, platform, dan layanan digital untuk mengakselerasi digitalisasi di sector pariwisata dan pendukungnya. Telkom juga mendukung sector pariwisata Indonesia melalui Indonesia Travel & Tourism Digital Platform Wonderful Indonesia (wonderin.id)(Republika, 2021d). Dengan berbagai upaya tersebut, maka diharapkan sector pariwisata kembali pulih dengan meningkatnya kunjungan pariwisata, Pengadaan event-event pariwisata baik nasional maupun internasional yang tertunda, maupun kegiatan lain yang mendukung sector pariwisata. Devisa Negara dari sector pariwisatas usutakibat pandemi Covid-19. Proyeksi penerimaan devisa dari pariwisata pada tahun 2020 antara 4-7 miliar dolar AS, sedangkan sebelum terjadinya pandemi, penerimaan devisa pariwisata tahun 2020 ditargetkan sebesar US$ 19-21 miliar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, penurunan yang terjadi cukup signifikan karena penerimaan devisa pariwisata pada tahun sebelumnya hamper mencapai 20 miliar dolar AS (Egsaugm, 2021).

Sementara itu sasaran strategis sector pariwisata 2020-2024 ditargetkan dapat meningkatkan devisa sector pariwisata menjadi 40 juta USD dan melipattigakan jumlah event MICE dan wisata minat khusus dalam 5 tahun (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, 2018).

Wisata minat khusus seperti ajang fashion terbesar tahunan di tanah air, Jember Fashion Carnaval (JFC) tahun 2020 harus ditunda akibat pandemi. Festival tersebut sudah memasuki usia 19 tahun jika jadi dilaksanakan, yang melibatkan hingga 1.100 orang peserta serta 1.000 orang pendukung event. Selain itu, saat penyelenggaraan, ajang JFC yang digelar selama beberapa hari itu bias disaksikan hingga 200 ribu peserta sehingga hotel, souvenir, restoran, akomodasi, dan industry pariwisata lainnya meningkat saat pelaksanaan JFC. Dengan diselenggarakannya JFC, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sector pariwisata meningkat dari Rp 16 miliar menjadi Rp 20 miliar pada 2017. Oleh karena itu JFC perludi laksanakan jika memungkinkan karena memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat. Selain itu, event-event di industry pariwisata yang tertunda perlu diselenggarakan jika kondisi sudah kondusif mengingat sector pariwisata sebagai penyumbang devisa negara, menyerap tenaga kerja baik pekerja tetap maupun dalam penyelenggaraan event, berkontribusi terhadap pemasukan daerah (PAD), dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image