Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image David Aji Pangestu

Andai Pandemi Sudah Pergi, Mahasiswa Baru Tidak Perlu Mengeluh Perihal Internet Saat Masa Orientasi

Lomba | Tuesday, 21 Sep 2021, 08:07 WIB
Pengenalan Kehidupan Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Negeri Gorontalo Tahun Akademik 2021/2022 Foto: Dok. UNG

Di kalangan mahasiswa baru, masa orientasi merupakan fase awal untuk mengetahui berbagai informasi penting mengenai kampus yang menjadi tempat belajarnya dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, masa orientasi juga menjadi titik temu mahasiswa baru untuk mencari teman di perkuliahan nanti. Melihat bangunan kampus dengan berbagai fasilitasnya juga menjadi motivasi tersendiri dalam memantik semangat mereka untuk belajar lebih giat. Sayangnya, momen seperti ini tidak begitu dirasakan oleh mahasiswa baru yang masuk di tahun 2020 dan 2021 karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan secara luring karena pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Pandemi Covid-19 memaksa manusia di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia untuk membatasi ruang gerak fisiknya, termasuk mahasiswa baru yang seharusnya mengikuti masa orientasi di awal masa studi. Hal ini mengakibatkan masa orientasi yang identik dengan hal-hal seru nan ditunggu-tunggu juga harus dilakukan secara daring. Fenomena itu menyebabkan efek berantai salah satunya adalah permasalahan mengenai. Baik daerah-daerah di Indonesia yang belum merata infrastruktur internetnya untuk mengakses hal-hal yang bersifat luring, maupun bantuan kuota internet dari masing-masing perguruan tinggi dan Kemdikbud yang sering kali tidak tepat waktu.

Dua masalah di atas menjadi sesuatu krusial di masa pandemi Covid-19 seperti ini. Banyak mahasiswa baru tidak dapat mengikuti masa orientasi yang seharusnya menjadi momen penting di awal perkuliahan secara maksimal karena akses internet yang terbatas. Selain infrastruktur yang belum merata sehingga jaringan yang didapat juga tidak maksimal, masalah finansial dalam membeli kuota internet yang tergolong mahal jika semuanya serba daring juga menjadi masalah tersendiri. Lagi-lagi, ini masalah distribusi kuota internet yang terlambat.

Masalah seperti di atas mungkin bisa lebih bisa tertangani jika pemerintah Indonesia dan pihak perguruan tinggi mempunyai sumber daya dan sistem yang matang dalam ranah digital. Pandemi Covid-19 membuat celah ini terbuka lebar dan menuntut untuk segera diperbaiki agar mahasiswa baru dapat menjalani masa orientasi dan perkuliahan setiap harinya secara efektif/

Kuota internet yang di banyak perguruan tinggi datangnya terlambat karena sistem yang belum rapi membuat beberapa kalangan mahasiswa baru menjadi kurang aktif dalam mengikuti masa orientasi. Internet yang lelet untuk mengakses materi dan sesi interaktif dengan berbagai pihak yang ada membuat masa pengenalan kampus tidak bisa berjalan seseru yang dibayangkan. Andai pandemi sudah pergi, mahasiswa baru tidak perlu mengeluh perihal internet saat masa orientasi.

Momen hangat antar mahasiswa baru juga berkurang akibat internet yang kurang memadai. Andaikan internet di Indonesia itu berkecepatan tinggi dan bantuan kuota internetnya tidak terlambat, mungkin keakraban antar mahasiswa baru dapat terjalin dengan lebih baik. Berbagai permainan edukatif yang bisa dimainkan secara kelompok bisa mencairkan suasana sekaligus menambah pengetahuan di antara mereka. Baik pengetahuan perihal kampus yang nantinya (semoga) akan ditempati secara luring, maupun pengetahuan lainnya yang dapat mendukung mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan.

Berkaca dari fenomena mahasiswa baru yang tidak dapat mengikuti masa orientasi secara maksimal karena akses internet yang kurang memadai, seharusnya dapat membuat pemerintah Indonesia dan perguruan tinggi semakin sadar akan pentingnya infrastruktur digital. Pemerataan infrastruktur harus tetap digalakkan terlepas pandemi akan berakhir dalam waktu yang cepat atau sedikit lambat. Intinya, tidak ada ruginya untuk menginvestasikan waktu, tenaga, dan uang dalam penanganan akses internet.

Selain pemerataan infrsastruktur, program yang dapat menangani kesenjangan digital juga harus digalakkan. Jangan sampai akses internet sudah masuk ke pelosok-pelosok, tetapi masyarakat yang ada tidak dapat menggunakannya dengan baik. Literasi digital tetap menjadi hal yang penting. Sebagai generasi yang bersinggungan setiap hari di internet, mahasiswa baru sudah sepatutnya menjadi aktor penting dalam mengedukasi pentingnya literasi digital. Beriringan dengan itu, akses internet juga harus tertangani dengan baik. Pada akhirnya, bagaimanapun kondisi yang akan dihadapi nanti, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa lama tidak akan mengeluh lagi perihal internet. Semua aktivitas yang bersifat daring akan dapat berjalan dengan baik.

#LombaMenulisOpini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image