Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwi Sudarti

5 Hal Yang Akan Menjadi Kebiasaan Jika Pandemi Pergi

Lomba | 2021-09-20 15:37:24

Akhir Maret 2021, ketika saya mengikuti pelatihan di Jogjakarta, saya mengalami kebingungan untuk kembali pulang ke Pontianak karena pemerintah sudah memutuskan bahwa negara Indonesia harus lockdown akibat adanya pandemi covid-19. Saya telah menjadi manusia yang beruntung bersama beberapa mahasiswa dan pelajar berhasil terbang ke Pontianak sehari sebelum diberlakukan lockdown.

Di bandara, kami duduk berjauhan, tidak saling menyapa, memakai masker, dan jika ada orang yang bersin dan batuk, kami memandangnya penuh curiga. Kami menjadi paranoid akibat melihat dampak yang terjadi dan berita-berita orang-orang meninggal karena terpapar covid-19. Saya berbicara dengan seorang mahasiswa yang berada di sebelah saya, sambil sedikit berteriak karena kami jaga jarak sekitar satu meter.

Kesimpulan dari pembicaraan kami adalah Universitas telah mengumumkan kepada mahasiswa untuk belajar dari rumah atau belajar secara daring, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kampung agar mereka dapat meringankan beban orang tua yang mengalami kehilangan pekerjaan di masa pandemi.

Sudah setahun lebih kita merasakan dampak positif dan dampak negatif adanya pandemi covid-19, dan kita sudah merasakan jenuh dan berharap pandemi pergi. Sebagai masyarakat yang menyukai berinteraksi, berdiskusi secara tatap muka, maka kadang jika kita berdiskusi secara daring meskipun kelihatan wajah masing-masing akan terasa tidak cukup. Jika pandemi benar-benar pergi, maka ada 5 hal yang akan menjadi kebiasaan kita dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

Memakai Masker

Meskipun pandemi telah pergi, saya yakin akan banyak masyarakat yang masih menggunakan masker ketika hendak bepergian. Memang pada awalnya, saya sendiri merasakan bahwa memakai masker itu membuat terasa sesak dan ada benda yang menutupi wajah sehingga merasa risih. Tetapi lama kelamaan menjadi terbiasa apalagi kita tahu bahwa memakai masker di saat pandemi adalah sebuah kewajiban.

Kita tahu, untuk mencegah agar kita tidak terpapar covid-19, salah satu usaha yang harus kita lakukan adalah memakai masker. Tentunya semua orang yang tidak mau terpapar, pasti akan mematuhi protokol kesehatan. Tetapi jika pandemic covid-19 sudah berakhir, saya yakin masyarakat masih waspada dan mereka akan tetap menggunakan masker. Bisa jadi akan menjadi trend sehingga jika tidak menggunakan masker, akan terasa kurang percaya diri.

www.republika.co.id

Cuci Tangan

Cuci tangan merupakan kewajiban jika bertemu dengan orang, membeli makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya, jika mau masuk kelas, masuk kantor, kemanapun kita harus mencuci tangan dengan benar. Yang awalnya di anggap sepele, sekarang harus benar-benar dilakukan dengan cara membasahi kedua tangan kita dari telapak tangan sampai pertengahan dengan air bersih yang mengalir.

Mencuci tangan jika dilakukan dengan rutin maka akan menjadi kebiasaan. Meskipun pandemi telah pergi, kita akan mencuci tangan ketika hendak melakukan aktivitas tanpa harus di minta. Sebagaimana telah kita tahu, bahwa mencuci tangan dengan benar dapat menghilangkan kuman-kuman yang menempel di tangan sehingga kita tidak akan merasa ragu untuk bersentuhan dengan orang lain atau jika kita akan memakan makanan.

www.republika.co.id

Menjadi Manusia Yang Mandiri

Dengan adanya pandemi covid-19 akan menjadikan manusia semakin mandiri karena apapun kita melakukan sendirian, tidak boleh berinteraksi dengan orang lain secara berlebihan, selalu melakukan aktifitas dari rumah. Contohnya, jika sebelum pandemi, pelajar jika diberikan pekerjaan rumah oleh gurunya, mereka memutuskan untuk kerja kelompok agar pekerjaan rumah yang diberikan cepat selesai dan jika dikerjakan secara bersama akan terasa ringan.

Tetapi sekarang, justru kerja kelompok adalah hal yang harus dihindari, sehingga mereka berusaha mengerjakan pekerjaan rumahnya sendirian dengan bantuan internet. Pelajar menjadi mandiri dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara mandiri tidak tergantung kepada orang lain.

www.republika.co.id

Menjadi Manusia Yang Kreatif

Pandemi covid-19 juga mempunyai dampak positif yaitu menjadikan manusia lebih kreatif. Contohnya saja, dulu manusia tidak akan pernah berpikir bahwa akan menjadi manusia yang kebebasannya dibatasi oleh hal yang tidak nampak. Tetapi sekarang, kita dapat merasakan betapa sulitnya menjadi manusia yang tidak kreatif apalagi semua hal harus dilakukan di dalam rumah.

Hal yang paling diperlukan dalam kehidupan ini seperti uang. Dulu, orang-orang berpikir harus mencari pekerjaan di luar rumah. Sebagai dampaknya ketika pandemi hadir, sebagian orang yang bekerja di luar rumah dan sifatnya berkerumun dirumahkan karena perusahaan atau kantornya mengalami goncangan dalam segi finansial. Kita dapat melihat contoh orang yang kreatif di masa pandemi, misalnya mengajar kelas online, menjadi videographer dan content writer.

www.republika.co.id

Menjadi Manusia Yang Melek Teknologi

Ketika pandemic covid-19 hadir, maka semua aktivitas serba dibatasi, sehingga alat teknologi sangat diperlukan. Apapun yang kita harapkan akan didapatkan hanya dengan satu kali klik, sehingga jumlah orang dalam menggunakan gadget menjadi meningkat. Jika kita memerlukan makanan, bantuan orang lain, belanja, kita tidak harus pergi ke luar rumah. Cukup telepon atau kirim pesan dan barang yang kita perlukan akan datang sendiri.

Lima hal di atas akan menjadi kebiasaan dan akan sulit dihilangkan karena orang-orang sudah merasakan manfaat dan nyaman dalam melakukannya. Dengan demikian, sebenarnya pandemi covid-19 selain memberikan tantangan atau masalah, tetapi ada hikmah yang dapat kita ambil dan kita dapat merasakan peluang-peluang yang hadir setelah pandemi berakhir.

www.republika.co.id

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image