Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Endang Setiawati

Eksistensi Teknologi Digital Bagi Ibu Kala Pandemi Berlalu

Lomba | 2021-09-18 10:44:13
Endang Setiawati/digital

Ditengah hiruk-pikuk "kesibukan" era pandemi, dimana hampir setiap rumah tiba-tiba menjadi kantor, sekolah, toko, dan lain-lain, yang tentunya dalam bentuk virtual. Tidak dipungkiri ada sesosok yang tadinya mungkin enggan bercengkrama dengan dunia digital selain sosial media, tetapi kini mau tak mau berkenalan dengan aneka platform virtual dan aplikasi editing. Ya mereka adalah para ibu di rumah yang mendampingi anak-anak belajar dari rumah

Sebut saja contohnya Google meet, Zoom, Google form, Google classroom, dan Google drive, tiba-tiba menjadi hal yang tak asing di keseharian para ibu. Aneka tugas dan materi anak ibu akses dari sana. Ditambah kebutuhan editing foto atau video, membuat ibu mengenal aplikasi pendukung yang diunduh untuk di install di smartphone masing-masing. Dari aneka kesibukan dunia virtual dan digital itu, para ibu dituntut kreatif dan mau membuka diri untuk terjun dan mempelajarinya.

Terlihat memusingkan awalnya, apalagi para ibu dituntut juga harus tetap melaksanakan tugas domestik harian lainnya Akan tetapi dari keterpaksaan dan rasa enggan, tidak dipungkiri ternyata justru banyak para ibu yang malah menikmati dan justru tertarik mengeksplorasi kemampuan editingnya baik edit foto maupun edit video. Belakangan ini para ibu menjadi tidak asing dengan Kinemaster, Inshot, Piscart, Canva, Capcut, dan beberapa aplikasi lain. Sekedar isi template jadi? Tentu tidak semua, banyak ibu yang menekuni bahkan mengikuti pelatihan secara on-line untuk lebih mengoptimalkan fitur-fitur di aplikasi tersebut. Hasilnya luar biasa, minat para ibu sangat tinggi, antusiasme belajar sangat tinggi.

Alasan para ibu mempelajari editing beragam. Ada yang ingin membuat anaknya semangat belajar dirumah dengan dibuatkan foto atau video yang menarik, ada juga yang karena merasa hal itu menarik dan bisa menjadi hiburan saat harus di rumah saja, bahkan ada pula yang belajar karena ingin mempersiapkan bisnis secara online yang memerlukan digital konten yang menarik.

Nah, saat ini pandemi berangsur pergi. Semoga pengalaman membedah kemampuan digital ini tetap terus berkembang, tidak lalu kemudian ikut berangsur pergi. Walau pendidikan tatap muka mulai berangsur kembali ke tangan sekolah ibu diharapkan tetap semangat untuk selangkah lebih maju daripada anak. Alasannya? Banyak ibu, diantaranya adalah:

Ibu Lebih Mudah Mengontrol Anak

Ibu, perkembangan dunia digital dan virtual melesat setiap saat, tetaplah memahaminya ya ibu, tentu ibu tak ingin anak-anak lepas kontrol karena ibunya tidak faham sama sekali dan tidak mau terjun di dunia yang sama.

Ibu Makin Produktif

Digital marketing kini trending ibu. Ibu tentu ingin menambah penghasilan tapi juga tidak meninggalkan peran utama ibu kan? Salah satu solusinya adalah menjadi pelaku online shop. Dan kemampuan ibu dalam aneka platform jejaring sosial ditambah kemampuan editing yang kian mumpuni, diharapkan bisa meningkatkan daya jual produk ibu.

Ibu Bisa Lebih Bahagia.

Apa hubungan bahagia dan dunia internet atau digital? Mudah, aneka aplikasi editing itu seperti sebuah "mainan" yang bisa jadi hobi. Jika ibu punya hobi yang menuntut kreativitas dan ibu selalu bisa membuat hal baru dari hobi ibu, tidak dipungkiri ibu akan senang bukan? Rasa bahagia yang bisa ibu ciptakan karena mendapat pencapaian baru.

Ibu Bisa Menambah Jejaring

Memperluas pergaulan di sosial media, mengikuti komunitas yang memiliki minat sama didunia digital, mengikuti aneka pelatihan online maupun offline tentang editing dan digital marketing. Tentu ibu akan makin banyak teman. Ibu Makin luwes dalam berinteraksi. Kebutuhan waktu ibu antara lain me time, couple time, family time, dan social time. Nah, diharapkan dengan memperluas jaringan maka kebutuhan ibu akan social time makin terpenuhi.

Jadi, marilah ibu-ibu hebat Indonesia, tetaplah kreatif, tetaplah berkembang. Selama pandemi yang penuh tekanan saja kita bisa, apalagi di hari kedepan saat kondisi sudah kondusif. Tentunya kita harus lebih termotivasi jangan malah berhenti dan merasa cukup disini. Semangat untuk kita semua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image