Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Meisarah Tri Anjani

Keluh Kesah Dari Lulusan Pandemi

Lomba | Friday, 17 Sep 2021, 10:37 WIB

Tanggal 2 Maret 2020, tepat dimana hari yang membuat seluruh warga negara Indonesia terkejut. Bukan karena apa, semua warga negara Indonesia terkejutnya karena seluruh televisi nasional menayangkan sebuah berita “virus Covid-19” yang sudah masuk ke wilayah kita, yaitu Indonesia. Hal itulah yang membuat seluruh sekolah dan kantor diliburkan secara mendadak, dari yang tadinya sekolah hanya diliburkan 2 minggu saja, malah berakhir menjadi libur setahun lebih.

Oh iya, bukan hanya di Indonesia saja yang diberitakan virus ini, bahkan diluar negeri juga sama halnya, diberitakan kedatangan virus ini ke negara mereka sendiri. Seperti Korea Selatan, Singapura, Amerika danlain-lainnya.

Dan juga tentunya kita sudah tahu pasti, pandemi atau bencana ini membuat kita menjadi banyak merasa kehilangan. Seperti kehilangan pekerjaan, keluarga, golden time ataupun yang lainnya. Tapi kita juga tidak bisa menolak bencana ini, karena kita ini adalah manusia. Manusia biasa yang tidak memiliki elemen pengendali bencana.

Bencana ini juga membuat kita setiap hari harus menggunakan masker yang bahkan membuat kita sulit untuk bernafas bebas atau lepas. Setiap hari kita harus menjaga ketertiban protokol kesehatan. Bahkan dari tahun 2020 bulan maret sampai saat ini, kita juga harus selalu tes covid-19 sebelum bekerja. Contohnya para artis yang harus di swab dahulu sebelum tampil di televisi nasional. Banyak dari kita pasti sudah banyak yang mengeluh karna bencana ini, dan juga pastinya merindukan tahun dimana virus ini belum menyerang ke dunia kita.

Hari demi hari kita lewatkan bersama dengan pahitnya kenangan yang tercipta di tahun pandemi ini. Andai saja pandemi ini pergi dari dunia ini dan tanpa ada sekecil apapun yang tertinggal. Pasti sudah banyak orang-orang yang pergi bertamasya tanpa mengingat virus ini. Aku jadi rindu sekali moment dimana aku dan keluargaku pergi jalan-jalan tanpa adanya kekangan persyaratan perjalanan.

Jika saja pandemi ini berakhir, aku ingin sekali kumpul-kumpul di luar sana bersama teman-temanku tanpa adanya kekangan dari ppkm. Pasti sudah banyak temanku yang merindukannya juga. Jika saja dari awal pandemi tidak ada, pasti masa SMA-ku tidak sekonyol ini. Tidak adanya kenangan-kenangan akhir di bangku SMA itu, membuatku merasa sedikit kesal. Aku jadi iri dengan angkatan diatasku, yang lulus SMA mengadakan acara kelulusan di sekolah.

Setiap malam aku selalu berkhayal, kapan pandemi ini berakhir. Aku merindukan moment-moment hangat bersama teman-temanku di sekolah. Orang zaman dulu bilang kalau masa SMA adalah masa yang paling romantis dan menyenangkan, tapi tidak dengan angkatanku dan angkatan dibawahku. Kami sama sekali tidak merasakan indahnya keromantisan di SMA. Andai saja pandemi ini tidak ada, pasti aku sudah mempunyai banyak kenangan yang terukir indah di memori ingatanku. Mengapa pandemi ini sungguh kejam?

Terus aku juga sedikit kesal dengan beberapa rakyat Indonesia yang diluaran sana, mereka masih saja nongkrong-nongkrong tidak jelas, padahal sudah jelas sekali saat ini sedang adanya ppkm yang dilaksanakan. Iri? Tentu saja aku iri, aku juga ingin bermain keluar sana, nongkrong-nongkrong bersama teman-temanku. Tapi aku bela-belain mengurungkan niatku, mengingat adanya virus corona yang masih berkeliaran di Indonesia ini. Tolong buat kalian yang masih melanggar peraturan “dilarang berkumpul karena ada pandemi”. Bekerjasamalah sedikit saja teman, kita juga sama-sama lelah kok, berjuang bersama-sama untuk melawan virus covid-19 ini. Kalau kita patuh saja terhadap protokol kesehatan ataupun peraturan dilarang berkumpul-kumpul dahulu, Insya Allah pandemi ini akan berkakhir.

Aku, kamu dan untuk seluruh rakyat Indonesia pasti juga sudah bosan, karena dari tahun 2020 saja, semua orang sampai kesulitan untuk beribadah. Banyak yang tidak bisa datang ke tempat ibadahnya seperti masjid, gereja dan lain-lainnya. Bahkan mudik waktu mau lebaran saja tidak bisa dan hal itu membuat mereka yang ingin mudik sangat sedih. Tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa juga, kita hanya bisa diam dirumah sambil membatin dan menangis karena kerinduan dengan kampung halaman.

Walaupun banyak dari kita yang mengalami kerugian, tetapi ada juga yang mengalami keberuntungan. Contohnya perusahaan-perusahaan tempat pembelanjaan online yang mengalami penaikan keuntungan secara meroket, semenjak pemerintah menghimbau masyarakat untuk berdiam dirumah. Sehingga membuat masyarakat banyak memilih jalur berbelanja online untuk membeli barang keperluan.

Tetapi, semoga saja pandemi ini segera berakhir. Karena kalau pandemi ini berakhir, semua akan berjalan dengan normal kembali dan tidak ada yang mengalami kerugian besar. Ayo kita sama-sama berjuang melawan virus covid-19 dengan cara mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image