Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deassy Destiani

Waspada Sihir Cinta Buta (episode 2)

Gaya Hidup | 2021-09-15 20:59:43
Sumber gbr : https://pixabay.com

Sebelum membaca episode ke 2 tulisan saya ini, ada baiknya yang belum baca episode 1 silahkan klik dulu link ini yah: Wapada Sihir Cinta Buta (Episode 1) - https://retizen.republika.co.id/posts/13144/wapada-sihir-cinta-buta-episode-1

Tulisan kali ini akan membahas tentang apakah Anda termasuk kategori orang yang cinta buta alias bucin ataukah yang sedang mencari cinta sejati? Sejujurnya saya juga pernah mengalami cinta buta dalam kisah asmara di masa lalu. Justru setelah mengalami cinta buta akhirnya pengalaman hidup menuntun untuk menemukan cinta sejati. Jadi tulisan ini adalah hasil refleksi diri dan dari beberapa referensi yang saya baca.

Yuk mari kita kupas tanda seseorang terkena sihir cinta buta dan bagaimana menghindarinya agar bisa menemukan cinta sejati.

1. Posesif Banget

Orang yang cinta buta biasanya punya sikap posesif. Pengertian posesif adalah rasa cemburu kelewat batas yang dibumbui dengan rasa insecure. Dalam istilah lain, posesif disebut juga sebagai controlling behaviour atau perilaku suka mengatur berlebihan. Sebetulnya menurut pelakunya posesif itu adalah cara menunjukkan rasa sayang atau peduli terhadap pasangan. Namun dari sudut pandang kejiwaan, perilaku posesif bukanlah berakar dari rasa sayang, melainkan dari rasa takut dan rendahnya kepercayaan diri pelaku.

Seseorang yang punya sifat posesif mencerminkan harga diri yang terluka dan rasa rendah diri. Ini adalah emosi yang sangat berbahaya, terutama dalam sebuah hubungan. Sebab jika tidak dikendalikan, sifat ini pada akhirnya hanya akan membawa kerusakan pada sebuah ikatan asmara. Sikap posesif ini contohnya adalah kasus Ade Sara (baca episode1)

Jadi harus cemburu yang seperti apa dong agar tidak terjebak cinta buta?

Cemburu sebetulnya adalah sebuah emosi yang wajar dalam urusan percintaan. Tapi bukan berarti Anda harus bersikap posesif. Jadi agar tidak terjebak cinta buta, saat cemburu hindari marah yang disertai tuduhan seperti, "Kenapa tidak balas pesan aku, kamu selingkuh ya?," Hal ini tentu akan membuat risih pasangan. Akhirnya pasangan marah dan kemudian emosi hingga sebuah hubungan menjadi tak sehat lagi. .

2. Terobsesi Untuk Selalu Membuat Pasangan Bahagia

Kasus mahasiswi di Malang yang menculik temannya untuk diperkosa pacarnya (baca episode 1), terjadi karena sang mahasiswi ingin membahagiakan pasangannya. Tentu siapa sih yang gak ingin membagiakan pasangannya. Apalagi kalau sebuah hubungan lagi hangat-hangatnya.

Namun terlalu terobsesi membuat pasangan bahagia ternyata malah merugikan diri sendiri dan orang lain. Terkadang orang terdekat seperti sahabat, keluarga bahkan orang tua sendiri diabaikan demi kekasih pujaan.

Jadi agar tidak masuk perangkap setan dengan mendewakan sang kekasih di atas segalanya bahkan kebahagiaan Anda sendiri cobalah untuk segera sadar. Hubungan seperti itu jelas tidak sehat. Anda telah membuang banyak waktu hanya untuk satu orang dengan mengorbankan orang-orang yang tulus mencintai Anda.

3. Mengubah Diri Sesuai Keinginan Pasangan

Saat mengalami cinta buta, saya pernah ada di titik dimana saya tidak menjadi diri sendiri. Pasangan saya saat itu ingin kita berdua punya banyak kesamaan. Sehingga akhirnya saya mencoba masuk ke dunianya dan menjadi apa yang dia inginkan. Tahun pertama mungkin hal itu masih membuat nyaman karena kita masih beradaptasi. Namun tahun berikutnya hubungan terasa menyiksa. Saya merasa tidak pernah bahagia ada disisinya meski dia bilang sangat mencintai saya.

Awalnya saya takut untuk mengambil sikap memutuskan hubungan. Sebab setiap kali saya berbicara tentang perpisahan maka dia akan memohon hingga bertekuk lutut agar saya tak meninggalkannya. Namun kian hari saya semakin sadar bahwa kita tak bisa lagi tertawa bersama. Apa yang menurut dia lucu, menurut saya tidak. Begitu juga sebaliknya. Dulu mungkin kita masih bisa berpura-pura tertawa. Namun seiring waktu dusta itu terlihat juga. Untuk apa saling menyakiti jika memang satu sama lain tak merasa nyaman.

Sejak itu saya belajar bahwa menjalin suatu hubungan tidak perlu memiliki kesamaan dalam semua hal. Justru menerima perbedaan adalah hadiah terindah dalam cinta. Meskipun berbeda, cinta sejati akan menerima kekurangan dan menghargai kelebihan setiap individu di dalamnya. Sebab cinta sejati tak akan memaksa. Dia tumbuh dari ketulusan dan kesabaran.

4. Menjadi Korban Gaslighting

Seseorang yang Anda cintai seharusnya memberi pengaruh baik bagi kehidupan Anda. Namun faktanya ada orang yang tega melakukan gaslighting kepada orang yang dicintainya. Gaslighting merupakan bentuk kekerasan mental berupa berbohong dan memanipulasi seseorang secara psikologi sampai mereka mempertanyakan kewarasannya sendiri.

Waspadalah jika Anda punya pasangan yang gemar berbohong namun ketika ketahuan dia malah menyalahkan Anda dan menolak mengakui kebenaran. Si dia akan terus menyangkal dan berdusta sampai Anda mempertanyakan ingatan sendiri yang akhirnya percaya pada kebohongan yang dia buat.

Mungkin saat itu orang di sekitar Anda sudah meyakinkan Anda bahwa mereka menjadi saksi atas kebohongan tersebut. Namun seorang gaslihgters malah berbalik menyerang saksi tersebut dengan menyebutnya bahwa merekalah yang berbohong dan ingin hubungan itu hancur. Anda jadi bingung sendiri dan akhirnya Anda memilih tetap percaya padanya meski kemudian masalah itu terjadi lagi.

Misalnya Ibu Anda sudah mengatakan bahwa beliau pernah bertemu pasangan Anda itu sedang bermesraan bersama wanita lain. Ibu Anda sudah memberikan bukti-buktinya berupa foto. Namun seorang gaslighters justru akan mengatakan bahwa Ibu Anda yang tak ingin Anda bersatu dengannya sehingga membuat fitnah yang keji padanya. Akhirnya Anda malah membenci Ibu sendiri padahal beliau sudah mengingatkan Anda secara baik-baik.

Jadi jika Anda merasa menjadi korban gaslighting maka segeralah mencari orang yang bisa dipercaya untuk membuktikan sebuah kebenaran. Sebab makin lama Anda bersamanya, justru nanti Anda yang akan mengalami gangguan kepribadian. Jangan sampai Anda makin dijauhi oleh keluarga karena mempercayai si dia yang jelas suka berbohong dan gemar menyakiti Anda.

Nah jadi kesimpulannya, cinta buta adalah cinta yang bersifat sepihak. Padahal hubungan cinta yang didambakan adalah penyatuan dua pihak dalam sebuah intensitas perasaan. Cinta buta mengganggu konsentrasi orang yang bersangkutan padahal cinta sejati membantu orang untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

Cinta buta itu cenderung memfokuskan pikiran hanya pada orang tersebut sehingga Anda tidak bisa mengontrol perasaan sendiri. Saat terjebak cinta buta kita bakal habis-habisan mencoba untuk tampak menarik dan istimewa di depannya sehingga fisik dan pikiran tidak bisa rileks. Sementara cinta sejati akan menyediakan tempat agar Anda bisa menjadi diri sendiri. Anda akan selalu mendapat dukungan darinya dan itu membuat Anda dan bertambah percaya diri.

Cinta buta biasanya didasarkan atas ketertarikan fisik seperti kecantikan wajah, keindahan rambut, kepandaian, jenis pekerjaan, atau barang-barang yang dikenakan. Jadi orang yang cinta buta belum mengenal dan memahami siapa pasangannya. Sementara cinta sejati dilandasi oleh perilaku simpati, empati, kejujuran, pemahaman, kehalusan budi pekerti, dan sikap positif lainnya.

Cinta buta membuat Anda lari dari realitas sedangkan cinta sejati membantu Anda menghadapi realitas. Jadi mau pilih mana ?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image