Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 12. I Gusti De Ayu

ANDAI PENDEMI PERGI MUNGKIN NEGERIKU TIDAK SEPERTI INI

Lomba | Tuesday, 14 Sep 2021, 19:53 WIB

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa pandemi Covid-19 sudah lama bertamu dan tak kunjung berlalu. Banyak orang kehilangan pekerjaan, kehilangan pendidikan, bahkan kehilangan nyawa yang lebih menakutkan. Angka kematian yang terus meningkat dan penyebaran virus yang semakin hari semakin menyebar ke berbagai arah di penjuru nusantara.

Pandemi ini membawa dampak yang begitu besar bagi kehidupan manusia di berbagai sektor. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan mengalami pengangguran yang berkelanjutan. Kebutuhan pokok yang harus dan wajib terpenuhi, namun pekerjaan tak kunjung kembali lagi. Tidak hanya itu, pandemi juga berdampak pada sektor pendidikan. Siswa yang sekolah online dirumah juga mengalami berbagai kendala, seperti sinyal yang kurang lancar dan terbatasnya kuota internet. Jangankan untuk membeli kuota internet, untuk makan sehari-hari pun sekarang susah.

Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi menyebabkan penurunan kualitas siswa, tidak hanya di Indonesia saja, bahkan seluruh dunia juga mengalaminya. Di lansir dari Republika.co.id (Fernan Rahadi 2021), sejumlah riset lembaga internasional seperti UNICEF dan UNESCO akhir Maret lalu menyebutkan 124 juta anak-anak di seluruh dunia telah kehilangan kemampuan membaca. Hal tersebut berdampak pada anak-anak bangsa di masa yang akan datang dan dikhawatirkan mendapatkan pendidikan yang buruk dan terus berkelanjutan, serta berdampak pada rendahnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Republika.co.id" />
Sumber : Republika.co.id

Sektor terdampak Covid-19 selanjutnya adalah sektor sosial. Tidak diperbolehkannya keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak, membuat masyarakat dibatasi untuk berinteraksi. Rasa kekeluargaan, gotong royong, toleransi dan kerja sama pun kian hari kian terkikis dan luntur karena adanya pandemi ini. Jabat tangan tak lagi jadi tradisi, ibadah pun sudah sangat dibatasi. Pandemi Covid-19 ini memberikan kita pelajaran yang luar biasa agar selalu menjaga kebersihan, menjaga pola hidup sehat, dan menjadikan kita semakin dekat dengan keluarga serta Allah Yang Maha Esa.

Republika.co.id" />
Sumber : Republika.co.id

Di sisi lain sektor pariwisata juga salah satu sektor yang terdampak Covid-19. Tempat-tempat wisata di tutup dalam waktu yang lama. Para pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja yang berdampak pada ekonomi rumah tangga. Tidak hanya berdampak pada ekonomi rumah tangga, ditutupnya tempat wisata juga berdampak pada ekonomi negara. Di kutip dari republika.co.id, peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute (TII) Muhamad Rifki Fadilah menilai, penurunan di sektor pariwisata membawa imbas ke sektor-sektor yang menjadi penyokong sektor pariwisata. Seperti sektor penerbangan, transportasi darat dan laut, perhotelan, dan juga sektor makanan dan minuman khususnya yang dimiliki oleh UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Republika.co.id " />
Sumber : Republika.co.id

Seperti yang kita ketahui diatas, dengan ditutupnya sektor pariwisata berdampak pada sektor lain salah satunya sektor transportasi. Walau tidak sepenuhnya pulih, namun sektor transportasi ini mengalami penurunan penumpang yang drastis dari jumlah sebelumnya. Seperti yang di kutip dari Republika.co.id , Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat penurunan penumpang yang drastis di terminal tipe A Jabodetabek. Khususnya penurunan jumlah penumpang sejak adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Kepala BPTJ Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan, "Penurunan penumpangnya (di terminal bus Jabodetabek) sangat drastis yaitu sekitar 61 persen."

Sungguh pandemi ini mengubah aktivitas dan perilaku manusia. Andai pandemi ini pergi, tempat wisata bisa dibuka sepenuhnya kembali, sekolah-sekolah bisa melakukan pembelajaran tatap muka lagi, para pencari nafkah mendapatkan pekerjaan yang semestinya lagi, dan perekonomian negeri ini bisa pulih kembali.

Tentang corona, tak banyak kata yang bisa ku ucapkan, tak semua masalah bisa ku ceritakan. Walau corona masih mengalami kenaikan, teruslah maju perkuat keimanan. Negeri ini adalah negeri yang kaya, negeri yang makmur, negeri yang subur, sejahtera, aman dan sentosa. Sudah sepatutnya kita perangi corona ini bersama-sama. Bhineka Tunggal Ika sebagai pegangan bangsa dan pancasila sebagai dasar negara. Yuk lawan Covid-19 bersama-sama agar secepatnya bisa pergi dari tanah kelahiran kita tercinta, Indonesia raya.

#Lomba Menulis Opini #Lombamenulisopini

Profil Penulis:

I Gusti De Ayu, lahir di Brebes, 24 Juni 2004. Berstatus sebagai siswa di SMAN 1 SALEM. Cita-citaku ingin jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Follow instagramku ya @igustideayu. Terima kasih.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image