Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Santuso

Lomba Sambut Tahun Baru Islam, Kisah Hijrah 3 Siswa Khoiru Ummah Jember Ini Sangat Inspiratif

Agama | Sunday, 29 Aug 2021, 11:44 WIB
Tiga siswa: Fraya (atas), Shoja (tengah), dan Rosyidah (bawah), pemenang lomba menulis dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1443 H yang diselenggarakan STP Khoiru Ummah Jember pada Jumat (6/8/2021)

Menyambut tahun baru Islam 1443 H, pada pekan pertama Agustus 2021, Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah Jember menggelar berbagai perlombaan secara daring yang diikuti oleh semua siswa-siswi dan wali murid. Macam-macam lomba yang diadakan yaitu lomba adzan dan iqomah, pildacil, membuat poster, berkisah, dan menulis artikel bertemakan hijrah.

Salah satu lomba yang diikuti oleh murid STP Khoiru Ummah Jember setingkat SMP ialah lomba menulis kisah pengalaman hijrah diri sendiri. Dalam lomba itu, terpilih tiga pemenang lomba yaitu Fraya Briliane Mars (juara 1), Shoja Mahiya Prayata (juara 2), dan Rosyidah Kamilah (juara 3). Berikut ini kisah hijrah mereka bertiga.

1. Kisah Hijrah Fraya Briliane Mars

Semua orang sebelum berhijrah pasti pernah melakukan kesalahan dan jauh dari Allah seperti diriku dulu ini. Dulu aku orang yang sangat jauh dari Allah, tidak pernah aku sesekali melakukan kewajiban yang diperintahkan oleh-Nya dan sering sekali aku melakukan perbuatan yang dilarang oleh-Nya. Dulu aku tidak pernah sama sekali memakai kerudung maupun jilbab. Jika berkerudung pun tidak sesuai dengan syariat yang ditentukan. Memakai kerudung pendek dan memakai celana.

Dulu juga aku tidak pernah sholat maupun mengaji kecuali ingin saja atau ikut-ikut teman ku. Jika aku sholat mungkin hanya saat ada praktik dari sekolah atau diajak teman-teman sholat di masjid hanya untuk bermain setelah sholat selesai. Saat mengaji, aku hanya belajar dari iqro 1-3 dan berhenti mengaji karena terlalu malas. Aku juga tidak pernah sama sekali menghafalkan 1 surat dari Al-Qur'an, bahkan An-Nas saja aku tidak hafal. Aku dulu tidak terlalu peduli sama sekali dengan semua itu. Seakan-akan itu hanya hal yang tidak terlalu penting sama sekali. Padahal sholat dan mengaji sangat penting dan wajib dilakukan oleh setiap muslim.

Dulu aku sering sekali mengumbar-umbar aurot ku tanpa merasa berdosa. Sering juga aku melihat hal-hal yang tidak boleh dilihat seperti aurot temanku yang laki-laki saat dia memakai celana pendek. Aku juga seringkali menyentuh teman laki-laki dengan sengaja seperti memegang pundaknya dan lengan. Aku juga sering bebas bergaul.

Jika aku yang sekarang mengingat dosa-dosa yang aku lakukan dulu, aku merasa sangat berdosa dan selalu ingin meminta ampun atas dosa-dosa ku yang ku lakukan dulu. Aku merasa sangat menyesal tidak mengenal Islam lebih dalam dari dulu.

Dulu aku memang sangat nakal, sering sekali melawan orang tua, sering juga aku berkata kasar atau kurang ahsan, mengejek orang-orang, tidak sopan, mencuri uang umi atau abi. Tanpa bilang-bilang, aku juga mencuri barang atau mainan teman-temanku secara diam-diam. Aku suka bermalas-malasan, marah-marah, dan lain-lain. Banyak sekali ya dosa yang kuperbuat dulunya.

Lalu bagaimana aku bisa berhijrah atau berubah? Itu karena umiku mengajariku dan mengajakku untuk mengenal lebih dalam tentang Islam. Saat aku belajar mengenal Islam, aku sudah belajar mengubah cara berpakaianku, lebih sering mengaji, melakukan sholat setiap hari, tidak bergaul bebas, tidak lagi berkata kasar, dan lain-lain. Untuk kalian yang belum berhijrah, yuk berhijrah! Belum ada kata terlambat untuk berhijrah! Allah berfirman (yang artinya): Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)

2. Kisah Hijrah Shoja Mahiya Prayata

Dulu saya bersekolah di salah satu SD Islam sejak kelas 2. Dulu saya adalah anak yang biasa saja, belum terlalu mengenal Islam. Aku sedikit menghafal Alquran karena hafalan Alquran di sekolah juga hanya sedikit sekali, hanya beberapa surah pendek di juz 30. Aku juga hanya hafal beberapa bacaan sholat dan doa-doa pendek.

Saya pernah belajar di yayasan pendidikan atau TPQ di salah satu masjid tapi hanya sampai kelas 4 SD saja. Hafalan di TPQ juga tidak jauh berbeda dari pada di SDI. Mungkin hanya ada sedikit tambahan hafalan surah surah pendek dan ayat-ayat pilihan. Menjadi wisuda di TPQ juga tidak ada sulit-sulitnya. Juz 30 pun tidak perlu hafal.

Banyak hal yang berubah pada diri saya semenjak saya hijrah. Contohnya, saya membiasakan untuk sholat sunnah rowatib, mulai membiasakan sholat sunnah tahajud walau masih beberapa kali saja, dan juga membiasakan untuk sholat dhuha. Saya juga mulai lebih bisa menyikapi suatu masalah. Maksudnya ialah saya menanggapi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih ahsan, bijak, dan sesuai dengan pola pikir islam yang benar.

Saya juga mulai membiasakan membaca buku-buku yang ditulis oleh ustadz-ustadz yang hebat seperti buku milik Ustadz Felix Siauw dan juga milik Ustadz al-Habsyi. Jujur, dulu saya adalah anak yang suka beberapa lagu Barat. Namun, setelah saya membaca buku-buku tentang Islam, saya mulai memahami ajaran Islam yang mulia dan saya berniat hijrah tidak lagi mendengarkan lagu-lagu Barat. Saya sadar bahwa lirik lagu-lagu seperti itu sebenarnya ada yang tidak baik.

Saya juga pernah mengalami kejadian yang membuat saya sangat sedih, yaitu meninggalnya nenek saya. Bunda saya menjelaskan bahwa semua yang hidup pasti mengalami kematian dan kita semua akan menghadap ke Allah. Pada saat itu, semua perbuatan kita akan dipertanyakan. Karena itu, kita harus berusaha terus beramal baik dan beribadah kepada Allah. Saya juga paham bahwa sesungguhnya tujuan utama Allah SWT menciptakan kita di dunia ini bukanlah untuk menggapai dunia saja, bukanlah untuk mencari ketenaran, kepercayaan banyak orang, harta benda, dan sebagainya. Tapi, tujuan sebenarnya Allah SWT menciptakan kita di dunia ini adalah untuk menggapai ridho-Nya sehingga kita selamat dunia dan akhirat sehingga kelak masuk surganya Allah SWT. Itulah tujuan kita yang sebenarnya.

Sebagai tambahan, kini ananda Shoja Mahiya Prayata menjadi salah satu siswa di STP Khoiru Ummah Jember setingkat SMP. Di sekolah ini, siswanya ditarget mampu menghafal Alquran sampai 9 juz. Di samping itu, sekolah ini mendidik siswanya agar mempunyai 4 output yaitu mempunyai kepribadian Islam, mempunyai jiwa pemimpin, ahli dalam ilmu agama, dan terdepan dalam sains dan teknologi.

3. Kisah Hijrah Rosyidah Kamilah

Mentaati Allah dan meneladani Rosulullah adalah kewajiban bagi seorang muslim dan muslimah. Untuk berhijrah menjadi yang lebih baik itu butuh perjuangan dan juga dukungan yang luar biasa. Ketika Aku masih belum paham tentang ilmu agama, perbuatan dan juga ucapanku masih banyak yang salah. Namun ketika aku banyak mempelajari tentang ilmu agama baik dari sekolah atau juga dari nasihat kedua orang tua dan guru-guru di sekolah, aku pun harus berhijrah untuk berubah dan menjadi lebih baik. Berubah berkata yang ahsan dan bertingkah laku yang ahsan. Menutup aurat dengan baik dan sempurna. Tak lupa aku pun mengajak teman temanku untuk lebih baik lagi dan taat dalam menjalankan perintah Allah dan RosulNya.

Aku dari kecil sudah diajarkan oleh orang tua ku untuk menutup aurat yang benar dan sempurna. Tapi saat pertama kali menutup aurat, aku tidak langsung sempurna karena masih ada perjuangan dan proses yang aku lewati. Awal-awal hanya memakai kerudung/khimar tapi aku masih pakai celana kadang-kadang juga lengan bajunya itu pendek. Dulu aku memakai kerudungnya belum sempurna dan memakai kerudungnya hanya sekali-kali. Dulu saat aku bermain pun tidak pakai kerudung.

Tapi semakin lama, semakin aku bertumbuh besar, aku mulai menutup aurat dengan sempurna meskipun belum 100% sempurna. Mulai dari pakai khimar, pakai jilbab, dan kaos kaki. Memakai jilbab itu menurut aku tidak terlalu berat tapi kita harus istiqomah. Kadang-kadang aku tergoda ingin memakai outfit-outfit seperti pakaian ala zaman sekarang yang banyak dipakai orang-orang. Tapi aku tau bahwa outfit-outfit itu tidak syar'i. Jadi aku harus menahan diri untuk tidak membeli dan tidak memakai outfit-outfit itu.

Bagian tersulit untuk menutup aurat yang sempurna adalah memakai kaos kaki. Memakai kaos kaki di sekolah karna peraturan sekolah itu sangat gampang dan sangat mudah, tapi kalau memakai kaos kaki saat keluar rumah karena perintah Allah itu sulit dan sangat berat. Memakai kaos kaki berjam-jam di sekolah itu gampang dan tidak terasa apa-apa, tapi entah kenapa pada saat memakai kaos kaki keluar rumah walau hanya sebentar itu berat sekali. Perjuanganku untuk selalu istiqomah memakai kaos kaki itu sangat panjang. Aku sering lepas pasang kaos kaki saat di luar rumah. Kadang-kadang juga saat keluar rumah aku tidak memakai kaos kaki. Memakai kaos kaki adalah bagian terberat dan tersusah untuk menutup aurat bagiku. Tapi, alhamdulillah sekarang aku sudah bisa memakai kaos kaki tanpa lepas pasang.

Itulah cerita proses perjuanganku untuk menutup aurat. Menutup aurat itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah sebagaimana Allah SWT menegaskannya dalam surat Al-A’raf ayat 26 berikut (yang artinya): "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

Allah juga menyampaikannya dalam surat Al-Ahzab ayat 59 (yang artinya): “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu, dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image