Rektor Uhamka: Moderat Merupakan Watak Otentik Islam
Agama | 2021-08-19 20:25:37JAKARTA - Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIK) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka selenggarakan Uhamka International Conferenceon Moderate Islam (UICOMS). Forum Internasional ini merupakan sarana sharing gagasan tentang moderasi Islam yang didukung dengan penelitian dan tulisan para peserta sebelum mengikuti kegiatan. Melalui online virtual zoom meeting, konferensi ini dilangsungkan selama dua hari sejak tanggal 18-19 Agustus 2021.
Mengusung tema Moderate Islam: Discourses and Practices, konferensi ini turut dihadiri oleh pembicara dari dalam dan luar negeri, yaitu Prof Mike Hardy OBE CMG dari Coventry University UK, Assoc. Prof Dr Khairudin Aljuneid dari National University of Singapore, Rahmawati, Husein MCP PhD, Dr. Izza Rohman MA, Ai Fatimah Nur Fuad PhD.
Bertindak sebagai keynote speaker Prof Dr Din Syamsuddin, MA, seorang tokoh cendekiawan muslim Indonesia yang aktif dalam dialog perdamaian dunia dan mempromosikan Islam moderat di berbagai Negara, selain menjadi pemimpin tertinggi di Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah. Selain keragaman narasumber, konferensi ini pun dihadiri peserta dari berbagai negara di antaranya dari United Kingdom, Singapura, Malaysia, Prancis, Turki, dan negara tetangga lainnya.
Dalam sambutannya, Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro mengatakan, semoga International conference of moderate Islam yang dilaksanakan secara daring ini dapat memberi kontribusi tidak hanya di dunia akademik, namun juga bermanfaat secara menyeluruh kepada seluruh komunitas Islam. Menurut dia, bersikap moderat merupakan watak atau karakter asli ajaran Islam yang ditunjukkan dengan keseimbangan antara orientasi dunia dan akhirat; keseimbangan antara material dan spiritual; keseimbangan antara tekstual dan kontekstual.
âUmat Islam diperintahkan untuk mencari akhirat tapi juga tidak boleh melupakan urusan dunia; diperintahkan untuk mencari nafkah tapi juga diperintahkan untuk berbagi sehingga melahirkan kepedulian kepada sesama; diperintahkan untuk membaca dan memahami Al-Quran tapi juga diperintahkan untuk melakukan korespondensi dengan perubahan dan kemajuan,â tuturnya.
Selain itu, dia berharap semoga kegiatan ini dapat memberi kontribusi yang bermanfaat bagi hidup kita.
Menurut Gunawan, semangat korespondensi antara keislaman dan kebangsaan, tidak sekadar tulisan di atas kertas. Sebagai manifestasi dari nilai-nilai moderat, Muhammadiyah dalam hal ini tidak sekadar menyatakan siap berdampingan dengan kelompok yang berbeda keyakinan. Muhammadiyah telah membuktikan melalui perguruan tinggi, rumah sakit, sekolah dan lain-lain dalam memberi pelayanan bagi masyarakat yang berbeda keyakinan.
âUhamka melayani mahasiswa non-Muslim untuk kuliah di Uhamka, bahkan Universitas Muhammadiyah Kupang membuktikan dengan melayani mayoritas mahasiswa non muslim untuk mendapat Pendidikan yang layak, dan contoh yang viral di media adalah bagaimana tim Muhammadiyah Covid-19 Comand Center (MCCC) bergerak nyata membantu jenazah korban covid sampai ke pemakaman tanpa melihat latar belakang agama atau keyakinan," tutupnya.
Bagi calon mahasiswa baru yang ingin melihat informasi lebih lanjut terkait penawaran program beasiswa beserta persyaratan peserta beasiswa dapat diakses melalui https://pmb.uhamka.ac.id/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.