Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Desi Nur Cahyasari

Pengangguran, Utang Negara Dan Klaim Pertumbuhan Ekonomi 7 %

Info Terkini | Sunday, 15 Aug 2021, 16:42 WIB

Klaim pertumbuhan ekonomi yang diumumkan oleh pemerintahan Bapak Jokowi beberapa waktu lalu, mendapat respon keganjilan oleh masyarakat. Dilansir dari halaman CNBC, ekonomi Indonesia mengalami peningkatan memuaskan. Dimana pertumbuhan pada kuartal II-2021 ini sebesar 7,07%. Nilai yang jelas lebih besar jika dibanding kuartal II-2020 5,3%.

Padahal jika dibanding fakta jumlah pengangguran dan angka utang Negara yang kian naik dan mengkhawatirkan. Justru menggambarkan realita kelesuan ekonomi yang dirasakan oleh publik. Apalagi dampak pandemi memberi warna tingkat kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat kian menurun.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan para pengamat ekonomi dan keuangan mengkhawatirkan kenaikan utang pemerintah RI yang mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun selama pandemi Covid-19. Para pengamat juga memprediksi Presiden Jokowi akan menghasilkan utang lebih dari Rp 10 Ribu triliun atau Rp 10 kuadriliun di akhir kepemimpinannya. (Indra F.A)

PPKM (Pembatasan Mobilitas dan Kegiatan Masyarakat) berdampak pula pada kenaikan tingkat pengangguran. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Bapak Akhmad Akbar Susamto memperkirakan angka pengangguran pada Agustus 2021 akan naik kisaran 7,15%. Dibanding Februari 2021 yang mencapai 6,26%. (Bisnis.com)

Berdasarkan fakta inilah yang menjadi dasar keganjilan bahwa kenaikan ekonomi hanya sekadar klaim pemerintah. Hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Darmadi Durianto anggota DPR RI Fraksi PDIP, “Angkanya benar, tapi bisa membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai kebenaran angka tersebut. Karena masyarakat membandingkannya dengan situasi saat ini.” (fajar.co.id)

Dengan kata lain, arti klaim pertumbuhan yang sedang terjadi di masa pandemi seperti saat ini hanyalah fatamorgana saja. Telah diketahui bersama, dari tahun ke tahun di masa normal kenaikan ekonomi berkisar 5%. Maka tidak lazim disebut sebagai kesuksesan luar biasa jika pembandingnya adalah nilai titik terendah dan terjadi di tengah keterpurukan publik.

Pengangguran yang terjadi akibat sempitnya lapangan pekerjaan, utang Negara masuk kategori gawat adalah sebagian contoh dari buruknya penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Menurut bapak Indra Fajar (IIUM) Negara-negara yang dijajah secara ekonomi tidak akan bisa keluar dari bahayanya kapitalis.

Ciri sistem kapitalisme sangat kental dengan asas materi. Dimana hanya terfokus pada kepentingan individu. Pemerintahan dalam sistem ini juga tidak terlibat langsung dalam perencanaan produksi nasional. Dan hanya bertugas sebagai regulator pemilik modal besar. Sehingga aturan yang dihasilkannya pun tidak memandang apakah itu menimbulkan kesejahteraan rakyat atau kerusakan alam.

Indonesia sebagai penganut sistem kapitalis, apabila memimpikan perbaikan yang signifikan. Pengamat Ekonomi Islam Dwi Condro Kirono mengatakan konsekuensi diterapkannya ekonomi kapitalisme, maka solusinya jangan menggunakan sudut pandang sistem tersebut. Harus keluar dari jeratan berbahaya dan mengganti dengan sistem Islam penuh rahmat.

Dalam Islam, tugas Negara sebagai riayah. Atau dengan bahasa sederhana sebagai pelindung, dan penjaga rakyat. Jika kapitalis terbukti minim mensejahterakan rakyat dan membuat kondisi semakin terpuruk. Maka sebaliknya, Islam memiliki konsep sistem dan cara mewujudkan kebaikan bagi seluruh alam.

Wallahu a’lam bish ash-shawwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image