Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Cerita Anak: Jembatan Goyang

Eduaksi | Saturday, 14 Aug 2021, 09:52 WIB

Begitu masuk ke lokasi Bumi Perkemahan Karangasri, Pakem, Sleman udaranya terasa sejuk, berbeda dengan daerah di perkotaan yang penuh asap kendaraan bermotor. Pantas saja perlu beberapa bulan untuk antre kemah di sini.

Aku menghampiri temanku satu regu yang masih enak-enakan di tenda. “Teman-teman, ayo semuanya bersiap dengan pakaian olahraga.”

“Memang pagi ini acaranya apa, Dimas?” tanya Roni dari dalam tenda.

Aku menyibak penutup tenda agar bisa melihat kesiapan teman-temanku.

“Acaranya halang rintang. Yang belum siap, ayo segera ganti pakaian!”

“Siap ketua,” Jono dan Joko menjawab sambil berlari ke kamar mandi untuk ganti pakaian.

Melalui pengeras suara, Kak Dewi menyampaikan pengumuman agar semua peserta berkumpul di lapangan upacara dengan pakaian olahraga.

Begitu kami sampai di lapangan, Kak Dewi dan Kak Pandu sudah siap menyambut kami, didampingi semua bapak ibu guru dan panitia lainnya.

“Bagaimana Adik-adik, kemahnya senang tidak?” tanya Kak Pandu

“Senang Kak, suasananya nyaman,” jawab semua peserta serempak.

Pandang mata Kak Pandu menyapu semua peserta dari kelas 4 dan kelas 5 yang berjumlah 100 anak. “Kakak ingin, mulai kalian datang sampai pulang tetap utuh jumlahnya dan selamat tak ada aral melintang.”

“Siap Kak,” jawab peserta serempak.

“Acara berikutnya adalah halang rintang. Saya harap semua siap fisik dan mental. Sarana di sini sudah komplet. Hanya satu hal yang kakak minta, kalian harus hati-hati dan jangan sembrono!”

Peserta yang berjumlah 14 regu sudah siap mengikuti kegiatan. Sesuai penjelasan Kak Pandu ada 10 pos yang mesti dilalui. Ada pos titian bambu, teklek raksasa, ayunan, merayap, perwitasari, tangga tali, egrang, bowling, dan jembatan goyang.

“Kita mulai dari yang di darat dulu kemudian terakhir yang dekat air,” usul Jono.

“Bagus itu. Setuju,” sahut yang lain.

Aku bersama satu regu mengawali kegiatan halang rintang dari pos egrang yang dijaga kak Herman, pembina dari luar yang dimintai bantuan oleh sekolah.

Waktu reguku sampai di pos jembatan goyang, regu Melati kelas 5 yang diketuai Indri ada di antrean terdepan. Di barisan kedua, regu Harimau kelas 5 yang diketuai Dodi, sedangkan reguku ada di antrean ketiga.

“Tolong Adik-adik, di pos jembatan goyang kalian hati-hati. Meskipun airnya tidak dalam, di bawah jembatan ini adalah sungai. Sekali lagi kakak ingatkan jangan sampai ada yang sembrono,” Kak Pandu mengingatkan lagi.

Indri sudah mulai meniti jembatan goyang diikuti teman-temannya dan yang terakhir Mawar. Saat tiba giliran Mawar, dia tampak ragu-ragu tidak segera mengikuti temannya. Rupanya Dodi yang ada di urutan berikutnya tidak sabar. Mawar didorongnya. Karena tidak siap, Mawar terjatuh ke sungai.

Meski airnya tidak dalam, posisi Mawar tidak siap, kakinya terantuk benda keras di dasar sungai. Pak Wahid guru olahragaku dengan sigap terjun menolong Mawar.

Melihat ada peserta yang cidera Kak Pandu menghentikan kegiatan, dan menghampiri Mawar yang telah di bawa ke ruang panitia. Aku dan teman-teman ketua regu ikut melihat keadaan Mawar.

“Bagaimana keadaannya Pak,’ tanya Kak Pandu.

“Bagian tungkai sakit digerakkan dan memar,” sahut pak Wahid.

“Alhamdulillah, tidak ada yang retak,” kak Pandu menimpali.

Pak Wahid segera melakukan pemijatan di kaki bagian bawah menggunakan minyak gosok.

Dodi yang merasa mendorong Mawar, hanya menunduk tak berani berkata-kata.

Kak Pandu menghampiri Dodi, “Ini pelajaran berharga bagimu. Kakak sudah beberapa kali mengingatkanmu untuk tidak sembrono. Kamu tahu sendiri kan akibatnya?”

“Ya Kak, saya mengaku salah,” sahut Dodi dengan tetap menunduk.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image