Tantangan Mengajar saat Pandemi, Unesa beri Pelatihan Media Blended Learning
Eduaksi | 2021-08-13 12:41:50Tantangan yang dihadapi para guru di masa pandemi ini sangat berat. Perubahan mode proses belajar-mengajar yang secara dramatis membuat kebiasaan kerja guru menjadi sangat berubah dan bahkan belum pernah dibayangkan sebelumnya. Seiring perkembangan pandemi, pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring banyak menimbulkan masalah, baik bagi siswa, guru, maupun orang tua. Hasil-hasil survei juga mengungkapkan bahwa sekolah daring menimbulkan kejenuhan bagi siswa.
Realisasi pelaksanaan sekolah jarak jauh selama ini, mayoritas hanya berupa penugasan yang dilakukan oleh guru. Akibatnya, beban kerja belajar (study workload) siswa menjadi berlebih. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri dalam implementasi kebijakan pendidikan daring jarak jauh darurat selama pandemi sejak Maret 2020 lalu.
Tantangan beberapa mata pelajaran dalam pembelajaran daring juga menjadi suatu permasalahan tersendiri. Sebagai contoh mata pelajaran IPA yang erat kaitannya dengan eksperimen atau praktikum. Memang telah tersedia banyak simulasi eksperimen di dunia maya, tetapi ada beberapa hal yang tidak dapat difasilitasi oleh eksperimen berbasis simulasi virtual. Contohnya, bagaimana menentukan aroma (indra penciuman) jika dilakukan secara simulasi.
Menyadari terkendalanya pencapaian indikator pembelajaran tersebut, Jurusan IPA FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa), khususnya tim dari rumpun media dan teknologi pembelajaran berinisiatif untuk membantu para guru IPA di SMP/MTs/Sederajat khususnya di wilayah Kab. Gresik, Jawa Timur untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah. Pemilihan wilayah Kab. Gresik, karena sebagian sekolah telah mengujicobakan penerapan sekolah tatap muka terbatas sebelum PPKM darurat di Jawa-Bali diberlakukan.
Jurusan IPA FMIPA Unesa bekerja sama dengan MKKS SMP Negeri dan Swasta se-Kabupaten Gresik kemudian melakukan kerja sama untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat, khususnya kepada para guru bidang studi IPA untuk membantu melatih dan mendampingi dalam pembuatan media blended learning yang lebih efektif dalam pembelajaran campuran untuk mengoptimalkan pencapaian kompetensi siswa dalam mata pelajaran IPA.
Pelaksanaan pelatihan dimulai tanggal 7 - 14 Agustus 2021. Pelatihan juga dilakukan secara hibrid (synchronous dengan Zoom dan asynchronous dengan Google Classroom). Pelaksanaan pelatihan dilakukan secara hibrid karena mempertimbangkan PPKM level 4 yang masih diberlakukan di sebagian besar wilayah Jawa Timur. Pada kesempatan, Ketua MKKS, Muhammad Sholikhun dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif dari Jurusan IPA FMIPA Unesa untuk membantu para guru dalam menghadapi pembelajaran IPA di masa pandemi maupun di masa pasca-pandemi. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Jurusan IPA, Prof. Erman yang menekankan bahwa selain sebagai bentuk pengabdian sivitas akademika, kegiatan ini juga untuk ajang silaturahmi dengan para guru dan alumni serta sebagai implementasi kebijakan merdeka belajar-kampus merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan Pelatihan diawali dengan presentasi oleh fasilitator (ketua pelaksana), yaitu Muhamad Arif Mahdiannur yang dibantu oleh tim mengenai implementasi dan media blended learning yang mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan kurasi (5 Cs) berbasis pendekatan saintifik.
Setelah presentasi dan demo singkat, kemudian diadakan tanya jawab serta kegiatan aktivitas berkelompok. Para guru IPA sangat antusias terlibat dalam tanya jawab dan aktivitas berkelompok dalam mendesain RPP digital interaktif, kegiatan proyek, dan portofolio siswa sesuai model blended learning. Kegiatan ini diikuti oleh 102 peserta. Saat ini, kegiatan pelatihan masih berlangsung dengan pendampingan para guru dalam membuat media blended learning melalui LMS.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.