Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia

Sejarah | Sunday, 08 May 2022, 18:28 WIB
Sumber foto: https://www.ifrc.org/

Tanggal 8 Mei 2022, dunia memperingati Hari Palang Merah Internasional. Tema peringatan Hari Palang Merah Internasional 2022 menurut situs resmi Organisasi Palang Merah Dunia (IFRC) adalah #BeHumanKIND. Tujuan dari tema #BeHumanKind tersebut adalah untuk mendorong masyarakat di seluruh dunia untuk berbuat kebaikan.

Pertempuran di Solferino

Hari Palang Merah Internasional merupakan gerakan kemanusiaan yang pertama kali digagas oleh Jean Henry Dunant. Kisah di balik itu bikin kemanusiaan kita terharu.

Tahun 1859 Jean Henry Dunant melawat ke Italia. Dalam perjalanan, di desa kecil Solferino, Dunant menyaksikan perang antara pasukan Prancis Sardinia dan Austria. Pertempuran tersebut menyebabkan sekitar 40.000 menemui nasibnya: gugur, terluka, dan hilang. Ini tidak hanya dari pihak kedua pihak yang berseteru, pun penduduk di wilayah Solferino. Dunant mengabadikan lawatan tersebut dengan menulis buku: "A Memory of Solferino".

Setelah menulis buku tersebut, Dunant menganjurkan pembentukan organisasi bantuan nasional yang terdiri dari sukarelawan terlatih. Nantinya, para sukarelawan akan membantu tentara yang terluka akibat perang. Pada tahun berikutnya, Dunant menjadi bagian dari komite di Swiss yang bergerak dalam asosiasi bantuan nasional.

Dirangkum dari berbagai sumber, sejarah lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional adalah pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan.

Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Jean Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III. Ia menyaksikan puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut.

Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka. Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "A Memory of Solferino" (“Kenangan dari Solferino”), yang menggemparkan seluruh Eropa.

Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan. Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional , yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang. Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

sumber foto: pexel.com

Pada tahun 1863, empat warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk “Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera”, yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).

Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) atau Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya “Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang”. Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dariHukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.

Sumber foto: IFRC/MariaSantto

Happy World Red Cross and Red Crescent Day to all!

Dilansir dari situs https://www.ifrc.org/article/world-red-cross-and-red-crescent-day-message-our-movement (6/5/2022) pesan bersama dari Francesco Rocca, Presiden International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) atau Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Mercedes Babé, Ketua Komisi Tetap, dan Peter Maurer, Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC):

Tutti Fratelli!” Kami adalah saudara dan saudari, seru para wanita Castiglione setelah pertempuran yang menghancurkan di Solferino pada tahun 1859.

Melalui ungkapan ini, mereka menyalakan api kemanusiaan di antara para prajurit yang terluka dan sekarat, sambil memberi mereka perawatan dan bantuan, terlepas dari pihak mana yang mereka perjuangkan. Keberanian, belas kasih, dan kebaikan mereka dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi penderitaan di tengah kekacauan perang menginspirasi Henry Dunant, yang hari ulang tahunnya dan warisan pendiri Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional kita rayakan hari ini.

Dalam dua tahun terakhir, krisis dan bencana hampir tidak menimpa siapa pun. Pandemi COVID-19, konflik bersenjata dan kekerasan, krisis iklim dan bencana terkait iklim, degradasi lingkungan, kerawanan pangan, dan perpindahan penduduk besar-besaran memukul kelompok paling rentan di dunia dengan keras, dan banyak yang kekurangan sarana dan sumber daya untuk beradaptasi.

Dengan latar belakang ini, ketidakpedulian, informasi yang salah, dan ujaran kebencian merayap ke dalam kesadaran umum, yang memecah dan mempolarisasi masyarakat dan menyebabkan orang-orang ditolak dan tidak manusiawi.

Bahkan mereka yang memperjuangkan prinsip-prinsip dasar dan aturan perlindungan dan bantuan tidak luput, dengan mereka yang berusaha untuk memberikan perawatan dan dukungan kepada orang-orang yang membutuhkan menemukan diri mereka target serangan yang tidak adil dan kadang-kadang kekerasan. Ketika api Kemanusiaan berkedip, kita harus waspada dan kita harus bertindak!

8 Mei ini adalah kesempatan bagi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan 14 juta relawan di seluruh dunia untuk bersatu dalam komitmen teguh kami untuk kemanusiaan bersama. Kami juga menegaskan kembali prinsip dasar kami, yang merupakan inti dari semua yang kami lakukan untuk membantu orang yang membutuhkan.

Komitmen kami mengamanatkan kami untuk mengadvokasi orang-orang yang paling rentan di dunia, di mana pun mereka berada. Ketika pecahnya perang atau bencana mengalihkan perhatian atau kemurahan hati publik, media, otoritas publik dan donor, itu merugikan jutaan orang yang terkena dampak krisis kemanusiaan yang berkepanjangan, terlupakan atau tidak terlihat.

Prinsip fundamental kami membawa api kemanusiaan ke seluruh dunia. Mereka membantu memfokuskan kembali perhatian dunia pada semua orang yang dalam kesusahan. Mereka adalah dasar solidaritas kami dengan relawan dan staf Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang beraksi di seluruh dunia. Pada tanggal 8 Mei ini, kami memuji pekerjaan mereka yang mengagumkan dan komitmen yang teguh sebagai responden pertama di komunitas mereka. Mari kita sebarkan api Kemanusiaan dan percaya pada kekuatan kebaikan.

Happy World Red Cross and Red Crescent Day to all! (Selamat Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia untuk semua!)” ajak Francesco Rocca, dalam rilis tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image