Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fergi Nadira Bachruddin

Latihan Militer Gabungan Korsel dan AS Bikin Geram Korut

Politik | Wednesday, 11 Aug 2021, 14:55 WIB
Photo: The Guardian

Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menggelar latihan militer bersama. Langkah tersebut langsung membuat geram pihak Korea Utara (Korut) di tengah upaya perdamaian kedua Korea.

Korut menilai latihan tersebut adalah invasi AS dan Korsel terhadap negaranya. Namun, AS teguh mengatakan, bahwa latihan militer bersama ini murni bersifat defensif untuk menjaga keamanan Korsel.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh media pemerintah Korut pada Rabu (11/8), pejabat senior Partai Buruh Korut, Kim Yong-chol mengecam Korsel karena setuju untuk melanjutkan latihan militer bersama AS. Dia juga mengingatkan tentang konsekuensi yang bakal diterima yang akan membuat Seoul sadar.

"Kami akan membuat mereka menyadari betapa berbahayanya pilihan yang mereka buat dan seberapa dekat mereka dengan krisis keamanan besar dengan membuat pilihan yang salah," katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Korut, KCNA.

Sehari sebelumnya, Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un juga menuaikan kecaman dengan rencana latihan militer bersama itu. Dia mengatakan, latihan itu adalah ekspresi jelas dari kebijakan permusuhan AS terhadap Korut.

Dia menegaskan bahwa Korut akan maju lebih cepat untuk memperkuat serangan pendahuluannya. AS dan Korsel memang belum mengkonfirmasi kapan latihan akan berlangsung maupun rincian lainnya. Namun media lokal melaporkan pelatihan pendahuluan tengah berlangsung pekan ini untuk menyiapkan latihan simulasi yang lebih besar pada 16-26 Agustus.

Berbicara kepada wartawan di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menekankan bahwa latihan gabungan militer AS dan Korsel murni bersifat defensif. "Seperti yang telah lama kami pertahankan, Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," kata Price, menggunakan inisial nama resmi negara Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

"Kami mendukung dialog antar-Korea, kami mendukung keterlibatan antar-Korea dan akan terus bekerja dengan mitra (Korea Selatan) kami untuk mencapai tujuan itu," ujarnya menambahkan.

Pemerintah Korsel sudah menawarkan dialog kepada pemerintah Korut sebelumnya. Menurut Korsel, langkah meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea tidak akan membantu siapapun apalagi untuk menuju perdamaian.

Kedua Korea, secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-1953 mereka berakhir dengan gencatan senjata. Pada Selasa pekan lalu keduanya menghubungkan kembali hotline Korut yang terputus pada Juni tahun lalu.

AS menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korsel sebagai warisan Perang Korea 1950-1953. Latihan telah diperkecil dalam beberapa tahun terakhir untuk memfasilitasi pembicaraan yang bertujuan mengakhiri program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan keringanan sanksi AS. Namun, negosiasi perdamaian gagal pada 2019. Sementara Korut dan AS mengatakan mereka terbuka untuk diplomasi.

Akankah kecaman Korut mengubah keputusan Korsel menyepakati latihan bersama AS?

Akankah Korut melakukan pembalasan atau tindakan lain sebagai tanggapan jika latihan bersama itu terlaksana? Jika, iya, akan seperti apa?

Akankah AS juga bereaksi tentang kecaman Korut ini dengan menambah sanksinya kepada negara otoriter itu?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image