Antara Riya’ Dan Sum’ah
Agama | 2021-08-04 09:06:16Dalam beribadah ada penyakit hati yang perlu kita waspadai. Karena penyakit ini akan merusak nilai dari amal itu sendiri. Penyakit hati itu adalah riyaâ dan sum'ah. Terus apa sih perbedaan antara riy'a dan sum'ah?
Berikut perbedaan secara sederhana antara riyaâ dengan sumâ ah. Dikatakan riyaâ karena melakukan amal perbuatan yang kelihatannya dilakukan karena Allah Shubhanahu wa Taala namun sejatinya bathinnya berniat supaya diperhatikan orang, seperti halnya orang yang sedang melakukan sholat atau bersedekah namun ingin mendapatkan pujian manusia.
Sedangkan sumâ ah merupakan perbuatan memperdengarkan perkataannya yang secara dhohir untuk Allah Shubhanahu wa Taala akan tetapi mempunyai tujuan untuk selain untuk Allah. Contohnya orang yang sedang membaca al-Qurâ an atau berdzikir, berceramah, serta lainnya dari amalan lisan namun mempunyai tujuan supaya dipuji manusia bahwa dia mempunyai suara indah.
Jadi cukuplah jelas perbedaan antara riyaâ dan sumâ ah.
Terhadap penyakit hati ini kita perlu hatihati, karena akan merusak nilai amalan kita. Hal ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad Shalallahu â alaihi wa sallam:
Artinya : â Barangsiapa yang berdiri karena riyaâ dan sumâ ah, maka Allah akan membuka serta memperlihatkan aibnya kelak pada hari kiamatâ . [HR Ahmad 37/7 no: 22322].
Penyakit riyaâ ini bisa terjadi bukan hanya ketika seseorang menginginkan supaya dipuji dan disanjung sama orang lain, akan tetapi juga bisa terjadi manakala seseorang berusaha menghindar dari celaan manusia. Seperti halnya, seseorang yang memperbagusi sholatnya supaya tidak dikatakan sholatnya ngebut, cepat sekali.
Hal ini sesuai dengan hadist berikut ini
Rasulallah Shalallahu â alaihi wa sallam pernah keluar dari rumahnya, lalu bersabda:
Artinya : â Wahai manusia, hati-hatilah kalian dari kesyirikan yang tersembunyiâ . Maka para sahabat bertanya: â Wahai Rasulallah, apa kesyirikan yang tersembunyi itu? Beliau menjawab: â Seseorang yang berdiri mengerjakan sholat, lalu dirinya memperbagusi sholat dengan sungguh-sungguh tatkala ada manusia yang melihat kepadanya. Itulah yang dinamakan syirik yang tersembunyiâ . [HR Ibnu Khuzaimah 2/67 no: 937. Dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam shahih Targhib wa Tarhib 1/119 no: 31].
Akhirnya saya tutup tulisan ini dengan mengucapkan segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa Taala Rabb seluruh makhluk. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu â alaihi wa sallam , kepada keluarga beliau serta para sahabatnya. Dan semoga kita terhindar dari penyakit riyaâ dan sumâ ah. Dan kita semoga selalu mempunyai hati yang ikhlash karena Allah Taâ ala . Aamiin
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.