Pranatacara Bahasa Jawa Yang Harus Dilestarikan
Eduaksi | 2021-08-02 08:07:39Mungkin bagi kita yang tinggal di daerah sekitaran Jawa tengah,DIY, dan Jawa timur pasti tak asing dengan yang satu ini. Ya, benar, Pranatacara. Mungkin bagi yang belum tahu, Pranatacara adalah pembawa acara yang menggunakan Bahasa Jawa. Pranatacara ( Pranata adicara ) biasanya akan hadir di banyak event. Mulai dari hajatan, acara pemerintahan, lelayu, dll. Sehingga membuat Pranatacara begitu dibutuhkan masyarakat umum.
Dalam sebuah kesempatan, penulis sempat berdialog dengan seorang Pranatacara senior. Beliau adalah Bapak Rusdiyanto, beliau sudah memiliki banyak pengalaman. Beliau memulai karir sejak tahun 1986 dan masih aktif hingga sekarang. Beliau berlatih secara otodidak dan berlatih menggunakan sarana seperti radio, dan buku. Menurut beliau, cara termudah untuk menjadi Pranatacara adalah dengan mendengarkan. Karena dengan ini kita bisa mencontoh gaya bicara orang lain sebelum memiliki gaya bicara sendiri. Beliau juga bercerita, bawah beliau memiliki pengalaman yang berkesan ketika menjadi Pranatacara di Gedung Graha Sapa Pranama ( GSP ) UGM. "Kenapa berkesan ?, karena bayarnya besar " ujar beliau sambil tertawa.
Dalam muatan lokal Bahasa Jawa. Pranatacara merupakan salah satu materi yang diajarkan di sekolah - sekolah. Biasanya akan diajarkan sejak jenjang SMP/MTs sederajat. Hal ini diharapkan mampu mengenalkan Pranatacara kepada generasi muda.
Mungkin, ada yang berpikiran ada tidak ya Pranatacara muda, maka jawabannya ada. Salah satunya adalah Prastowo Budi. Prastowo yang akrab dipanggil Towo ini telah punya pengalaman menjadi Pranatacara dan sudah tampil di banyak acara. Anak muda yang satu ini berlatih dengan Pranatacara senior, salah satunya adalah Bapak Rusdiyanto.
Pranatacara adalah bagian dari Budaya Jawa. Sehingga perlu dilestarikan, mengingat fungsinya di masyarakat. Anak muda perlu berperan aktif dalam melestarikan Pranatacara ini. Sehingga kelak tidak tergerus zaman. Pemerintah juga telah berusaha memperkenalkannya lewat Mulok ( Muatan lokal ) Bahasa Jawa. Sehingga diharapkan mampu mendukung upaya untuk melestarikan keahlian Pranatacara ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.