Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Jathilan, Ikon Dusun Ceme

Wisata | Thursday, 29 Jul 2021, 22:33 WIB
Salahsatu penampilan jathilan dusun Ceme Srigading Sanden Bantul DIY

Jathilan adalah kesenian yang telah lama dikenal oleh Masyarakat Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah. Jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Tersemat kata “kuda” karena kesenian yang merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis ini dimainkan dengan menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu (kepang).

Dilihat dari asal katanya, jathilan berasal dari kalimat berbahasa Jawa “jaranne jan thil-thilan tenan,” yang jika dialihbahasakan ke dalam bahasa indonesia menjadi “kudanya benar-benar joget beraturan ”. Joget beraturan (thil-thilan) ini memang bisa dilihat pada kesenian jathilan utamanya ketika para penari telah kerasukan. Salah satu dusun yang ikut melestarikan kesenian ini adalah Dusun 02 Ceme Srigading Sanden Bantul DIY.

Bahkan kesenian Jathilan Kreasi “ Mahesa Sura” yang merupakan Ikon Dusun Ceme Srigading Sanden pernah dipercaya menjamu Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Anak Agung Gusti Ngurah Puspayoga dan Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati, tahun 2013 dalam acara peresmian Pasar Tradisonal Srigading.

Sesepuh Jathilan Maesa Sura Mujiman mengungkapkan kreasi dari penampilan Jathilan ini tidak hanya dalam kreasi gerak, namun juga aransemen iringannya. Jathilan yang dilestarikan di Ceme ini sudah dipoles agar tampil lebih menarik, grup ini terbukti pernah menyabet “Penyaji Terbaik dalam Festifal Jathilan se Kabupaten Bantul Tahun 2013”.

Secara garis besar cerita yang disuguhkan diawali dengan keluarnya rampak panji-panji dan bendera yang menggambarkan semangat kebersamaan, dilanjutkan keluarnya Penthul Bejer sebagai ciri khas seni tradisi Jathilan. Berikutnya pasukan berkuda yang menggambarkan para Jagabaya yang sedang berlatih untuk menjaga keamanan dan menanggulangi segala marabahaya dipimpin Tumenggung Kintol Sura Wijaya. Adegan berikutnya adalah keluarnya Kerbau Maesa Sura yang mengamuk, yang akhirnya bisa ditundukkan Tumenggung Kintol Sura Wijaya. Setelah berhasil ditundukkan, Kerbau Maesa Sura dapat membantu para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Sejahteralah masyarakat di sepanjang pantai selatan.

Jathilan dibawah besutan Sudrasana, S.Sn (Penata iringan) dan Wasis,S.Sn (Koreografi) ini juga pernah menyandang predikat “Penthul Bejer Terbaik” serta “Gendruwo/Thethek melek Terbaik” tingkat Kabupaten Bantul.

Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung setahun lebih ini, mau tak mau memaksa segenap pemain maupun pengiring istirahat total dari aktivitas berkeseniannya.

Kalau dalam situasi normal selalu diadakan Latihan rutin untuk pementasan di tingkat Kabupaten bahkan DIY, namun karena situasi yang tidak memungkin maka kesenian tradisi tersebut vakum. Yah semoga saja Covid segera berlalu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image