Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Melia Senita

PPKM: Solusi atau Ironi

Gaya Hidup | Wednesday, 14 Jul 2021, 04:18 WIB
Dok. Kaltim

Dalam mengatasi lajunya tingkat kematian yang disebabkan wabah covid-19 dan virus-virus yang menyertainya berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, mulai dari Lockdown,vaksin dan usaha-usaha lain guna menghentikan lonjakan, sampai sejauh ini kita bisa saksikan lonjakan korban jiwa berjatuhan. Bahkan solusi vaksinasi juga belum optimal, setidaknya dengan adanya vaksin adalah solusi yang terakhir menghentikan lonjakan terpapar seseorang dengan virus jika tepat sasaran karena sejatinya vaksinasi adalah pengendalian penyakit menular yang disebabkan virus,bukan sebaliknya menimbulkan banyak korban.

Lalu, solusi lain yang dipilih ialah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yaang justru menimbulkan fenomena baru. Rakyat kecil berhadapan dengan aparat untuk mempertahankan dagangannya, sambil menangisi jualan martabak seorang bapak paru baya hanya bisa pasrah. Buka gerobak jam 6 dan belum ada pembeli kemudian satu jam kemudian ada arahan untuk menutup dagangannya.

Akar Permasalahan

Jika kita uraikan satu persatu persoalan ini persoalan utamanya adalah akan hidupnya seseorang adalah makan, jika pendapatan seseorang dibatasi dan disertai abai pemerintah mengurusi perut rakyatnya ini justru akan menimbulkan penyekatan rasa lapar hingga meninggal dalam isolasi mandiri, setidaknya sebelumnya pemerintah membuat kebijakan harus dilandasi sikap bijak dalam mengatasi persoalan, ini akan berdampak buruk bagi semua, belum lagi tekanan demi tekanan yang dilayangkan pemerintah bagi pegawai-pegawai dan honorer yang tidak divaksinasi terkesan memaksa bagi setiap pegawainya, dengan menunda memberikan hak tunjangan bagi mereka yang bekerja dipemerintahan dan bagi honorer ditunda tidak diberikan gaji penuh selama ia tidak vaksin kebijakan seperti apa yang mereka buat.

Belum lagi kita melihat masyarakat bawah yang mata pencariannya adalah buruh harian. Yang mana hari itu ia mencari uang hari itu pula ia makan bersama keluarganya itupun masih saja disekat ruang geraknya. Belum lagi sewa rumah,biaya listrik,cicilan hutang piutang dan sederet persoalan yang mesti ia selesaikan dengan mencari uang, setidaknya pemerintah memberikan sejumlah bantuan selama PPKM bagi buruh harian. Dan memberikan honorer dan PNS semua haknya selama ia bekerja tanpa ada embel-embel vaksin ataupun tidak, karena sejatinya tidak ada kaitannya antara upah(gaji) dengan seseorang akan divaksin atau pun tidak, selama menjadi pegawai. Dimana sumpah pejabat yang akan diprioritas untuk rakyat?, dimana tanggungjawab dan beban ini akan diserahkan??

Kembali kepada Aturan Ilahi

Kesadaran kita terhadap hadirnya Allah SWT sebagai pemberi solusi saat minim untuk dijadikan islam sebagai solusi yang membangkitkan kesejahteraan dan ketenangan dalam kehidupan ini. Apalagi sistem demokrasi yang jelas-jelas memisahkan aturan Allah SWT dalam kehidupan, hal yang wajar jika sederat permasalahan akan timbul dan menjamur persoalan baru. Disini membuktikan kesadaran kita bahwa aturan manusia tidak akan sanggup mengatasi persoalan-persoalan yang kompleks, Allah SWT berfirman yang artinya :

“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. (QS ath-Thalaaq: 3)

Dalam ayat ini sebagai dalil yang kuat tentang keutamaan tawakal, di mana tawakal merupakan sebab terbesar untuk memperoleh maslahat dan menolak mara bahaya. Dan Allah SWT mengatur segala urusan alam ini sesuai dengan yang Ia kehendaki, di tanganNya segela perkara di bolak-balikan. Allah Ta’ala berfirman:

“Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya”. (QS Yunus: 3)

Hendaknya kita semua merasa yakin bahwa apa yang kita kerjakan untuk segera bisa keluar dari sebuah masalah hanyalah merupakan sebab dan sarana namun tetap yang mengatur alam ini adalah Allah SWT maka apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Ia kehendaki kejadianya pasti tidak akan terjadi.

Artinya seluruh persoalan yang ada dimuka bumi ini ada solusinya, jika dikembalikan yang diberikan tentu setiap musibah, penyakit dan sebagainya, sesungguhnya ialah pengingat betapa lemahnya manusia, dan betapa kuasanya Allah, Jika ditinjau lebih dalam lagi, tentu kondisi ini menyadarkan kita bahwa benarlah firman Allah :

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat)[1] manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [TQS. ar-Rûm/30:41]

Di ayat lain Allah SWT menyebutkan

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu(dosa)mu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu) [TQS. asy-Syûra [42:30].

Setiap perintah didalamnya mengandung kebaikan yang pasti akan berdampak positif bagi pengikutnya. Diajarkan dengan sempurna oleh Nabi kita, Muhammad SAW dalam sunnah-sunnah beliau, termasuk adab makan dan minum yang benar. Allah menegaskan dalam firman-Nya :

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al Anbiya’: 107)

Dibutuhkan kesadaran dan merasa semakin yakin bahwa benarlah Islam adalah solusi fundamental atas segala kehidupan kita. Tidak ada kebaikan yang hakiki, kecuali Islam. Kerusakan yang terjadi seperti saat ini! Kemiskinan, kemaksiatan, kriminalitas, LGBT, banjir, gempa bumi, termasuk wabah virus ialah ulah tangan manusia! Akibat jauhnya kita dari aturan Allah. Lebih mengutamakan nafsu daripada wahyu. Mengutamakan syahwat, daripada taat! Sehingga musibah silih berganti hadir ditengah umat!

Menerapkan Islam secara hakiki dalam segala aspek kehidupan kita, adalah modal terbaik bagi kehidupan yang penuh rahmat dari Allah SWT. Jika anda masih terjauhkan dari penyakit tersebut, maka bersyukurlah kepada Allah dan mohonlah perlindungan dari-Nya.

Namun demikian, proses tersebut sulit untuk dilakukan bahkan hampir mustahil selama ideologi kapitalisme berikut sistemnya masih diadopsi oleh pemerintah. Oleh karena itu meninggalkan sistem ideologi yang rusak dan merusakkan itu harus ditinggalkan. Selanjutnya negara ini harus segera mengambil sistem Islam dan syariahNya dalam naungan sistem Khilafah. Karena dengan jalan ini semua solusi akan terselesaikan bisa dinikmati oleh seluruh rakyat dengan baik dan penuh keberkahan. Wallahu’alam bish shawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image