Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image PMM Kelompok 22

Budidaya Tanaman Hidroponik: Sumber Uang Baru Saat Pandemi

Eduaksi | 2021-07-13 17:51:27

Budidaya Tanaman hidroponik Sebagai Alternatif Perekonomian Masyarakat Dikala Pandemi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang(UMM) sedang melaksanakan kegiatan PMM. PMM ini merupakan kepanjangan dari Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama pandemi covid – 19. Kegiatan PMM ini dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari 5 mahasiswa, dan 1 DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), kelompok 22 gelombang 8 ini yang terdiri dari Mico Winaryo Dwi Putranto, Rosa mardiana, Puput Ika Narulita, Happy Hervina, dan Amar Sabillah serta dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Ibu Firda Ayu Amalia, SE., M. SA.

Lokasi yang digunakan sebagai kegiatan PMM berada di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Sudah satu tahun lamanya pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Tak ada yang menyangka, jumlah orang terinfeksi virus SARS-CoV-2 itu terus bertambah sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Dampak pandemi covid-19 di Indonesia menurunkan perekonomian negara. Yang paling mengerikan wabah itu akan masuk sendi-sendi kehidupan masyarakat, termasuk membuat rapuh ketahanan pangan nasional.

Di awal pandemi, pemerintah langsung memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus. Masyarakat diminta untuk tetap berada di rumah. Segala kegiatan yang bersifat mengumpulkan banyak orang ditiadakan. namun dengan berjalannya waktu setelah PSBB tersebut selesai, pemerintah melakukan penerapan new normal namun dalam beberapa waktu kasus virus corona mengalami kenaikan sehingga pemerintah menerapkan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM darurat).

Kondisi tersebut rupanya melahirkan aktivitas yang menjadi tren baru bagi masyarakat, seperti menanam sayur-sayuran di rumah dengan metode hidroponik Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Tempurung, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kondisi saat ini menuntut warga agar kreatif melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan produktif di rumah pada masa pandemi Covid-19. Kegiatan menanam sayur dengan menggunakan metode hidroponik di Dusun Tempurung ternyata dibuat atas inisiatif warga. Tanaman hidroponik membentuk suatu kegiatan dan hobi baru warga di tengah pandemi Covid-19. Bertani dianggap sebagai aktivitas yang menenangkan, ramah keluarga, serta bisa membantu memenuhi kebutuhan pangan harian di tengah krisis pandemi dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dikala pandami karena tamanan hidroponik ini menghasilkan keuntungan yang banyak.

Membuat ketahanan pangan di keluarga melalui tanaman hidroponik kini dilakukan untuk menyiasati kebutuhan sayuran bagi keluarga dan untuk meningkatkan perekonomianm ini dapat dilakukan dengan cara produksi sendiri. Lantas bagaimana caranya?

Kebun hidropinik sangat hemat tempat, lahan sempit pun jadi, bahkan dibeberapa perkempungan padat memanfaat pinggir gang menjadi instalasi hidroponik, teras rumah lantai atas yang biasanya terbengkalai bisa disulap menjadi kebun hidroponik, sedangkan di beberapa lokasi perumahan memanfaatkan lahan tidur fasos/fasum disulap menjadi instalasi hidroponik sekaligus menjadi pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Instalasi hidroponik bertingkat bisa lebih optimal, lahan 1 m2 bisa menghasilkan 80 lubang tanam. Setiap lubang tanam bisa ditanam 1 pohon sawi, atau sejenis lettuce, nanmun jika tanaman kangkung bisa memuat sampai 10 pohon.

Usia sawi hidroponik relatif singkat, hanya 30 hari sawi sudah bisa dipanen. Dengan usia tersebut berat sawi rata-rata mencapai 80 - 90 gram per bonggol.

Jadi jika kita punya lahan 1m2 yang bisa menampung 80 lubang tanam sawi, maka dalam satu bulan bisa menghasilkan sawi dewasa sebanyak 80 bonggol, dengan berat total 6.400 gram atau 6.5 Kg, Jika dikapitalisasi harga per Kg dihargai Rp 15.000,- maka akan menghasilkan Rp 96.000,-

Budidaya taman hidroponik ini sangat menguntungkan dan akan menjadi solusi ditengah maraknya wabah corona.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image