RINAI DI HARI LEBARAN
Sastra | 2022-05-03 07:45:21Pagi itu
mentari dikejar embun
yang berarak syahdu di pelataran langit
tanpa batas
gelap mulai menyelimuti
sekali kilat petir memerangi kaki langit
sungguhpun mentari bertaruh untuk tetap hadir menyapa penghuni jagad
namun terkalahkan oleh semangat sang rinai untuk lebih awal menyapa
umat-Nya belarih di antara titik-titik rinai
hendak mengelak
namun ini sudah suratan
kemarin, masih panas menyengat
bahkan tiada hari tanpa sinar lembut sang mentari
manun kini, apa katamu
inilah kebesaraNya yang tak bisa diukur dengan nalar manusia
kini tanah jadi kuyup
Di sini, di hari yang fitri 1443
dengan pakaian putih suci kebesaran
mengolah jiwa menghadap Ilahi
meniti di antara cinta dan kasih
antara rahman dan rahim
antara yang menghidupkan dan mematikan
dalam untaian kebesan ilahi tanpa batas dan tak pilih kasih
Kata mereka" rinai bukan sembarang rinai"
Rinai pagi ini adalah adalagh rinah berkah Ilahi
Syukuri dan nikmati
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.