Ancaman Masyarakat ASEAN Dalam Menghadapi Kelompok Militan Pasca Perang Dingin
Olahraga | 2021-07-05 12:34:32Berakhirnya perang dingin yang melanda dunia adalah bentuk dari persaingan ideologi yang mengakibatkan negara-negara super power country Amerika Serikat dan Uni Soviet.Persaingan raksasa besar ini berdampak pada keterlibatan bangsa lainnya.Seperti yang kita ketahui imbas dari perang dingin ini adalah mereka saling berlomba-lomba dalam keperkasaan mereka dari berbagai aspek, untuk memperlihatkan ke dunia siapa yang terhebat .
Persaingan itu terjadi baik dibidang ekonomi, teknologi, dan bidang lainnya.Hal yang paling dirasakan dari persaingan tersebut adalah semakin banyaknya inovasi-inovasi yang dilakukan.Namun, perlu diingat berakhirnya perang dingin ini tidak sepenuhnya selesai.Hal ini, karena bekas negara-negara sekutu yang masuk dalam blok Amerika dan Uni Soviet kemudian mereka terpencar.Pada kesempatan itulah banyak diantara mereka yang kemudian memiliki keinginan sendiri untuk menguasai wilayah-wilayah tertentu.Dari sinilah kelompok -kelompok radikal dan militan tumbuh.Kelompok ini melabelkan dirinya sebagai kelompok beragama.Namun, pada kenyataannya semua agama yang ditunggangi mereka sama sekali tidak mengajarkan kekerasan dan penindasan terhadap manusia lainnya.Oleh karena itu, perlu digaris bawahi mereka bertindak mengatasnamakan " agama " sebatas kedok, karena lewat strategi inilah mereka mendapatkan simpatisan dari berbagai penjuru dunia.
Asia Tenggara adalah salah satu kawasan yang menjadi target penyebaran kelompok militan atau pun radikal seperti ISIS,AL Qaeda, Abu Sayyaf dan lain-lainnya .Kehidupan di Asia Tenggara dalam segi politik dan stabilitas merupakan suatu kawasan yang memiliki stabilitas yang relatif baik dibandingkan dengan kawasan-kawasan lainnya.Kerja sama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok terorisme ini sendiri membuat mereka kuat dan cepat berkembang.sehingga tidak berjalan sendiri.Kerja sama tim memang perlu dilakukan agar misi mereka lancar dan tentunya tepat .Hal tersebut diawali dan semakin marak ketika adanya deklarasi yang dilakukan oleh ISIS sendiri, yang di mana dalam deklrasi tersebut ISIS mengangkat pemimpin Abu Bakar Al Baghdadi sebagai khalifah pada 29 Juni 2014.Setelah deklrasi tersebut keadaan dunia menjadi mencekam termasuk keadaan yang ada di kawasan Asia Tenggara, menariknya setelah deklrasi tersebut dilaksanakan perkembangan ISIS semakin besar dan tidak terkendali.
Terbukti bahwa jumlah anggota baru banyak yang berasal dari Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Thailand itu sendiri. Berdasarkan data di awal tahun 2015 ini pasukan ISIS dari Indonesia diperkirakan 200 orang, 100 dari Filipina, 40 orang dari Malaysia, 150 orang dari Australia dan beberapa potensi dari negara Singapura..Perkembangan yang sangat cepat baik dari segi ekonomi, budaya dan pendidikan . Hal tersebut dapat kita lihat dari bagaimana setiap negara-negara yang ada di Asia Tenggara memiliki akses dipendidikan, kebudayaan dan teknologi hampir merata.Keberlangsungan hal ini pun bisa kita lihat di dalam akses perdagangan dan kerja sama yang dilakukan oleh anggota-anggota negara Asia Tenggara.Kerja sama yang dilakukan oleh negara-negara anggota adalah bukti kawasan ini menjadi kawasan yang sangat krusial bagi Asia maupun dunia.
Terlepas dari masalah yang masih menghantui,kawasan Asia Tenggara, adalah kawasan yang sering kali mendapatkan teror dari kelompok militan.Kelompok militan yang ada di ASEAN mempunyai ciri dan karateristik berbeda.ISIS salah satunya, kelompok ini begitu berkembang sangat cepat di ASEAN karena ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik mereka.Masyarakat sebagian besar adalah kawasan muslim yang terbesar di dunia.Malaysia, Indonesia dan Brunei menjadi fokus utama.Umat Islam terkecoh dengan segala rayuan yang ditawarkan mereka, apabila mereka bergabung dengan kelompok ISIS.
Sebut saja imbalan berupa " surga" , rayuan semacam ini yang membuat mereka akhirnya terbujuk untuk bergabung mereka.Selain itu juga, kelompok ISIS seringkali menyebarkan mengenai bahwa kodisi dunia sekarang adalah kondisi umat Islam yang tertindas dan hegemoni barat sudah melampaui batas.Ajakan seperti ini juga salah satu trik jitu yang dilakukan oleh ISIS untuk merekrut anggota-anggota baru.Di Asia Tenggara sendiri tercatat banyak sekali aksi teror bom dan kelompok ISIS mengakui mereka adalah dalangnya.Apa yang dilakukan mereka adalah salah satu cara untuk memperlihatkan eksistensi mereka kepada dunia.Selain, ISIS di Asia Tenggara sendiri terdapat kelompok radikal yang memiliki pola dan penyebaran sama, sebut saja AL Qaeda dan Abbu Sayyaf di Filipina.Masalah ini menjadi masalah serius bagi negara-negara ASEAN, mengingat keberadaan mereka bisa mengancam stabilitas keamanan dan kenyamanan warga ASEAN.Mengingat dampak yang ditimbulkan sangat kompleks
Referensi:
Sumner, Andy and Michael Tribe. (2008) International Development Studies; Theories and Methods in Research and Practice
Tarling, Nicholas. ( 2004) Nationalism in Southeast Asia: if the people are with us
Komariah, Mamay. (2017). Kajian Tindak Pidana Terorisme dalam Prespektif Hukum Pidana Internasional. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi. Vol. 5, No. 1, hal 12. Diakses dari https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/galuhjustisi/article/view/281/0
Organization of Islamic Cooperation, (2015). Islamic Response to the Islamic State of Iraq and the Levant. MISH Model United Nations, hal. 10.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.