Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwiky Febyanti

Vladimir Putin, Pemimpin Abadi dalam Sejarah Kontemporer Rusia

Politik | Saturday, 03 Jul 2021, 23:09 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya kepada Majelis Federal di Moskow, Rusia 21 April 2021. (Sumber: REUTERS / Evgenia Novozhenina)

Rusia merupakan negara yang kaya akan sejarah. Setelah masa kerajaan Rusia usai, negara ini mengadopsi nilai-nilai komunis-sosialis dan kemudian menjadi Uni Soviet yang memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas. Jika membahas sejarah kontemporer Rusia, peran seorang Vladimir Putin pasti tidak luput dalam bahasan. Pemimpin yang namanya dikenal luas di seluruh dunia ini sangat berpengaruh dalam pembangunan Rusia pada era kontemporer.

Awal Kekuasaan dan Gerakan Reformasi

Alec Rasizade dalam artikelnya yang berjudul “Putin’s Place in Russian History” yang dipublikasikan oleh Journal of International Politics (Vol.45, 2008) menjelaskan tentang periode pertama kepemimpinan Putin di Rusia. Vladimir Vladimirovich Putin yang lahir pada tanggal 7 Oktober 1952 adalah seorang pemimpin Rusia yang menjabat sebagai presiden dan perdana menteri dalam waktu yang paling lama. Putin pertama kali menjadi presiden pada tahun 2000, setelah presiden sebelumnya, Yeltsin, memutuskan untuk berhenti pada 31 Desember 1999 dan menunjuk Putin sebagai perdana menteri. Bertekad untuk membangun kembali Rusia, Putin berhasil memenangkan pemilihan presiden pada Maret 2000 dengan total 53% suara.

Vladimir Putin diangkat sebagai perdana menteri pada Agustus 1999 untuk kemudian mengambil alih posisi Boris Yeltsin sebagai presiden pada 31 Desember. (Sumber: Getty Images)

Rasizade melanjutkan bahwa pada tanggal 14 Maret 2004, Putin kembali terpilih menjadi Presiden Rusia untuk kedua kalinya dengan perolehan suara sebanyak 71%. Pada periode kedua pemerintahannya, Putin fokus pada reformasi ekonomi karena perekonomian Rusia melemah setelah runtuhnya Uni Soviet. Prioritas utamanya pada periode ini adalah “kekayaan bangsa Rusia”. Putin menginginkan pasar Rusia mampu bersaing di pasar ekonomi global karena Rusia memiliki kekayaan sumber daya.

Reformasi ekonomi yang dilakukan antara lain pembenahan sistem perpajakan dan rekonstruksi pasar monopoli. Selain itu, Putin juga melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan yang belum mematuhi undang-undang mengenai penjualan harta kekayaan negara yang diakibatkan oleh liberalisasi ekonomi dan bantuan pihak asing pada masa pemerintahan Yeltsin. Rasizade dalam artikelnya menyatakan bahwa reformasi ekonomi yang dijalankan Putin sukses membawa perekonomian Rusia lebih maju.

Dari Kritik hingga Kontroversi Politik dan Jabatan

David E. McNabb dalam bukunya yang berjudul Vladimir Putin and Russia's Imperial Revival yang diterbitkan oleh Taylor and Francis Group (2016) menjelaskan tentang masa periode kedua pemerintahan Putin. Sejak kembali menduduki kursi presiden di periode kedua, Putin mereformasi institusi pemerintahan daerah di Rusia. Putin mengeluarkan kebijakan mengenai pengurangan pemilihan langsung pada pemilihan kepala daerah. Kebijakan ini memastikan jika kepala daerah membutuhkan persetujuan dari presiden dan pertai pendukungnya untuk menjadi kepala daerah. Putin juga mengubah aturan pemilihan Duma dengan menghilangkan single member constituencies sehingga memberi kesempatan pada partai kecil dan independen, serta meningkatkan ambang batas perwakilan dari lima persen menjadi tujuh persen.

McNabb melanjutkan bahwa pada tahun 2005, Putin meluncurkan National Priority Projects yang didirikan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan agrikultur di Rusia. Pada tanggal 7 Oktober 2006, seorang jurnalis dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Rusia bernama Anna Politkovskaya yang sering mengkritik Putin dan memberitakan korupsi terjadi di militer Rusia, ditembak mati di apartemennya. Kematiannya membawa begitu banyak kritik terhadap Putin yang telah menjanjikan untuk melindungi media Rusia yang baru saja berdiri sendiri. Janji Putin dianggap hanya retorika politik semata.

Pada tahun selanjutnya, 2007, muncul sebuah kelompok yang bersebrangan dengan Putin bernama Other Russia. Kelompok ini mengorganisir serangkaian demo sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Putin. Demo di berbagai kota tersebut menyebabkan penahanan terhadap 150 orang pendemo. Pada pemilu di bulan Desember 2007, partai politik Putin, United Russia, kembali memenangkan pemilu. Hasil pemilu ini sempat dipertanyakan. Media Rusia jelas berpihak kepada United Russia. Organization for Security and Cooperation in Europe dan Parliamentary Assembly of Council Europe menyatakan bahwa pemilu tidak adil dan menginginkan Kremlin untuk menginstevigasi hasil pemilu. Namun komisi pemilu Kremlin menyatakan pemiu berlangsung dengan jujur dan adil, membuktikan stabilitas pada politik Rusia.

Putin dan Dominasi Politik Rusia

Setelah Putin menyelesaikan masa periode kepresidenannya yang kedua, Andrei Ryabov pada artikelnya yang berjudul “Tandemocracy in Today's Russia” yang dimuat oleh Journal of Russian Analyitical Digest (2008) menyebutkan bahwa Konstitusi Rusia melarang Putin untuk mencalonkan diri sebagai presiden setelah menjadi presiden selama dua periode berturut-turut. Pada tahun 2008, Dmitry Medvedev yang berasal dari partai yang sama seperti Putin, terpilih menjadi presiden. Meskipun begitu, pada tanggal 8 Mei 2008, sehari setelah inagurasi Medvedev, Putin terpilih menjadi Perdana Menteri Rusia. Di bawah sistem pemerintahan Rusia, Presiden dan Perdana Menteri memiliki tanggung jawab sebagai kepala negara dan kepala pemerintahsan.

Pada periode ini, pemerintahan Medvedev sebagai Presiden dan Putin sebagai Perdana Menteri dijuluki sebagai pemerintahan “tandemocracy”. Untuk sukses menjalankan perannya sebagai perdana menteri, Ryabov menjelaskan bahwa Putin memilih Medvedev sebagai calon presiden perwakilan dari partainya. Medvedev yang sebelumnya merupakan First Deputy Prime Minister dinilai sebagai kandidat yang pantas menggantikan posisi Putin karena memiliki kemampuan negosiasi yang sangat baik. Namun, meskipun menjabat sebagai Perdana Menteri, Putin tetap memiliki dominasi terhadap sistem politik Rusia. Pada bulan September 2011, Medvedev mengajukan kepada United Russia Congress agar Putin dapat menjadi calon presiden lagi pada pemilihan di tahun 2012.

Lu Sylvan dalam artikelnya yang berjudul “Vladimir Putin, Russian Leader” yang dimuat dalam Core Library Journal (2015) menyebutkan bahwa pada tanggal 4 Maret 2012, Putin memenangkan pemilihan presiden untuk ketiga kalinya dengan jumlah suara 64%. Medvedev yang merupakan presiden pada periode sebelumnya, menjadi perdana menteri pada periode ini.

Putin menerapkan perubahan yang cukup drastis kepada kebijakan dalam negeri dan luar negeri Rusia pada periode ini. Pada Desember 2012, Putin menandatangani hukum yang melarang adopsi anak-anak Rusia oleh warga negara Amerika Serikat. Setahun setelahnya, Putin lagi-lagi merenggangkan hubungan dengan AS karena memberi izin tinggal bagi Edward Snowden, seorang buronan AS yang membocorkan informasi rahasia negara. Sebagai respon, Presiden Obama membatalkan rapat dengan Putin yang sudah lama direncanakan pada Agustus 2013.

Pemimpin “Abadi” Rusia di Abad Milenial

Secrieru dan Shkliarov pada artikelnya yang berjudul “Putin's Fourth Term, The Twilight Begins?” yang dimuat pada Journal of European Union Institute for Security Studies (2018) menjelaskan kepemimpinan Putin pada periode keempatnya. Pada tahun 2018, Putin memenangkan pemilihan presiden dengan jumlah suara lebih banyak 10 juta dibandingkan pada pemilihan 2012. Total suara yang didapat Putin adalah 76%.

Terpilihnya Putin sebagai presiden untuk keempat kalinya menyebabkan perubahan kebijakan luar negeri Rusia pada periode kali ini. Ketertarikan, ideologi, strategi Putin sangat berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri Rusia di masa kini. Sikap Putin tercermin dalam cara Rusia yang sangat tegas untuk menggapai kepentingan nasionalnya. Pada periode ini, Putin mencoba untuk memanfaatkan pencapaiannya dalam kebijakan luar negeri dan keamanan. Seperti contoh, hari pemilihan umum sengaja dipindahkan ke hari peringatan aneksasi Krimea.

Dari kiri ke kanan: Sergey Aksyonov, Vladimir Konstantinov, Vladimir Putin, dan Alexei Chaly menandatangani "Perjanjian pengembalian Krimea dan Sevastopol ke dalam Federasi Rusia" tanggal 18 Maret 2014. (Sumber: Kremlin.ru)

Selama masa jabatannya sebagai presiden dan sebagai perdana menteri ketika Medvedev menjadi presiden, Putin telah mencapai banyak prestasi yang dihormati pemimpin-pemimpin lain di seluruh dunia. Memahami Rusia di bawah kepemimpinan Putin berarti memahami Rusia kontemporer di abad milenial. Pencapaian Rusia di bawah kepemimpinan Putin baik di dalam negeri maupun di luar negeri sangat banyak. Selama masa jabatannya, Putin membenahi satu per satu sektor di Rusia, dimulai dengan reformasi ekonomi hingga reformasi kebijakan luar negeri. Meskipun terdapat beberapa kelompok anti-Putin, tetapi mayoritas penduduk Rusia masih menyukai Putin sebagai pemimpin Rusia.

Pada tahun 2020, Rusia mengadakan pemungutan suara untuk mengubah konstitusi negaranya. Pemungutan suara ini berakhir pada Juli 2020, dengan mayoritas pemilih Rusia dalam hasil amandemen itu menyetujui bahwa masa pemerintahan Presiden Putin yang seharusnya mengundurkan diri setelah masa jabatannya selesai pada tahun 2024, dapat kembali mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2024 sehingga masa jabatannya dapat bertahan hingga tahun 2036. Jika Putin terpilih kembali pada tahun 2024 dan menjabat hingga tahun 2036, maka Putin akan menjadi presiden Rusia selama 32 tahun, dan memimpin Rusia selama 36 tahun jika dihitung dengan masa jabatannya sebagai perdana menteri. Putin akan benar-benar menjadi pemimpin “abadi” negara dengan wilayah terluas di dunia ini, mengalahkan Stalin yang memimpin Rusia selama 26 tahun.

Referensi

Kesler, O. (2004). Putin's Russia. Moskow: Lauder School of Government, Diplomacy and Strategy.

McNabb, D. E. (2016). Vladimir Putin and Russia's Imperial Revival. New York: Taylor and Francis Group.

Rasizade, A. (2008). Putin's Place in Russian History. Palgrave Macmillan, 531-553.

Ryabov, A. (2008). Tandemocracy in Today's Russia. Russian Analyitical Digest, 1-5.

Secrieru, S., & Shkliarov, V. (2018). Putin's Fourth Term, The Twilight Begins? European Union Institute for Security Studies, 1-8.

Sylvan, L. (2015). Vladimir Putin, Russian Leader. Core Library, 1-48.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image