8 Cara membuat pitch deck
Bisnis | 2021-07-01 11:13:46Pitch deck merupakan sebuah presentasi singkat yang berisi penjelasan gambaran secara umum terkait rencana bisnismu. Biasanya pitch deck digunakan untuk menjelaskan produk atau layanan yang perusahaan kamu tawarkan kepada calon investor guna membuat mereka tertarik untuk memberikan pendanaan bagi bisnismu.
Pitch deck juga dapat digunakan saat kamu menawarkan kerjasama ke perusahaan lain ataupun untuk mempersuasi orang menjadi calon Co-Founder bisnismu.
Biasanya pitch deck dibuat menggunakan berbagai tools menarik seperti PowerPoint, Prezi, Keynote, ataupun Canva.
Agar kamu tidak salah membuat pitch deck, berikut panduan membuatnya yang tepat dan menarik untuk presentasimu.
1. Buat pitch deck berisi 10-12 slide presentasi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pitch deck adalah sebuah presentasi singkat. Maka dari itu, tidak perlu membuatnya terlalu panjang karena hal tersebut bisa membuat investor malah bosan dan tidak tertarik.
Jadi, tunjukkanlah secara singkat dan jelas gambaran umum dari recana bisnismu dan mengapa mereka harus memberikan pendaan bagi bisnismu.
2. Jangan lupa untuk cantumkan nama Founder dan tim
Tunjukkanlah kepada investor siapa saja yang akan terlibat dalam bisnismu dan jangan lupa untuk jelaskan peran tiap individu.
Dengan begitu, investor dapat menilai apakah tim kamu adalah tim yang kuat berisikan orang terbaik yang dapat menjamin bahwa bisnis kamu bisa berhasil sesuai target.
3. Berikan gambaran contoh produk
Cantumkan gambar produk atau layananmu mulai dari logo hingga nama produknya. Jelaskanlah seperti apa bisnis yang kamu jalani dengan kurang dari 10 kalimat.
Jelaskan juga bagaimana cara kerja produkmu dan sertakan beberapa contohnya.
Buatlah slide tersebut semenarik mungkin agar kamu benar-benar dapat men"jual" produk atau layanan yang kamu tawarkan.
4. Sampaikan informasi potensi pasar
Jika kamu sudah menjelaskan seluk beluk bisnis dan produkmu, ini saatnya kamu menyampaikan bagaimana potensi pasar yang ada untuk bisnis tersebut.
Besarnya pasar tentunya akan menentukan apakah investor akan mendanai bisnismu atau tidak.
Sertakanlah grafik jelas yang mengungkapkan pertumbuhan pasar di masa lalu dan potensi pertumbuhan pasar di masa yang akan mendatang.
Sehingga para investor dapat menghitung return on investment dan potensi yang akan terjadi pada investasi mereka. Jangan lupa untuk sertakan sumber data yang valid dan kredibel.
5. Jelaskan tentang kompetitor bisnismu
Tidak hanya potensi pasar, kamu juga perlu menjelaskan tentang pesaing bisnismu. Pada bagian ini, kamu harus dapat menjelaskan secara gamblang siapa saja sih yang menjadi pesaingmu dan apa kelebihan bisnismu dibandingkan bisnis mereka.
Alangkah lebih baik jika kamu bisa menjelaskan strategi yang mungkin akan kamu lakukan untuk mengambil market dari kompetitormu tadi.
6. Sampaikan kondisi finansial perusahaan
Biasanya investor ingin mengetahui kesehatan finansial perusahaan yang dapat kamu sajikan dengan memberikan informasi singkat berupa grafik keuntungan, total pengeluaran, penjualan, dan total pelanggan.
Dalam menjelaskan bagian ini, kamu harus bisa mengungkapkan asumsi dasar terkait bagaimana kamu bisa mencapai tujuan penjualan sehingga perusahaan bisa menghasilkan profit bukan malah rugi.
7. Jelaskan risiko yang mungkin terjadi
Selain beberapa poin di atas, kamu pun perlu untuk menjelaskan risiko apa yang akan terjadi pada bisnismu dan jangan lupa untuk sertakan solusi jika risiko itu terjadi.
Dengan begitu, kamu bisa meyakinkan investor bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk mendapatkan pendanaan dari mereka. Sehingga, mereka tidak merasa sia-sia dalam berinvestasi pada bisnis yang kamu jalankan.
8. Tentukan jumlah pendanaan yang ingin kamu raih
Di akhir presentasi, kamu harus menetapkan jumlah pendaan yang kamu inginkan. Hal tersebut harus dilakukan karena investor pun perlu tau berapa banyak dana yang harus mereka rogoh untuk membantu bisnismu semakin berkembang.
Ketahui informasi lengkapnya melalui artikel ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.