HUT DKI DI TENGAH PANDEMI: BANGKIT MELAWAN KETIDAKPASTIAN
Curhat | 2021-06-28 09:28:48Awal Mula 22 Juni
Pandemi covid-19 belumlah berakhir sepenuhnya, terlebih di Ibu Kota Jakarta sebagai pusat mobilisasi masyarakat. 22 Juni merupakan hari istimewa bagi warga Jakarta, dimana pada hari tersebut adalah tanda dimana muncul sebuah kota yang dinamakan Jakarta, dan barang tentu dengan segala romantisme sejarah didalamnya. Peringatan hari ulang tahun Jakarta yang dilaksanakan setiap tanggal 22 Juni, pada awalnya dicetuskan oleh pemerintah pada tahun 1953-1958 dibawah kepemimpinan Bapak Soediro sebagai walikota pada saar itu. Penetapan tersebut didasari serta dipertimbangkan dari naskah yang berjudul âDari Jayakarta ke Jakartaâ oleh Muhammad Yamin, Dr. Sukanto, dan Sudarjo Tjokrosiswoyo. Lebih dari 400 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1527, pasukan Demak-Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah berhasil mengusir bangsa portugis yang pada saat itu berkuasa di Jakarta, dan pada saat itu masih bernama Sunda Kelapa. Setelah peristiwa kemenanagan pasukan Fatahillah itu, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta, yang memiliki arti âKemenangan yang tegasâ. (Laman resmi Pemprov DKI Jakarta)
Suka atau Duka
Pada tahun ini, kota Jakarta memperingati hari ulang tahunnya yang ke-494. Berbeda yang tahun-tahun sebelumnya dimana perayaan hari ulang tahun Jakarta yang begitu meriah, dengan ditandai misalnya, berbagai pentas seni budaya, wisata kuliner, dan lain sebagainya. Namun kali ini jauh berbeda. Kota Jakarta belum juga pulih dari bayang-bayang covid-19. Perayaan hari ulang tahun yang semestinya dirayakan dengan kemeriahan, tahun ini dirayakan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian pertumbuhan ekonommi, ketidakpastian pembangunan, ketidakpastian kesejahteraan. Hanya ada satu kepastian, yaitu ketidakpastian itu sendiri. Mengapa penulis mengatakan demikian, karena disaat perayaan hari ulang tahun Jakarta, muncul berita yang mengatakan kasus positif covid-19 di DKI Jakarta melonjak drastis. Berdasarkan update terakhir data Pemprov DKI pada tanggal 22/06/2021 dilaman corona.jakarta.go.id, tercatat kasus positif covid-19 di Jakarta sudah tembus sampai 482.264 pasien dengan korban meninggal mencapai 8.014 orang. Hal ini yang kemudian menjadi sebuah paradoks di masyarakat DKI Jakarta. Entah ditanggal 22 Juni ini kita harus merayakan hari jadi Ibu Kota Jakarta dengan suka cita atau malah merayakannya dengan duka cita ?.
Sebagai masyarakat Jakarta sudah semestinya mengambil langkah-langkah yang pasti untuk menjawab ketidakpastian tersebut, dan memilih untuk merayakan hari bersejarah ini dengan suka cita atau duka cita. Pemerintah terkait mungkin sudah berusaha menjawab hal tersebut, namun tidak selesai disitu, perlu adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat. âJakarta Bangkitâ. Itulah slogan yang menghiasi wajah-wajah masyarakat Jakarta hari-hari ini. Sebuah ketidakpastian harus dihadapi dengan rasa semangat dan optimis untuk melewati semua ini. Jika teman-teman melewati jalan-jalan Ibu Kota pasti akan menemukan penggalan kata yang bertulisakan âJakarta Kota Kolaborasiâ, itulah yang mungkin dilakukan oleh Fatahillah dalam mengusir bangsa Portugis dari tanah Jayakarta. Teman-teman pasti ingat pada tanggal 25 April 2021 saat klub sepakbola kebanggan masyarakat Jakarta yaitu Persija Jakarta berhasil keluar menjadi pemenang pada gelaran Piala Menpora. Jika teman-teman perhatikan disana ada momen saat pak Sudirman sebagai pelatih Persija pada saat itu yang di lempar-lemparkan ke atas oleh para pemain pada saat merayakan kemenangan tersebut. Kemenagan tersebut bukan karena pelatih sendiri, namun berkat kolaborasi antara pelatih dan pemain, juga dengan supporter setia Persija Jakarta yaitu The Jak Mania yang selalu mendukung dimanapun Persija berlaga. HUT DKI Jakarta ini menjadi momentum untuk berkolaborasi demi bangkitnya Jakarta, demi kemenangan yang setegas-tegasnya. Mari mulai berkolaborasi di setiap lini kehidupan dengan langkah-langkah sederhana, misalnya dengan mematuhi protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Terakhir, Kami Satu Jiwa, Kami Satu Cita, Kami Satu Cinta, Demi Kemenagan, Demi Kejayaan, Demi Persatuan, Jakarta. Selamat Ulang Tahun DKI Jakarta. Jaya Raya The Jak Mania, Jaya Raya Persija, Jaya Raya Jakarta !.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.