6 Nasehat Imam Ghazali
Agama | 2021-06-28 09:08:41Sahabat pembaca yang beriman, kali ini kita akan membahas tentang nasehat-nasehat Imam Al-Ghazali yang sarat akan makna. Seorang ulama yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi Ays-Syafi'i. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. beliau adalah salah seorang ulama yang sangat masyhur di belahan bumi ini, khusunya negeri Arab.
Suatu ketika, Imam Al-Ghazali bersama murid-muridnya berkumpul dalam sebuah pengajian. Dalam pengajian itu sang guru memberi masukan sekaligus nasehat tentang apa yang paling dekat, paling jauh, paling besar, paling berat, paling ringan, dan paling tajam.
Berikut adalah beberapa nasehat sang guru kepada murid-muridnya, berdasarkan kitab Ihya Ulumuddin, karangan beliau sendiri :
Pertama, yang paling dekat adalah kematian
Sahabat pembaca yang beriman, adakah yang tahu bahwa yang paling dekat itu adalah kematian? Rasanya semua akan menjawab "tidak", mengapa? Karena saya rasa semua dari kita akan menjawab yang paling dekat itu adalah orangtua, teman, guru dan lain sebagainya. Tapi ketahuilah bahwa yang paling dekat itu adalah kematian. Kenapa? Karena kita tidak akan pernah tahu kapan kematian itu akan datang menjemput kita. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah merahasiakan tiga hal mengenai kematian seseorang. Pertama kapan kita akan meninggal. Bisa jadi di pagi hari, siang, sore atau malam hari. Yang kedua adalah dimana. Hal ini juga sangat misteri, bisa jadi ketika kita sedang di jalan, di rumah, di laut dan dimanapun kita berada. Yang ketiga adalah bagaimana kita akan meninggal. Sedang sakit, kecelkaan, berjalan, duduk, makan, minum bahkan ketika tidur sekalipun. Inilah kenapa yang paling dekat itu adalah kematian.
Kedua, yang paling jauh adalah masalalu
Kita mungkin berpikir yang paling jauh adalah planet-planet, bulan, bintang bahkan matahari. Akan tetapi Imam Al-Ghazali menjelaskan sebuah hal yang paling benar. "Yang paling jauh adalah masa lalu," kata imam Al-Ghazali kepada murid-muridnya. Alasannya adalah karena bagaimana pun caranya, naik jet super cepat pun kita tidak akan pernah sampai (kembali) ke masa lalu. Oleh karena itu, kita tidak dianjurkan untuk membanggakan kebaikan di masa lalu, tapi kebaikan di masalalu menjadi tolak ukur sekaligus motivasi untuk kebaikan hari ini dan hari esok.
Ketiga, yang paling besar adalah nafsu
Imam Al-Ghazali kembali bertanya kepada murid-muridnya, " apa yang paling besar di dunia ini?." Kemudian diantara murid-muridnya ada yang menjawab gunung, lautan, matahari, bulan, dan lain sebagainya. " itu benar," kata Imam Al-Ghazali. Kemudian beliau menjelaskan bahwa yang paling besar di dunia ini adalah nafsu. Mengapa demikian? Karena nafsu acapkali menjerumuskan manusia kepada hal-hal yang buruk, berbeda halnya dengan yang baik-baik. Dalam Al-Qur'an Allah Swt juga menjelaskan tentang bahayanya nafsu.
"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang." (Qs. Yusuf 53).
Keempat, yang paling berat adalah menanggung amanah
Dulu, bintang-bintang, bulan, matahri, malaikat, tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak mau menerima ketika Allah meminta mereka supaya menjadi khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini, tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan tersebut. Akibatnya di hari kiamat kelak manusia banyak yang masuk ke neraka karena tidak sanggup menanggung amanah. Seperti firman Allah dalam Al-qur'an :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.(Qs Al-Ahzab : 72).
Kelima, yang paling ringan adalah meninggalkan salat
Umat islam semuanya tahu kalau salat adalah tiang agama. Tapi banyak diantara kita yang mengaku muslim, secara terang-terangan meninggalkan salat, meninggalkan salat dianggap hal yang mudah dan ringan. Alasan meninggalkan salat pun berbagai macam, karena pekerjaan, kesibukan bahkan karena lupa. Sebenarnya jika manusia hidup hanya untuk mencari makan dan kesenangan saja, maka tidak ada bedanya manusia dengan binatang. Ketahuilah bahwa meninggalkan salat itu adalah dosa besar, dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina dan minum minuman keras.
Keenam, yang paling tajam adalah lidah
Ketika berbicara mengenai apa yang paling tajam, spontan kita akan menjawab pisau, pedang, gergaji dan lain sebagainya. Akan tetapi, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa yang paling tajam itu adalah lidah. Karena dengan lidah, manusia kerapkali menyakiti perasaan orang lain bahkan kerabat dekat sekalipun. Sebagaimana pepatah mengatakan, "Kalau pedang melukai tubuh ada harapan akan sembuh, tapi kalau lidah melukai hati kemana obat hendak di cari?".
Sahabat pembaca yang beriman, itulah enam nasehat penuh makna dari Imam Al-Ghazali. Muslim yang sejati pasti tahu anjuran tersebut. Semoga bermanfaat!
***
Salam,
Mujahid Al-Fitra, Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.