Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurul jubaedah

Membangun Kemandirian Melalui Hobi

Guru Menulis | 2022-04-29 04:15:06
Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag, Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Sebagai wali kelas IX-B TANGGUH di MTsN 2 Garut, saya memiliki tiga program unggulan yaitu hafalan Juz ke 30, menulis karya ilmiah, dan menjadi wirausahawan muda. Yang akan saya bahas di sini adalah bagaimana menjadi pengusaha muda karena dua program lainnya sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya. Berawal dari keluhan salah satu peserta didik kelas IX-B akibat dari keterbatasan uang jajan dan keperluan hidup lainnya maka saya berfikir keras bagaimana solusinya mengingat saya pun begini adanya.

Fokus pada salah satu peserta didik yang bernama lengkap Amelia Destriany adalah sosok inspiratif perempuan yang masagi[1], secara akademis dia unggul karena Amel kan juara 1, sisi religiusnya juga unggul karena dia merupakan salah satu peserta didik yang berhasil menghafalkan juz ke 30, nah yang terakhir ternyata challenge dari wali kelas IX-B TANGGUH dia taklukkan juga. Amel, meskipun awalnya terlihat agak takut dan kurang percaya diri dalam berdagang ternyata pada H1 Ramadhan dalam event warung online Ramadhan yang diadakan oleh wali kelas IX-B TANGGUH, dagangannya mulai banyak yang pesan.

Saya sebagai wali kelas ikut mempromosikan dagangannya di media sosial dan Alhamdulillah yang memborong dagangan Amel di hari pertama dan kedua di bulan Ramadhan ini ternyata teman SMA saya. Amel yang sebelumnya terlihat kaku, takut, gelisah dan panik sekarang malah asyik di dapur sambil ngabuburit membuat beberapa bungkus pesanan para pembeli. Amel berjualan bakso aci ternyata sesuai dengan makanan kesukaan saya. Ya jelas saya pun akan menjadi langganan setianya. Amel...Amel... asalnya takut kok sekarang malah jadi asyik ya!. Lanjutkan ya nak dan tetap semangat!

Pertanyaannya adalah mengapa Amel harus menjadi individu yang mandiri selain unggul di bidang akademis ataupun agama?. Mengapa bulan Ramadhan seharusnya fokus ibadah saja supaya khusuk?. Apakah program wali kelas IX-B TANGGUH menjadi wirausahawan muda ini melanggar aturan sekolah?. Bukankah ini namanya eksploitasi anak?. Mengapa sebagai wali kelas tega-teganya menyuruh anak dagang?. Mengapa tidak menyumbang mereka sekalian saja, bukankah lebih praktis?, masa kucing saja disayang kok kepada manusia tidak peduli?

Banyak sekali ya pertanyaannya? baiklah supaya tidak banyak basa-basi mari kita simak penjelasan berikut mengenai mengapa Amel menjalankan tugas program wali kelas IX-B TANGGUH dari rasa takut menjadi hobi yang bisa menumbuhkan kemandirian, mengapa Amel harus hidup mandiri, ini dia alasannya ...

1. Mengurangi Ketergantungan pada Orang Lain

Kewajiban manusia adalah mengimani ayat berikut ini yang artinya, “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” (QS. Al-Ikhlas : 2). Jika manusia sangat bergantung kepada makhluk berarti dia secara tidak langsung sudah melakukan dosa. Allah SWT berfirman yang artinya, “ Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji .” (QS. Fathir: 15). Dengan mengurangi ketergantungan pada orang lain maka kedudukannya akan mulia di sisi manusia atau masyarakat dan hati menjadi lebih tenang.

2. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Menurut John M. Ortiz (2002: 114) “Percaya diri adalah percaya akan kemampuan sendiri dan mampu mengandalkan diri sendiri”. Senada dengan hal itu Jalaluddin Rahkmat (2000: 109) “Percaya diri yaitu kepercayaan kepada kemampuan sendiri”. Didukung oleh Das Salirawati (2012: 218) berpendapat “Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri untuk memenuhi setiap keinginan dan harapannya”. Diperkuat dengan pendapat Anita Lie (2004: 4). “Percaya diri adalah modal dasar seseorang dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang yang percaya diri akan merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri”. Pendapat ini didukung oleh Alfred Adler (dalam Peter Lauster, 2005: 14) yang menyatakan bahwa percaya diri merupakan kebutuhan manusia yang paling penting selain rasa superioritas. Jadi dapat ditarik butir-butir penting bahwa percaya diri adalah percaya dan yakin akan kemampuan serta dapat mengandalkan diri sendiri.

3. Belajar Dewasa dan Bertanggung Jawab

Kedewasaan adalah jika anak sudah bertanggung jawab atas keadaan dirinya. Ditinjau dari kedewasaan anak secara pedagogis, anak telah dapat menyadari dan mengenal diri sendiri atas tanggung jawab sendiri. Pada awal masa sekolah anak diperintahkan untuk mengerjakan sholat 5 waktu yang menunjukkan bahwa anak mulai dididik untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Anak mulai diminta untuk membina dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan dan kewajiban dirinya sendiri (Abdul Majid & Dian Andayani, 2011:25). Setelah anak dididik tentang tanggung jawab diri, maka selanjutnya anak dididik untuk mulai peduli pada orang lain, terutama teman-teman sebaya yang setiap hari ia bergaul. Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia (KBBI, kbbi.web.id: Senin 02 Oktober 2017) adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).

4. Berfikir Kritis dan Kreatif

Orang yang kritis akan lebih bersyukur karena dia memahami tentang bagaimana Tuhan memberikan nikmat dalam kehidupannya. Pribadi orang yang kritis mudah tersenyum dan disukai banyak orang karena dia memiliki kepribadian terbuka sehingga dia akan mudah berbaur dan menerima kritik dari orang lain. Orang yang kritis tidak akan mudah tertipu karena dia mampu membedakan antara fakta dan opini. Berfikir kritis bermanfaat untuk melatih sikap kreatif. Seseorang yang berfikir kritis maka ia akan memutar otak menjadi lebih cerdas. Salah satu sikap kreatif sudah ditunjukkan oleh Amel yang memutar otak dan kreatif berjualan bakso aci.

6. Menjadi Problem Solver

Tuhan memberikan masalah dan ujian kepada manusia maka tugas manusia adalah mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Manusia sebagai problem solver maka dia akan memaksimalkan ikhtiar dan doa lalu tawakkal sehingga keimanan dan ketakwaan yang ada dalam jiwanya akan meyakini firman Allah SWT berikut ini yang artinya : “Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya." (QS. Ath-Thalaq : 2-3)

7. Mempersiapkan Diri untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik yaitu dengan cara memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat. Memanfaatkan waktu untuk melakukan hal yang baik, hal ini sudah tertera dalam Al-Quran yang artinya, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula" . (QS. Az-Zalzalah : 7-8). Kita harus seimbang dalam mencari duania dan akhirat, padahal Allah SWT berpesan untuk lebih mementingkan akhirat, renungkan firman-Nya, “Carilah negeri akherat pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia“. (QS. Al-Qosos: 77).

Sebagai penutup saya akan menjelaskan alasan kelas IX-B diberi jargon TANGGUH. Saya sebagai wali kelas menyelipkan doa di balik kata Tangguh yaitu agar kelak para peserta didik kelas IX-B TANGGUH tidak hanya sukses di dunia tetapi juga sukses di akhirat dimana dalam prosesnya mereka harus memiliki mental kuat dalam mengarungi kehidupan yang keras ini. Kenyataannya? Saya menjadi wali kelas IX-B TANGGUH sejak bulan Juli 2021 dan sekarang bulan April 2022 terjawab sudah doa yang pernah saya panjatkan. Kata adalah doa maka berbicaralah yang baik jika tidak bisa maka diamlah, bukan begitu?

Amel adalah sosok inspuratif yang lengkap mulai dari domain kognitif, afektif, sampai psikomotor. Amel mampu mengubah dan menaklukkan perasaan takutnya menjadi suasana yang menyenangkan. Amel menjadikan rasa resah dan gelisahnya menjadi sesuatu yang asyik. Semoga akan tumbuh Amel Amel yang lain sehingga bisa menghasilkan out put yang tuntas. Bagi mereka yang sudah terbiasa berdagang maka program wali kelas IX-B TANGGUH akan terasa biasa saja, bagi mereka yang tidak memiliki skill maka akan menjadi beban mental tetapi adalah hal yang luar biasa ketika seseorang mampu mengubah hal di luar kemampuannya menjadi sebuah hobi yang produktif.

Daftar Pustaka

Anita Lie. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak (Usia Balita Sampai Remaja). Jakarta: Elex Media Komputindo.

Das Salirawati. 2012. Percaya Diri, Keingintahuan, dan Berjiwa Wirausaha: Tiga Karakter Penting Bagi Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Karakter, (Nomor II tahun 2). Hlm 218-219.

Jalaluddin Rakhmat. 2000. Psikologi Komunikasi. reved. Bandung : Remaja Rosdakarya.

John M. Ortiz. 2002. Menumbuhkan anak-anak yang bahagia cerdas dan percaya diri degan musik. Jakarta: Gramedia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus versi online/daring (dalam jaringan). Online: (kbbi.web.id). Kutip. Senin 02 Oktober 2017.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Peter Lauster. 1997. Test Kepribadian ( terjemahan Cecilia, G. Sumekto ). Yokyakarta. Kanisius

Satjadibrata, R. (2005). Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Pendidikan : D1 Akuntansi (1995), S1 PAI UNIGA ( 2001), S1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S2 PAI UIN SGD Bandung (2012). Prestasi : Pembimbing KIR : Membimbing 27 judul Karya Ilmiah Remaja kategori sosial budaya, menghantarkan peserta didik juara 1,2,3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat Provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat Nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah (2021), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022). Karya : 14 buku antologi (Januari-April 2022). Memiliki 540 konten pendidikan di canal youtube dan website : 20 artikel (Oktober 2021-April 2022). Instagram (nj_78).

[1] Sudaryat (2015: 75) menyebutkan bahwa jalma masagi menggambarkan kualitas manusia Sunda yang beradab dan berkarakter, yaitu manusia yang nyantri “religius”, nyunda “berbudaya”, dan nyakola “akademis”. Jalma masagi memiliki keseimbangan antara aspek jasmani dan rohani. Tubuhnya sehat jiwanya kuat. Manusia yang benar dalam bernalar, baik akhlaknya serta elok perilakunya. Ia adalah manusa manggapulia, insan kamil, atau dalam terminologi pembangunan nasional disebut sebagai manusia seutuhnya. Pembentukan karakter seperti itu tentu harus dilakukan secara menyeluruh dan seimbang, tidak hanya menekankan aspek material atau infrastruktur saja, melainkan juga unsur mental-spiritual.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image