Peran Pendampingan Belajar Terhadap Siswa Di Era New Normal
Eduaksi | 2021-06-25 11:03:37Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana dan sistematis yang berupa pembelajaran, pengetahuan, ketrampilan, dan pembiasan pada sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pada prinsipnya,, pendidikan akan berlangsung seumur hidup, karena setiap kali ada sesuatu yang baru maka kita akan berusaha mempelajarinya. Pendidikan merupakan hal mendasar dari kebiasaan sekelompok orang yang dapat berlangsung sepanjang hayat dan melalui pembelajaran juga dapat meningkatkan pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses bimbingan, latihan, dan atau pengajaran dalam kelangsungan hidup.
Bimbingan menjadi salah satu proses yang dapat dijadikan sebagai cara pencapaian suatu pendidikan. Bimbingan merupakan cara yang dilakukan untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam mencapai kesejahteraan hidup. Salah satu contoh bimbingan adalah dari orangtua untuk anaknya. Orangtua memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang besar untuk pendidikan anak dalam proses belajar. Orangtua mempercayakan sekolah untuk mendidik anak mereka agar mendapatkan pendidikan yang baik. Orangtua yang terlau sibuk dengan pekerjaannya terkadang tidak memperhatikan kebutuhan anaknya. Bahkan di rumah, anak tidak diajarkan pemahaman oleh orangtuanya sehingga anak cenderung malas belajar. Akibtanya proses pembelajaran menjadi terhambat dan dia cenderung berbuat semuanya sendiri, yang menurutnya itu benar. Orangtua yang terlalu sibuk bekerja seharian menjadikan anak kurang perhatian dari orangtunya, kurang tau keinginan anaknya sehingga anak berperilaku semuanya sendiri tanpa ada arahan dari orangtua.
Di tahun 2021 Indonesia terkena dampak yang luar biasa dari adanya virus covid 19 dan dengan hal tersebut pemerintah menerapkan kebijakan Work From Home atau bekerja di rumah. Hal ini tentunya berdampak pada pendidikan di Indonesia, dimana proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang semula dilakukan di sekolah di ganti menjadi School From Home (belajar di rumah). School From Home ini merupakan pembelajaran daring yang pertama kali diterapkan di Indonesia, oleh karena itu banyak masyarakat yang belum mengenal akan adanya penerapan pembelajaran daring tersebut. Hal ini tentunya membuat masyarakat terkejut dan mau tidak mau orangtua siswa harus membagi peranannya dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam kegiatan School From Home banyak siswa yang belum terbiasa dan hal ini tentunya diperlukan pendampingan dalam pelaksanaan SFH, tujuannya agar pengoptimalan belajar pada anak dapat dimaksimalkan dengan baik. Orangtua yang dalam kesehariannya sibuk dengan bekerja di era new normal ini harus meluangkan banyak waktu untuk membimbing putra putrinya belajar di rumah. Selain pendampingan belajar yang dilakukan oleh orangtua maka diperlukan pendampingan belajar secara khusus bagi siswa agar nantinya pembelajaran online dapat berjalan dengan baik. Hal ini tentunya diperlukan partisipasi yang aktif antara siswa, orangtua dan pembimbing.
Di era New Normal sekarang ini banyak orangtua yang sudah memulai aktivitas seperti biasa dan mulai keteteran dalam memberikan pendampingan belajar kepada anaknya. Oleh karena itu banyak dari mereka yang lupa dan tidak sempat dalam memberikan pengawasan dalam hal kegiatan belajar, penggunaan waktu belajar dan pengawasan dalam hal menangani kesulitan belajar anak. Padahal pembagian peran dan waktu (interseksi) dalam sebuah keluarga harus dijalankan dengan optimal di era ini. Implementasi pembagian peran harus dilakukan sesuai dengan prinsip proporsional, dimana orangtua harus menempatkan dan menjalankan tugas serta kewajibannya sesuai dengan porsinya. Melalui pembagian peran tersebut maka tanggungjawab dalam memberikan bantuan dan bimbingan belajar bagi anak sangat penting dalam mendukung proses belajar anak. Orangtua tidak sepenuhnya bisa mengontrol pembelajaran anak, oleh karena itu diperlukan pendampingan belajar secara rutin sebagai sebuah solusi dari adanya pembelajaran daring.
Bagi anak-anak sekolah dasar pembelajaran melalui sistem daring dinilai sangat awam bagi mereka terutama bagi anak-anak yang tidak memiliki akses atau fasilitas dengan teknologi. Walaupun sudah mengenal teknologi sebagian dari mereka masih perlu dibimbing untuk dapat mengikuti kegiatan belajar engan baik. Peran orangtua sangat diperlukan untuk pendampingan belajar namun beberapa orangtua yang kami temui mengalami kesulitan yang sama yaitu tidak akrab dengan teknologi atau sistem daring. Kami berusaha memecahkan masalah tersebut dengan membuka bimbingan belajar dirumah, mempersilahkan dan membimbing mereka untuk belajar bersama dengan membentuk kelompokkelompok kecil untuk memudahkan mereka dalam belajar. Sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas, belajar bersama, saling berdiskusi serta mereka dapat terus belajar dengan baik meskipun diterapkan pembelajaran daring.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.