Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yulia Wulandari

Ramainya Penggunaan Bahasa Gaul di Media Sosial

Eduaksi | Thursday, 24 Jun 2021, 16:26 WIB
Ilustrasi penggunaan media sosial. Sumber : Pixabay

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Bahasa dikenal sebagai alat utama dalam berkomunikasi antar- sesama yang bertujuan untuk menyampaikan pesan agar dapat tersampaikan dengan baik. Bahkan di negara kita Indonesia, kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan nasional yang mempersatukan antar masyarakat mulai dari perbedaan suku,adat dan lain-lain.

Namun, kecenderungan masyarakat khususnya para remaja saat ini telah banyak yang menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari. Bahkan yang lebih parah lagi makin berkembangnya bahasa gaul yang mencampuradukkan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris atau dengan cara memelesetkan bahasa Indonesia.

Ada dua pendapat mengenai bahasa gaul, yaitu pertama, menurut Mulyana, bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari sub-kultur tertentu. Di sini menerangkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang unik yang digunakan oleh sekelompok orang.

Pendapat kedua, menurut Sarwono (2004), bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya diubah-ubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengerti di antara mereka) bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari. Pendapat ini memperjelas bahwa yang menggunakan bahasa tersebut adalah para remaja dan bahasa tersebut akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman.

Sekarang kita sedang berada di zaman modernisasi atau era milenial. Di era ini sudah banyak teknologi komunikasi yang berkembang, salah satunya ialah internet atau media sosial. Media sosial berfungsi sebagai sarana komunikasi praktis dan cepat untuk mengirim suatu kabar berita, seperti facebook, twitter, instagram, dan masih banyak lagi situs-situs lainnya.

Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dari waktu ke waktu menyebabkan perkembangan bahasa menjadi meluas dan juga menimbulkan masalah mengenai etika berbahasa yang baik dan benar. Hal ini didukung dengan mulai munculnya situs jejaring sosial di dunia maya yang digunakan oleh masyarakat yang memudahkan seseorang dalam mengetahui perkembangan bahasa yang ada.

Berikut ini adalah contoh penggunaan bahasa gaul yang kini marak dalam situs jejaring sosial di dunia maya:

A. Bahasa gaul yang berasal dari pelesetan kata bahasa Indonesia

1. santuy , sans merupakan kata dari Santai

2. Jijay merupakan kata dari Jijik

3. Gemay merupakan kata dari Gemas

4. Sotoy merupakan kata dari Sok tau

B. Bahasa gaul yang berasal dari singkatan :

1. Kuper singkatan dari Kurang Pergaulan

2. Bucin singkatan dari Budak Cinta

3. Caper singkatan dari Cari Perhatian

4. Baper singkatan dari Bawa perasaan

5. Halu singkatan dari Halusinasi.

C. Bahasa gaul yang berasal dari kebalikan kata sebenarnya

1. Ngab kebalikan kata dari Bang

2. Kuy kebalikan kata dari Yuk

3. Sabi kebalikan kata dari Bisa

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui, masih banyak sekali kosakata baru dalam bahasa gaul. Dengan adanya penyimpangan bahasa ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dikarenakan kurangnya kesadaran dalam diri untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia negara sendiri. Maka dari itu mari kita membiasakan berbahasa yang baik dan benar baik saat berbicara dan bahkan saat mengirim pesan melalui media sosial.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image