Bila Dibenci Orang Lain
Agama | 2022-04-28 16:02:10Nabi Muhammad Saw, Sang Nabi yang Maksum, masih tidak lepas dari hujatan kaum kafir, tidak luput dari cemoohan orang-orang yang kufur. Mereka masih tega melempar kotoran ke badan Nabi, masih tega meludahi, padahal beliau adalah seorang nabi. Lalu apa balasan Rasulullah kepada mereka? Sungguh menakjubkan, Rasulullah justru memberikan limpahan kasih sayang, membalas dengan budi pekerti yang luhur disertai senyum yang tulus.
Kita yang masih banyak berbuat dosa, masih banyak berbuat khilaf pasti kita akan mengalaminya. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan banyak orang dengan banyak sifat, berbagai karakter dan perilaku yang kadang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kapan itu berakhir? Ya, pasti menunggu setelah mati.
Jangan mengharap dan membayangkan tidak ada tantangan dalam hidup. Lebih penting lagi adalah mempersiapkan jiwa kita untuk menerima segala hal yang tanpa kita duga.
Celaan dan hinaan dalam kehidupan adalah fitrah dan itulah sunatullah. Hidup ini berpasang-pasangan. Ada yang menebar cinta ada yang memendam murka. Ada yang menyimpan rindu ada juga yang menanam duri. Ada pemberi, ada penerima.
Ketika kita dijauhi, dicela dan direndahkan, anggaplah itu sebagai pasangan atas kesabaran dan keistiqomahan. Bukan menjadi beban apalagi membuat depresi.
Celaan dan hinaannya menjadi spirit bagi kita untuk berbuat yang terbaik. Bersyukurlah masih ada penyeimbang dalam kehidupan sehingga kita bisa memahami, mana jalan yang perlu dititi.
Hakekatnya, justru rasa bersyukur yang harus kita perbesar, karena kita "diingatkan" oleh teman. Jangan salahkan mereka karena mereka belum tahu terhadap apa yang mereka lakukan.
Bila ingin menjadi manusia yang tidak biasa, maka doakan teman-teman atau orang-orang yang telah mencela, mencemooh, atau menghina. Doakan dengan kebaikan. Kirim sinyal positif. Balas dengan cinta. Siapa tahu pintu hidayah terbuka lewat kesabaran kita.
InsaAllah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.