Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Odjie Samroji

Menjaga Istiqomah Jika Tidak Hari ini Mungkin Minggu Depan

Guru Menulis | 2025-05-30 08:02:32
Foto Pria Beerusaha Mencari Rezeki | Pixabay

Hari Jumat selalu membawa suasana yang berbeda. Ada ketenangan yang terasa lebih dalam, ada harapan yang tumbuh lebih hangat. Hari ini, izinkan saya, sebagai seorang guru, menyampaikan secuil nasihat sederhana—tentang istiqomah, tentang usaha yang kadang tersendat, dan tentang keberkahan yang tak selalu datang dalam bentuk kemenangan.

Sering kali kita merasa lelah dalam belajar, dalam berjuang, dalam mempertahankan kebaikan. Ada saatnya semangat itu turun, langkah melambat, dan kita mulai bertanya-tanya: “Apa gunanya semua ini kalau aku terus gagal menjaga niatku?” Tapi justru di situlah makna istiqomah hadir. Ia bukan milik mereka yang tak pernah jatuh. Ia milik mereka yang selalu mau bangkit meski goyah, meski malu, meski lambat.

Ada satu kalimat yang saya dengar dari lagu Kita Usahakan Lagi milik Batas Senja, yang terasa sangat membumi: “Jika tidak hari ini, mungkin minggu depan.” Sederhana, tapi menguatkan. Sebab hidup ini bukan perlombaan siapa yang paling cepat sampai, melainkan perjalanan siapa yang tidak menyerah untuk terus melangkah.

Bahkan jika itu berarti harus mengulang dari awal berkali-kali.Kepada kalian yang sedang belajar, yang sedang menghafal, yang sedang berjuang memahami hidup: tenang saja. Allah tahu betapa kerasnya usahamu. Allah melihat air mata yang jatuh diam-diam di malam hari. Allah mencatat setiap niat baik, bahkan sebelum sempat menjadi tindakan.Dan kepada kalian yang merasa belum cukup baik, belum bisa rutin sholat malam, belum kuat menahan amarah, belum lancar dalam bacaan Al-Qur’an—tidak apa-apa.

Ini bukan soal siapa yang lebih dulu menjadi sempurna, tapi siapa yang tetap berusaha menjadi lebih baik, dengan segala keterbatasan.Jumat ini, mari kita tenangkan hati. Mari bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Dan jika hari ini terasa berat, izinkan diri kita untuk berkata dengan lembut: “Aku usahakan lagi. Kalau bukan hari ini, mungkin minggu depan.”Karena tidak ada satu pun pencari ilmu yang dijanjikan jalan yang mudah. Bahkan para nabi dan ulama terdahulu harus melewati malam-malam panjang, penuh keraguan dan ujian, sebelum sampai pada cahaya pemahaman yang dalam. Maka jangan berkecil hati jika engkau merasa belum sehebat orang lain. Ilmu itu bukan untuk disombongkan, tapi untuk melembutkan hati.

Dan istiqomah dalam mencarinya, meski pelan, lebih baik daripada cepat tapi terhenti di tengah jalan.Jangan pernah meremehkan satu huruf yang kau pelajari hari ini. Jangan menertawakan satu ayat yang baru bisa kau hafal dalam seminggu. Sebab bisa jadi, justru dari proses lambat itulah Allah menumbuhkan keikhlasan. Dan bisa jadi, dari perjuangan diam-diammu, Allah sedang menyiapkan jalan yang indah yang belum kau duga. Bukankah Allah tidak pernah melihat hasilmu saja, tapi juga letihnya hatimu yang terus mencoba?Jumat adalah hari penuh doa.

Hari ketika langit seperti lebih dekat kepada bumi. Maka mari kita niatkan kembali: untuk terus belajar, untuk terus memperbaiki diri, dan untuk tidak putus harapan. Jika hari ini langkah kita goyah, mari tetap melangkah. Jika hari ini kita gagal, mari coba lagi. Karena bisa jadi, bukan hari ini. Tapi insyaAllah, minggu depan adalah milik kita milik mereka yang tidak pernah berhenti berusaha.Karena istiqomah bukan garis lurus. Ia adalah perjalanan yang diwarnai jatuh dan bangun. Dan selama niat itu tetap hidup dalam hati, maka insyaAllah, kita sedang berada di jalan yang benar. Semoga Allah berkahi setiap langkah kecil kita. Aamiin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image