Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Annisa

Apa sih Isyraf itu?

Agama | 2021-06-24 00:05:53

Isyraf berasal dari bahasa Arab, artinya melampui batas. Orang berbuat Isyraf disebut dengan musrif. Jamaknya adalah musrifun atau musrifun. Secara secara garis besar Isyraf dapat dipahami sebagai mempergunakan sesuatu yang melewati batas-batas yang patut menurut ajaran Islam (Jasral Washi, 1986:331). Isyraf termasuk perbuatan yang tercela, yang mendatangkan kerugian besar dan tidak disenangi oleh Allah SWT.

Secara bahasa Isyraf berasal dari akar kata اسراف-يسرف-اسرف yang berarti berlebilebihan atau melampaui batas, juga mengandung arti penghamburan yang melebihi batas kewajaran serta mengakibatkan pemborosan. Sedangkan dalam kamus al-Munawwar, asrafa memiliki arti memboroskan, sedangkan Isyraf artinya adalah pemborosan.

Secara terminologi Isyraf adalah melakukan perbuatan yang melampaui batas atau ukuran sebenarnya. Isyraf juga dapat diartikan sebagai suatu sikap jiwa yang memperturutkan hawa nafsu yang melebihi semestinya, seperti terlalu kenyang, berpakaian terlalu glamour dan mewah dan membelanjakan harta dengan cara yang bathil.

Isyraf di bagi menjadi tiga bentuk sifat.

Apa saja sih ketiga bentuk sifat ini?

1. Isyraf yang berkenaan dengan ibadah badaniyyah misalnya wudhu, shalat, mandi, makan, minum dan berpakaian.

2. Isyraf yang berkenaan dengan ibadah maliyyah, misalnya shadaqah, infaq dan wasiyat.

3. Isyraf yang berkenaan dengan pembunuhan.

Namun Syekh Nashir As Sa'di berpendapat bahwa ada beberapa hal yang bisa dikatakan dengan isyraf :

1. Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuh manusia.

2. Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia.

3. Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.

4. Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh masyarakat.

5. Melakukan segala sesuatu yang berlebihan, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan berbagai penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal.

6. Melakukan pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka dengan hal-hal yang bersifat hura-hura.

7. memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara kebutuhan dengan keinginan.

Setelah kita mengetahui apa saja itu isyraf dan bentuk bentuk perbuatan isyraf alangkah baiknya kita menjauhi sifat tercela tersebut, karena hal tersebut sangat di benci oleh Allah SWT dan sangat mirip dengan sifatnya setan. Bahkan berlebihan juga sangat merugikan untuk diri kita sendiri, kita akan mempunyai sikap yang rakus dan dibenci oleh orang sekitar.

Sumber : Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Karim ar-Rahmān fi Tafsir kalam alMannān, (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007 )

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image