BAHASA GAUL DI KALANGAN PELAJAR
Eduaksi | 2021-06-22 23:15:14Seberapa sering kita melihat para generasi muda dikalangan pelajar memakai bahasa gaul dibandingkan dengan bahasa Indonesia?
Tentunya sangat sering!. Hal ini karena bahasa gaul dianggap tren masa kini, para remaja merasa ketinggalan zaman jika tidak menggunakan bahasa gaul. Perspektif ini membawa dampak negatif bagi eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang dimana bahasa indonesia ini berfungsi sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai identitas bangsa.
Lantas bagaimana solusi yang bisa kita lakukan untuk mengatasi maraknya bahasa gaul?
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan yaitu :
1. Perlu adanya usaha pada saat ini yaitu menanamkan dan mengembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disini peran orang tua dan guru sangat penting untuk menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
2. Di perlukan adanya undang-undang kebahasaan, dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diharapkan masyarakat terutama para pelajar Indonesia mampu menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri.
3. Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Dengan begitu para remaja akan akan menggunakan bahasa Indonesia seperti para idola mereka.
4. Meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog.
Demikian solusi yang bisa kita lakukan, mencegah maraknya bahasa gaul merupakan salah satu tugas kita sebagai warga negara, kita harus menjaga serta turut melestarikan bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara langsung orang yang berada didekat kita akan mudah juga terpengaruhi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.