Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ngesti Wardani

Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Eduaksi | Saturday, 19 Jun 2021, 20:24 WIB

Nama: Ananda Cahya Trisna Putri

Nim: 182180102

Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Selain aspek kewilayahan, kesenjangan partisipasi pendidikan pada jenjang menengah dalam konteks sosial-ekonomi juga tampak nyata. Pemerintah perlu fokus berinvestasi di wilayah padat penduduk agar pendidikan merata. Sebelum pandemi Covid-19, pendidikan di Indonesia dihadapkan pada dua masalah serius yang harus ditangani bersamaan: akses yang belum merata dan kualitas yang masih rendah. Kita tak bisa memilih mana di antara keduanya yang harus mendapat prioritas untuk diselesaikan terlebih dulu. Kedua problem kritikal ini harus ditangani simultan dan berkelanjutan karena menyangkut hak dasar setiap warga negara, penduduk usia sekolah, untuk mendapat layanan pendidikan yang bermutu.

Pendidikan bermutu sangat penting dan diperlukan untuk membangun bangsa yang berkualitas, produktif, dan sejahtera yang ditandai oleh dua hal: individual well-being dan quality of people’s life. Pada masa pandemi, kedua masalah itu menjadi kian kronis dan kompleks sehingga memerlukan kebijakan terobosan dan strategi penanganan yang tepat untuk mencegah dampak negatif jangka panjang di masa depan.

Banyak tindakan darurat yang diterapkan oleh pemerintahan di berbagai negara untuk memutus rantai penyebaran virus Corona, termasuk pemerintah Indonesia. Salah satu kebijakan darurat yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan mengeluarkan arahan untuk merubah sistem pembelajaran di semua instansi pendidikan. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan secara daring dari rumah sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Kemajuan teknologi internet disatu sisi telah memudahkan umat manusia untuk berinteraksi tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Dalam sistem pendidikan sekarang, berkembangnya ideologi pasar merupakan konsekuensi dari kebijakan sistem Pemerintahan Indonesia yang berpihak pada kapitalisme global. Pemaksaan penerapan hukum Neoliberalisme pada dunia pendidikan, berdampak pada liberalisasi pendidikan. Banyak yang berekspektasi bahwa datangnya virus Corona membawa berkah berupa terwujudnya tatanan Sosialisme di dunia. Optimisme ini terbangun karena melihat bahwa ekonomi dunia sedang menghadapi keruntuhan. Corona membawa tekanan ekonomi yang mengharuskan tatanan kapitalisme lama untuk runtuh. Namun, ditengah wabah virus Corona ini nyatanya praktik pendidikan di Indonesia tak juga menyenangkan. KBM hanya sekedar dipindahkan dari yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka di kelas nyata, sekarang bertatap muka via gawai di kelas maya dengan jumlah murid yang sama. Tugas sekolah atau perkuliahan yang sebelumnya diberikan di kelas dan dikumpulkan di meja guru, sekarang dikumpulkan via email atau media sosial sang guru. Uang yang biasanya digunakan untuk ongkos transportasi ke sekolah, sekarang digunakan untuk membeli kuota internet yang lebih besar agar mampu mengikuti pembelajaran daring tanpa 'lemot'.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image