Mengembangkan Pemahaman Negara: Genesis For The Acme
Eduaksi | 2021-06-09 21:14:40Pengembangan paham negara diperlukan untuk mendapatkan suatu puncak tertinggi, dan juga dari pemahaman strategi itu melahirkan sebuah permulaan yang mengarah ke puncak tertinggi maka dari itu tujuan pengembangan paham negara ini adalah GENESIS FOR THE ACME. Genesis dalam arti kelahiran atau permulaan/Asal dan Acme adalah puncak tertinggi jika di simpulkan maka artinya ialah Permulaan untuk puncak tertinggi.
Sebelum kita melakukan perjalanan atau proses dari genesis atau permulaan ke Acme atau puncak tertinggi maka kita perlu mengembangkan pemahaman. Untuk mendapatkan puncak tertinggi dalam bernegara maka kita perlu melakukan suatu proses pembelajaran akan perkembangan pemahaman negara, nah untuk proses pembelajaran seperti apa yang kita perlukan untuk mencapai puncak tertinggi dalam bernegara lingkup makro dan mikronya?
Jelas untuk mencapai suatu puncak tertinggi dalam bernegara maka kita perlu memahami apa itu Negara, paham seperti di dalam negara itu? Atau apa sebenarnya Negara itu?. Nah keluar dari pertanyaan itu maka kita harus tau dulu paham-paham seperti apa yang ada disuatu negara. Ada banyak pemahaman-pemahaman di dunia ini misalkan paham Ideologi seperti Komunisme, Kapitalisme, Liberalisme, Sosialisme, Nasionalisme, Fasisme, Demokrasi, Pan-Islamisme, Marhaemisme dan lain-lain.
Jika melihat dari ideologi dunia ketika di disimpulkan dalam arti luas maka kita akan menemukan 3 paham yang mengatur sistem dunia dan sistem paham ideologi itu ialah Paham Ideologi Sosialis, Kapitalis dan Komunisme. Kenapa Cuma 3 yang ada jika di simpulkan? Mungkin ini akan menimbulkan suatu perbedaan namun menurut saya hanya 3 karena di dunia ini dijalankan oleh sistem yang di mana hubungan antara manusia dengan lainnya tertumpuk dalam satu kepemimpinan atau kepemilikan tunggal yang dihimpun dalam satu wadah atau komunitas.
Kembali ke masalah awal yaitu mengembangkan paham negara untuk mencapai puncak tertinggi maka kita akan memfokuskan paham negara di mana tempat kita bernegara yaitu Negara Indonesia, berbicara tentang paham atau ideologi negara Indonesia maka kita akan menemukan yang namanya PANCASILA. Ya Pancasila adalah ideologi negara kita Indonesia, Pancasila terdiri dari 5 point atau 5 sila di mana dari 5 sila tersebut yang merupakan inti dari pemahaman negara Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan lima sila itu jika kita kembangkan dalam artian pemahaman, maka kita akan mendapatkan arti yang paling benar dari Pancasila itu tersebut. Nah disini kita akan lebih mengembangkan pemahaman kita akan Pancasila itu, dari yang pertama yaitu Ketuhanan yang maha esa, dilambangkan dengan bintang yang terletak ditengah perisai dada Pancasila.
Ketuhanan yang maha esa jika kita kembangkan lagi pemahamannya maka kita bisa menemukan arti sebenarnya dari kata Tuhan Yang Maha Esa dalam bernegara, sebelum mengembangkan pemahaman kita sebelum mari kita liat Butir-butir pengamalan Pancasila berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978
Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, nah butiran pengamalannya adalah dengan Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab kemudian Hormat menghormati kemudian bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya dan juga tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Untuk Sila ke dua Kemanusiaan yang adil dan beradab pengamalannya adalah Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia, saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Di sila ke tiga yaitu Persatuan Indonesia pengamalannya ialah menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara kemudian Cinta tanah air dan bangsa. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Di sila ke empat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan pengamalannya ialah Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan, dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah, Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur kemudian Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Untuk sila terakhir Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ialah dengan mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong, bersikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang lain, menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, tidak bersifat boros, tidak bergaya hidup mewah, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras, menghargai hasil karya orang lain dan bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Ketika kita sudah memahami tentang pengamalan Pancasila yang merupakan paham negara kita dan kita sudah melakukan pengamalan itu maka untuk mencapai puncak dari negara ini kita harus bisa lebih mengembangkan pemahaman kita akan paham negara ini agar negara Indonesia ini menempatkan puncak tertinggi setelah mengalami beberapa proses sejarah.
Dengan mengembangkan pemahaman kita misalkan ketika kita sudah mengetahui pengamalan Pancasila maka kita perlu untuk mendalami lagi apa sebenarnya kebenaran yang paling benar dalam pemahaman Pancasila ini, contoh misalkan kita sudah melakukan pengamalan Pancasila di sila pertama yaitu Ketuhanan yang masa esa seperti Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab kemudian Hormat menghormati kemudian bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
Dari apa yang sudah kita amalkan ini lebih baiknya kita pahami kembali lebih dalam melalui pengembangan pemahaman kita sendiri akan apa itu Pancasila. Jika kita sudah mengetahui pemahaman yang paling dalam pada sila itu maka kita akan menemukan yang namanya keadilan dan kedamaian di atas beragamnya kepercayaan yang ada dan jelas jika sudah tidak ada lagi perpecahan atas nama kepercayaan maka yakinlah bahwa kita sebagai Negara Indonesia sudah menempatkan posisi di puncak tertinggi setelah melalui proses permulaan dengan mengembangkan lagi pemahaman kita akan apa itu negara serta pemahamannya.
Bukan hanya dari sila pertama yang kita bisa kembangkan lagi pemahamannya berdasarkan landasan yang ada tetapi semua nilai-nilai yang ada di Pancasila bisa juga dikembangkan, misalkan dari Kemanusiaan yang adil dan berada, jika kita sudah bisa mengembangkan pemahaman kita akan pengamalan itu tersendiri maka kita akan bisa menjadi manusia yang lebih beradab dan adil di tengah zaman yang penuh permasalahan duniawi ini. Jelas ketika itu sudah terjadi maka kita bisa menjadi yang berada di puncak.
Selebihnya pun semua nilai-nilai Pancasila bisa dikembangkan sesuai pemahaman kita yang berlandaskan dasar yang sudah ditetapkan. Contoh saat kita sudah berada di posisi untuk mengamalkan sila ke lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia maka kita harus bisa lebih mengamalkan apa itu penyebab keadilan atau dalam arti lain kita bisa menjadi sumber dari keadilan itu sendiri agar keadilan yang di harapkan terjadi kemudian puncak tertinggi kan kita tempati.
Pemahaman bukan sekedar dipahami dan di amalkan saja melainkan perlu di kembangkan dan dirawat serta dilaksanakan seterusnya agar pemahaman yang sudah ada tidak akan luntur dengan perubahan zaman. Kemudian kita bisa lebih memberikan efek yang sangat besar dalam menempati puncak tersebut dengan proses yang melalui permulaan yang tepat benar dan baik. Jika pemahaman ini sudah dikembangkan maka kita sudah melakukan permulaan untuk mendapatkan puncak tertinggi atau GENESIS FOR THE ACME telah berjalan.
Oleh : Rival Laosa
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kader IMM FISIP UMJ
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.