Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image olivia e

Pentingnya Melek Investasi sejak Dini

Gaya Hidup | 2021-06-07 14:41:25

Kustodian Sentral Efek Indonesia menunjukkan bahwa pada pertengahan 2020, jumlah investor generasi muda meningkat sebanyak 50% dari tahun sebelumnya. Tren investasi saham di kalangan milenial cukup meningkat pesat sejak awal pandemi hingga saat ini. Berbicara tentang investasi bukan lagi hal yang asing bagi kita semua. Ketertarikan orang untuk berinvestasi meningkat dari waktu ke waktu karena teknologi yang semakin canggih membuat aksesbilitas berinvestasi menjadi lebih praktis.

Keputusan saya untuk terjun di pasar saham berawal dari kesadaran untuk meningkatkan peluang dalam meraih kebebasan finansial. Bukan lagi kita yang bekerja untuk uang, namun uang yang bekerja untuk kita. Investasi terdiri dari berbagai macam jenis, mulai dari tanah, properti, pasar saham, crypto, forex, dan sebagainya. Ada banyak waktu yang dapat kita gunakan di usia produktif ini untuk belajar dan mengembangkan investasi. Bagi saya, investasi adalah sebuah proses pembelajaran sehingga semakin cepat memulainya maka insting untuk menjadi investor yang baik akan semakin cepat pula.

Pengenalan saya dengan bursa saham diawali oleh kebiasaan melihat aktivitas ayah yang sibuk melihat monitor berisi grafik lalu bisa menghasilkan uang dengan begitu saja. Dulu, saya belum tertarik untuk bermain saham karena melihat resiko yang didapatkan oleh ayah saya juga cukup tinggi. Saya merasa orang-orang yang bermain saham adalah orang-orang yang tidak bisa tenang dalam hidupnya karena kesabarannya diuji terus-menerus. Namun, pandangan saya berubah ketika saya memasukki bangku SMA. Sebelum terjun dalam pasar, ada baiknya mempelajari fundamental dan analisa dasar agar tidak salah persepsi terhadap cara kerja pasar saham.

Saya sendiri berinvestasi di pasar saham sejak usia 17 tahun. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Apa lagi di usia kita yang masih terbilang muda, ada baiknya kesempatan untuk belajar terus dimanfaatkan. Never ending improvement! Nah, untuk mempelajari lebih lanjut, hal pertama yang perlu kita ketahui adalah definisi saham terlebih dahulu. Saham ialah suatu tanda penyertaan modal atau kepemilikan dalam suatu perusahaan tertentu.

Nah, pasar saham itu adalah wahana dimana dilakukan sebuah transaksi perdagangan saham. Pasar saham ini memfasilitasi antara pihak yang membutuhkan pendanaan (perusahaan) dan pihak yang mempunyai dana (investor). Sama kok seperti pasar tradisional yang kita tau, di sana ada penjual dan pembeli juga, serta kegiatan tawar-menawar. Ada barang yang banyak sekali pembelinya, ada barang yang justru sepi peminatnya. Hal itu pun terjadi pula di pasar saham.

Dalam transaksi jual beli saham, kita perlu sekuritas. Sekuritas adalah perusahaan yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai pihak perantara pedagang efek, pihak penjamin emisi efek, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan pengawas pasar saham. Jadi, kita tidak bisa langsung membeli saham pada perusahaan publik yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa adanya perusahaan sekuritas. Untuk itu, perusahaan sekuritas menjadi pihak perantara antar investor dan perusahaan yang melakukan kegiatan jual beli saham di BEI.

Ada banyak anak muda sekarang yang berusia sekitar 20 tahunan beranggapan bahwa memulai investasi harus memiliki modal yang cukup besar dan dilakukan nanti saja ketika ada sisa dari penghasilan tetap yang ia miliki. Padahal realitanya, menyisihkan sedikit uang untuk diinvestasikan di usia muda adalah suatu kepentingan untuk jangka panjang.

Dengan kata lain mempermudah urusan keuangan di masa depan. Bahkan saat ini investasi modern bisa melakukan transaksi yang relatif rendah yaitu sekitar 100 ribu. Keuntungan dari beli saham ini bisa kita dapatkan melalui dua cara, yaitu adanya capital gain dan dividen. Capital gain ialah keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset modal dimana harga jual melebihi harga pembelian investasi. Sedangkan dividen ialah pembagian laba untuk pemegang saham berdasarkan saham yang ia miliki.

Bagi mahasiswa, investasi saham yang bisa dilakukan mungkin lebih cocok yang fokus kepada long-term, bisa disimpan hingga 10 tahun dari sekarang. Oh iya, kalau kamu mau melakukan short-term juga bisa kok, namanya trading. Konsep trading itu buy low, sell higher, and do all over again.

Oleh karena itu, trader lebih sering pakai analisa teknikal daripada analisa fundamental. Buat kalian yang sibuk, mungkin trading terbilang kurang cocok karena kita harus liatin monitor terus-menerus demi mantengin harga dan berita terbaru tentang saham tersebut, tetapi apabila ada banyak luang, maka trading pun menjadi pilihan yang tepat untuk mendapatkan penghasilan dengan rentang waktu yang cepat.

Berbeda dengan investasi, investasi itu butuh kesabaran karena strateginya lebih ke menumbuhkan kekayaan dalam jangka waktu panjang, bisa bertahun-tahun lebih hingga berdekade. Namun, di balik keuntungan yang ada, kita tetap perlu mempertimbangkan resiko yang akan terjadi. Resiko disebabkan oleh faktor kebijakan pemerintah, bencana alam, berita buruk, dan sebagainya.

Banyak hal-hal seru yang bisa kita lakukan saat masih muda. Kalau biasanya kita sering menghamburkan uang untuk hal-hal yang kurang penting, cobalah secara perlahan untuk menyisihkan uang itu untuk keperluan jangka panjang dan bukan kesenangan semata dengan cara menginvestasikannya.

Modal untuk berinvestasi bisa diawali dengan menyisihkan 10% dari uang jajan atau penghasilan tetap kamu jika sudah ada. Nah, sisanya 90% pakai sesuai kebutuhanmu. Konsep membaginya adalah prioritaskan investasi terlebih dahulu lalu sisanya digunakan untuk keperluanmu sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak berinvestasi.

Perlu disadari bahwa hal menyisihkan uang akan terasa lebih sulit ketika dilakukan sekitar 10 tahun ke atas dari usia kita yang sekarang karena tentunya akan ada banyak kebutuhan dan kewajiban yang jauh lebih banyak. Tak hanya itu, nilai mata uang pun akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Dengan demikian, dengan adanya tanggung jawab menyisihkan uang untuk investasi sejak muda, secara tidak langsung kita juga belajar megelola keuangan dengan lebih efektif.

“Never depend on a single income. Make an investment to create a second source.” -Warren Buffet

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image