Adab Bagi Penuntut Ilmu, Pentingya Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh
Agama | 2021-06-01 10:17:58Guna memberi bekal dan motivasi kepada penuntut ilmu dalam berdakwah, serta mencontoh langkah-langkah ulama terdahulu dalam menuntut ilmu, PP. Daar Hafshah Binti Umar dan PP. Daarul Faruq Kota Batu bekerja sama dengan Yayasan At-Turats Al Islamy Yogyakarta mengadakan kuliah umum tentang adab bagi penuntut ilmu, pentingnya mempelajari Fiqh maupun Ushul Fiqh..
Acara ini menghadirkan pakar dalam bidangnya dari Negeri Yaman, yaitu Dr. Labib Najib Abdulloh Ghalib Al-Yamani, lulusan doktoral dari Jamiâ ah Al-Qurâ an Al-Karim wa Al-Ulum Al-Islamiyyah, Sudan dalam bidang Fiqih Islam dengan predikat Mumtaz. Selain itu juga ada Syaikh Muqri Jihad Muhammad Ahmad al-Hadramy (pakar ilmu Qiro'at 'Asyroh). Dan Syaikh Muhammad Husain (Pakar Ilmu Qur'an)..
Pada hari Sabtu, 29 Mei 2021 pukul 10.30 acara pembukaan kuliah umum dimulai dengan sambutan dari mudir ma'had PP. Daar Hafshah Binti Umar dan PP. Daarul Faruq, yaitu ustadz Farhan Faishal Thalib Lc M.Pd.I,
Lalu dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama dari Syaikh Dr. Labib, beliau menekankan bahwa sesuatu yang paling sulit dibuat bukan roket, namun seorang tholibul ilmi/da'i, karena itu tugas yang tidak mudah untuk menjadikan seorang benar-benar tholibul ilmi. Namun itu semua dapat diciptakan dari sebuah tempat yang mempelajari Al-Qur'an dan Al-hadist.
Kehadiran tholibul ilmi sangat dinanti" oleh masyarakat.
Derajat hafidz Qur'an lebih tinggi dibandingkan dokter, ahli ekonomi, dll. Sebab menyampaikan wahyu/petunjuk.
Barang siapa yang menempuh jalan mununtut ilmu, maka dimudahkan jalannya menuju surga,
Sebaik"nya diantara kalian ialah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya,
Menegakkan hukum" yang tertulis di Al-Qur'anul karim,
Ahli Al-Qur'an akan mendapatkan kemuliaan,
Akan memetik hasilnya di akhirat nanti.
Disamping mempelajari Al-Qur'an juga diwajibkan untuk mempelajari ilmu fiqh dan sesuai madzhab di negeri kita. Sebab ada beberapa ibadah yang tidak sah, apabila tidak menerapkan ilmu fiqh.
Di sisi lain, jangan menjadi tholibul ilmi yang keras, namun berlemah lembutlah kepada umat islam (agar ilmu dapat diterima).
Ilmu itu sangat luas, mulai dari awal hidup hingga kematian seseorang, belum tentu dapat menguasai semua ilmu. Jadi yang didapatkan harus benar" dipahami.
Jangan sombong atau ta'ajub pada diri sendiri.
Frekuensi Ilmu itu ada 3 jengkal: Jengkal pertama akan menyombongkan diri. Kedua, sifat sombong hilang, akan tumbuh tawadhu' kepada yang lain. Ketiga, bertambah ilmunya lagi bertambah tawadhu'nya sehingga ia mengetahui bahwa dirinya adalah orang yg jahil, oleh karena itu tetap rendah hati diantara kita, jangan menyombongkan diri dan meremehkan ulama" terdahulu dengan alasan tidak berdalil. Bisa jadi mereka yang lebih banyak ilmunya mempunyai puluhan dalil. Akhir wasiat beliau diulang 3x. "Tuntutlah ilmu, carilah ilmu, carilah ilmu". Barang siapa yang ingin kebaikan (dunia), maka hendaknya mencari ilmu (akhirat). Barangsiapa yang ingin kebaikan (akhirat) hendaknya mencari ilmu akhirat- imam Syafi'i.
Lalu dilanjutkan sesi tanya jawab.
Pertanyaannya: bagaimana kita menjawab jika ilmu ushul fiqih itu tidak penting bagi wanita?
Ilmu ushul fiqih sangat penting untuk dipelajari bagi kaum laki" maupun perempuan
Yang dari ilmu ushul fiqih dapat mengambil hukum /menjelaskan hukum/fatwa tertentu,, yang bersumber dari Al-Qur'an dan as-sunah,
Sebab dari Al-Qur'an dan as-sunah belum tentu kita dapat memahami hukum Allah. Artinya tidak serta merta Hafidzul Qur'an mengambil dalil dari Al-Qur'an tanpa ilmu ushul fiqh.
Ilmu Ushul Fiqh & fiqh sangat berkaitan.
Ilmu fiqih tidak bisa dipahami begitu saja tanpa ilmu ushul fiqih.
Jadi tidak bisa dipahami apa perkataan fuqoha /tidak akan mengusai ilmu fiqih apabila tidak belajar ilmu ushul fiqih,
Sebab dianjurkan belajar ilmu ushul fiqih terlebih dahulu.
Di dalam ilmu fiqh dalil tidak hanya (Al-Qur'an dan As-sunnah), namun juga qiyas, istihsan, ijmak, dll.
Inti perkataan dari Imam Suyuthi. Beliau sangat menganjurkan untuk belajar Ushul Fiqh untuk memahami 3 poin penting.
1. Apa itu adillah ijmaliah,
2. Bagaimana keadaan seorang mujtahid,
3. bagaimana mengambil ijtihad,
Kitab waraqaat, kitab rekomendasi untuk ilmu ushul fiqh.
Pertanyaan selanjutnya dari santri:
Apakah mempelajari fiqh madzhab bertentangan dengan fiqh dalil, sebab ada beberapa sentlingan opini jika mempelajari fiqh madzhab itu bisa jadi fanatik?
Jika ada yang berasumsi, Fiqh madzhab tidak seperti fiqh dalil itu salah pemahaman, telah berburuk sangka kepada para imam madzhab tsb, sebab mereka memiliki sikap wara' atau kehati"an (bukan hanya takut terjatuh dalam perkara haram, namun juga yang makruh)..
Tidak ada madzhab yang berdiri tanpa dalil.
Tidak ada kaitannya antara fanatisme dengan mengikuti madzhab.
Tidak boleh mengikuti madzhab berdasarkan keringanan.
Lalu dilanjutkan pemaparan materi kedua oleh Syaikh Muhammad Al-Yamami .
Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, bersifat sabar, karna cukup banyak dari pada yg menuntut ilmu dan jatuh mundur ke belakang, barang siapa yang bersabar dan terus berusaha, kelak akan mendapatkan kemenangannya.
Al istimraar, terus menerus dengan waktu yang panjang, bukan berarti 1, 2 tahun selesai perkaranya, harus istiqomah belajar imu syariat.
Tholibul ilmi benar" memiliki tanggung jawab untuk mendakwahkan kegelapan. Harus menyampaikan apa yg kita tau kepada yang tidak tau, walaupun hanya sedikit.
Lanjut materi ketiga oleh Syaikh Jihad
Sebaik-baik ilmu adalah ilmu Al-Qur'an dan yang berhubungan dengan Al-Qur'an (ilmu sanad, qiraat, tilawah).
Ilmu Al-Qur'an dapat dipelajari dengan 2 cara:
1. Seorang guru yang baca kemudian didengar oleh muridnya.
2. Seseorang murid yang baca kemudian didengar oleh gurnya.
Pentingnya sanad ketika mempelajari ilmu Al-Qur'an sesuai dengan perkataan Imam Al-Jazary. "Bahwa mengambil ilmu Al-Qur'an dari para guru dengan tajwid adalah lazim".
Sanad dalam belajar ilmu Al-Qur'an dapat bersambung kepada para tabi'in, kemudian sahabat, Rasulullah, jibril kemudian bersambung pada Allah Ta'ala, itu merupakan suatu kemuliaan.
Ilmu yang berkaitan dengan Qur'an ini amat penting, berkaitan dengan ilmu fiqh, khususnya madzhab syafi'i..
Harus punya semangat yang kuat untuk belajar bahasa Arab, dengan begitu dapat lebih mudah untuk memahami Al-Qur'an.
Cukup dengan akhlak memperlihatkan kita bahwa kita tholabul ilmi.
Kita membawa Al-Qur'an dan akhlak kita, yang membuat kita mulia,
Bagaimana dia berakhlak, bukan hanya dari segi ilmu
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.