Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Apani Padli Maulana

Kesenjangan Sosial di Tengah Arus Modernisasi

Eduaksi | 2021-05-31 02:00:28
Ilustrasi kesenjangan sosial

Pada dasarnya kesenjangan sosial merupakan kondisi dimana ada ketidak seimbangan dalam suatu kehidupan dimasyarakat baik itu secara personal maupun kelompok, yang dimana seringkali terjadi ketidakadilan dalam suatu hal yang bersangkutan dengan ketidak nyamanan, perlakuan menyimpang, tidak peduli satu sama lain dan bahkan sampai pada perlakuan yang melanggar HAM. Ini mungkin menjadi persoalan penting bahwasanya di tengah arus modernisasi pada saat ini tidak sedikit dari seseorang yang rendah dalam artian tidak memiliki etika dan moralitas sehingga rendahnya rasa simpati dan emapati terhadap sesama.

Pada umumnya di zaman era modern seperti sekarang ini yang lebih condong terhadap perkembangan teknologi informasi, industrialisasi dan segala bentuk perubahan sistem ekonomi,politik, sosial budaya serta kebiasaan dari pada masyaraka, yang justru ini menjadi dampak buruk bagi masyarakat pada era modern saat ini. Dapat dicontohkan sebagai wujud krisis kemanusiaan dari pada masyarakat di era modern saat ini yakni munculnya sifat individualis ( mementingkan diri sendiri ) yang berdampak kepada krisis moralitas dan etika terhadap sesama manusia. Nurcholish Madjid mengatakan, Era modern saat ini yang dinahkodai oleh sistem teknologi informasi dan industrialisasi yang zakliijk ( terbatas pada urusanya sendiri ) dan tak kenal pribadi karena mengejar untung yang setinggi-tingginya yang menyebabkan tumbuh kembangnya kepribadian ketidak-manusiawian. Dari sini mungkin akan timbul kepribadiaan seseorang yang lebih fokus terhadap dirinya sendiri tanpa harus mementingkan orang lain yang ini sudah menjadi potret nyata pada era modern saat ini.

Tidak hanya menyangkut tentang persoalan itu, sebagaian besar masyarakat yang dianugerahi kekayaan harta berlimpah dan hidup serba kebutuhan malah justru tidak memanfaatkanya harta mereka untuk kepentingan orang lain. Dari sini mungkin dapat digambarkan bahwasanya sebagian besar masyarakat dengan segala serba ketercukupan malah justru menempatkan harta bendanya sebagai salah satu sarana kebahagiaan dan kesenanganya tersendiri tanpa sedikitpun rasa peduli terhadap orang lain.

Di tengah-tengah masyarakat modern dewasa ini telah terkondisi sifat egosime, disfungsional dan penurutan hawa nafsu terhadap harta benda kekayaanya masing-masing. Dapat dicontohkan seperti halnya banyak sebagian orang yang kurang beruntung dalam segi ekonomi yang menyebakan mereka jadi terlantar dijalanan (pengemis), bahkan dizaman sekarang muncul yang dinamakanya manusia silver, lalu pengamen dijalanan yang semua diantara mereka butuh dari kita rasa empati dan simpati untuk kita menyisihkan sedikit rizkinya namun hal itu sangatlah berat dilakukan, padahal ini hanya sebagian contoh kecil dari rasa perikemanusiaan namun sangat sulit untuk dilakukan. Kembali lagi kepersoalan harta benda, bahwasanya sebagian besar masyarakat terlalu cinta akan dunia dan harta benda yang mereka miliki tanpa harus melakukan kebaikan walau sekecil apapun.

Arus modernisasi kini menjadi persoalan penting dewasa ini, ketika kita di tuntut untuk mengikuti segala arus perkembangan zaman yang segala halnya bisa didapatkan dengan instan dan segala kebutuhan bisa mudah didapatkan, namun tidak semua orang dapat merasakan akan hal itu, banyak diantara masyarakat yang masih kurang beruntung untuk merasakan nikmatnya perkembangan era modernisasi ini. Oleh karena itu tingkatkan rasa perikemanusiaan kita terhadap sesama, janganlah kita terlarut dan terjerumus oleh perkembangan zaman yang itu bisa berdampak kepada sifat individualis dan konsumeristis ( menempatkan harta benda satu-satunya sara kebahagiaan), lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun janganlah cenderung terhadap sifat individualis dan kosumeristis, karena pada hakikatkanya kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa memerlukan bantuan orang lain.

Oleh : Apani Padli Maulana

Mahasiswa Kesejahteraan Sosial FISIP UMJ

Kader IMM Komisariat FISIP UMJ

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image