Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yoga Firman Firdaus

Kontra(a)diktif

Sastra | Sunday, 30 May 2021, 20:46 WIB

Aku telah temu musim penghujung

Kita adalah ketidaksesuaian yang berakhir sesuai dengan skenario sang Maestro Agung.

Berharap bahagia adalah topik yang didamba pada setiap epilog cerita.

Namun, tidak dengan kita, yang sekedar pernah bersanding

lalu ditutup dengan paragraf Sad Ending.

Aku terlampau masuk kelas Sejarah,

sedang kau lebih menyukai Fisika.

Kau senang menghafal rumusan kebahagiaan dan bereksperimen perihal hati.

Sedang aku terlalu analisis pada setiap kenangan yang terjadi.

Akhirnya kau mencoba meracik kenyamanan baru

Dan aku tiada lain hanya bisa menelisik masa lalu dengan haru.

Aku terlampau kecanduan minuman "Anggur Merah",

Dirimu adalah spesies pengidap enofobia paling parah.

Aku terlampau jatuh luruh bersama dedaunan,

Dirimu berprofesi sebagai tukang sapu jalanan.

Kita adalah benturan takdir yang saling bertubrukanâ

saling menghantam pada setiap dinding perasaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image